Tang Xinyan dan Ji Jing minum terlalu banyak anggur merah, jadi mereka tidak bisa menyetir mobil sendiri. Ji Jing menelepon asistennya dan memintanya untuk menjemput mereka.
Setelah membayar tagihan makanan dan minuman, mereka berdua menunggu di lobi hotel.
Saat masih menunggu asistennya datang, Ji Jing menerima telepon. Awalnya dia bersandar di bahu Tang Xinyan dengan santai, tapi setelah menerima telepon, raut wajahnya berubah drastis.
Tang Xinyan melihat Ji Jing berdiri dari sofa. Ia meraih tangan Ji Jing dan bertanya, "Ada apa, Kak Ji?"
"Feng Qu bermesraan dengan pria lain dan difoto oleh para paparazi."
Ji Jing adalah manajer Feng Qu. Feng Qu menjadi bintang terkenal di usia muda, dan Ji Jing selalu khawatir tentang masalahnya.
"Xinyan, kau tunggulah asistenku di sini. Aku akan naik taksi dan pergi untuk menangani masalah ini."
Tang Xinyan langsung mengangguk. "Tangani saja urusan Feng Qu lebih dulu. Kau tidak perlu khawatir tentangku, aku akan pulang dengan hati-hati."
Ji Jing mencubit wajah Tang Xinyan yang memerah. "Xinyan, kau adalah artis yang paling patuh padaku." Ia tersenyum dan bergumam pasrah, "Tapi kau juga tak peduli dengan ketenaran dan kekayaan."
Di puncak karirnya, Tang Xinyan tak ragu untuk keluar dari industri hiburan dan diam-diam menikahi Fu Sichen. Sebenarnya, tak semua orang bisa melakukan hal yang berani seperti Tang Xinyan ini.
Setelah Ji Jing pergi, Tang Xinyan menerima telepon dari asisten Ji Jing, Xiaohe. Ternyata Xiaohe memiliki urusan yang mendesak, jadi dia tidak dapat menjemput Luo Anning.
Tang Xinyan mengambil tasnya dan berjalan keluar dari lobi hotel dengan terhuyung-huyung.
Sekarang sudah memasuki akhir musim gugur, dan angin malam terasa sedikit sejuk. Tang Xinyan mengenakan mantel panjang berwarna hijau mint. Di bawah penerangan lampu jalan, wajah merah Tang Xinyan terlihat semakin menawan.
Ada pejalan kaki yang lewat sana dan meliriknya beberapa kali.
Kepala Tang Xinyan sedikit pusing. Ia tidak peduli dengan pandangan para pejalan kaki.
Ia melambaikan tangannya dan menghentikan taksi.
Tapi, tak ada taksi yang kosong.
Ia mengeluarkan ponsel dari tasnya dan memesan taksi online.
Sekitar dua menit kemudian, sebuah mobil berwarna hitam perlahan-lahan mendekat ke arah Tang Xinyan.
Tang Xinyan mengira bahwa mobil itu adalah taksi online yang ia pesan tadi. Ia pun cepat-cepat melambaikan tangannya.
Mobil berwarna hitam itu berhenti di sampingnya.
Ketika jendela mobil itu diturunkan, wajah tampan Mo Chiwei terlihat di kursi pengemudi.
Jantung Tang Xinyan tiba-tiba berdegup kencang. 'Tak disangka, supir online zaman sekarang berwajah tampan.'
Tang Xinyan membuka pintu mobil dan duduk di samping Mo Chiwei. Ia tersenyum padanya dan berkata, "Tolong antar saya ke apartemen di area Shanhu."
Mo Chiwei diam saja.
Saat melihat Mo Chiwei tidak menyalakan mesin mobilnya, Tang Xinyan pun mengerutkan alisnya. "Apakah Anda takut aku tidak mampu membayar ongkos taksi?"
Ia berkata sambil mengeluarkan seratus yuan dari tas. "Ini cukup, kan?"
Mo Chiwei menyipitkan matanya. Suasana di dalam mobil itu sangat hening. Sekitar satu menit kemudian, Mo Chiwei menghidupkan mesin mobilnya.
Tang Xinyan memiringkan kepalanya dan memandang Mo Chiwei yang sedang mengemudi dengan satu tangan dan meletakkan tangan lainnya di jendela dengan santainya. Dilihat dari sisi wajahnya saja, aura dingin Mo Chiwei sudah terasa.
'Apakah supir zaman sekarang memang berhati dingin seperti ini?!' pikir Tang Xinyan.
Mo Chiwei melihat tatapan Tang Xinyan terus tertuju pada wajahnya. Ia mengerutkan alisnya dan berkata, "Pasang sabuk pengamanmu."
Suara Mo Chiwei sangat merdu.
Tang Xinyan menundukkan kepalanya dan memasang sabuk pengaman. Karena sedang mabuk, ia sedikit kesulitan untuk memasangkan sabuk pengaman.
Mo Chiwei melihat Tang Xinyan kesulitan memasang sabuk pengaman. Ia memarkir mobilnya di sisi jalan dan tiba-tiba mendekati Tang Xinyan.
…..