Mo Chiwei menatap lekat-lekat wajah Tang Xinyan, yang kini sedang mabuk. Tang Xinyan memakai riasan ringan dengan perona pipi. Sepasang matanya yang indah terlihat berkaca-kaca dan sangat menawan.
Tang Xinyan menunggu jawaban Mo Chiwei sambil memiringkan kepalanya. Karena Mo Chiwei tidak kunjung menjawab, Tang Xinyan pun cemberut. "Ternyata kau juga tak menyukaiku. Apakah aku seburuk itu?"
Tang Xinyan berdiri tegak. "Bukankah tubuhku seksi?" Ia mengangkat wajahnya lagi dan terus mengoceh, "Aku juga terlihat cantik, tapi mengapa kau tak menyukaiku? Mengapa dia juga mengkhianatiku?"
Tang Xinyan berjalan mendekati pria jangkung itu. Ia ingin meraih kerah kemejanya dengan kedua tangannya. Ia sudah berjinjit, namun masih tak bisa meraih kerah kemeja Mo Chiwei.
Ia sangat kesal. Ia melingkari leher Mo Chiwei dengan kedua tangannya dan menggantungkan seluruh beban tubuhnya pada Mo Chiwei.
Mo Chiwei menahan dirinya untuk melempar Tang Xinyan ke lantai. Ia menundukkan kepalanya dan menatap Tang Xinyan dalam-dalam. "Jangan bertingkah konyol di depanku."
Tang Xinyan mengedip-ngedipkan matanya. "Apakah aku terlalu kasar? Aku tahu aku sangat keras kepala dan juga mandiri, tapi itu hanya sisi luarku. Sebenarnya, aku sangat lembut seperti gadis-gadis lainnya. Kalau kau suka wanita lembut, nanti aku akan bersikap lembut padamu..."
Mo Chiwei melayangkan tatapan dingin pada Tang Xinyan. "Aku bukan suamimu."
"Sepertinya suamiku tidak setampan dan setinggi kau... Kalau aku mau membalas dendam padanya, aku harus mencari seorang pria yang lebih kuat darinya..."
Mo Chiwei menyingkirkan tangan Tang Xinyan dari lehernya. "Aku tidak mau menjadi korban dalam rencana balas dendammu."
Mo Chiwei tidak mau berbicara dengannya lagi. Ia berbalik badan dan berjalan keluar.
Tapi Tang Xinyan mengejarnya.
"Bukan korban. Setelah kembali ke industri hiburan, aku bisa menghasilkan banyak uang. Begitu ada uang, aku bisa menggajimu."
Mo Chiwei terdiam, dan sorot matanya menjadi semakin dingin.
Tang Xinyan tidak menyangka bahwa Mo Chiwei tiba-tiba akan terdiam seperti ini. Hidung mancungnya membentur punggung Mo Chiwei.
Ia menggosok hidungnya dengan lembut. "Punggungmu sangat keras."
Suaranya sangat lembut seperti suara anak kecil.
Mo Chiwei merasa bahwa sifat wanita ini sangat berbeda ketika dia mabuk.
....
"Xinyan."
Tang Xinyan telah pergi ke kamar mandi sejak tadi dan belum kembali sampai sekarang. Ji Jing pun khawatir dan pergi mencarinya.
Ketika melihat pria tampan dengan ekspresi wajah yang dingin di depan Tang Xinyan, Ji Jing tertegun.
Pria itu adalah teman Chi Zhiheng, bos perusahaan media yang terkenal. Ji Jing pernah bertemu dengan pria itu di Perusahaan N.E.
Ji Jing menyapa Mo Chiwei dengan sopan, "Halo, Presiden Mo."
Mo Chiwei mengangguk dengan acuh tak acuh. Ia melangkah pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Tang Xinyan melihat Mo Chiwei melangkah pergi. Begitu ia hendak menyusul, Ji Jing cepat-cepat meraihnya. "Xinyan, apakah kau kenal dengan Presiden Mo?"
"Presiden Mo?" Tang Xinyan menunjuk punggung pria yang berjalan meninggalkan lorong kamar mandi itu. "Bukankah dia bekerja sebagai itu...?"
"Sebagai apa?"
"Ya, gigolo…"
Tubuh Ji Jing tiba-tiba bergetar. Untungnya, Mo Chiwei sudah pergi jauh, kalau tidak, Tang Xinyan pasti sudah mendapat masalah besar.
Meskipun mereka tidak tahu banyak hal tentang Mo Chiwei, sejak bertemu dengannya, mereka langsung tahu bahwa mereka tidak mampu memprovokasinya.