Disaat kita jatuh hati, apapun bisa kita lakukan pada orang yang membuatmu jatuh hati. Menjadi orang pertama yang selalu mengulurkan tangan saat ia mulai lelah menghadapi kerasnya kehidupan. Menyediakan bahu untuk bersandar dan rangkul untuk membuatnya merasa nyaman.
Bagi Alvaro, cinta adalah tentang bagaimana membuat orang yang kamu cintai dapat merasakan perhatianmu. Meski kamu tahu, ia tak akan pernah tahu bahwa kamu sangat mencintainya.
...
Pedih rasanya. Namun begitulah yang dilakukan Alvaro. Ia hanya ingin melindungi Raina. Namun, secara perlahan-lahan ia mulai sadar. Ternyata perasaannya lebih dari sekedar sosok sahabat yang selalu bersedia menjadi sandaran Raina dikala suka mau pun duka.
Sepanjang malam di teras rumah Raina, mereka akan saling menguatkan saat masalah datang. Tidak ada sedikitpun keluhan yang keluar dari mulut Alvaro atas semua pengaduan sahabatnya itu.
"... makanya, kamu jangan semudah itu ngasih hati sama orang lain." ujar Alvaro pada Raina. " Sudah nggak usah dipikirkan lagi," tutupnya. Alvaro memang tidak tega melihat sahabat yang ia cintai itu sedih. Luka-luka yang dialami Raina tanpa sengaja juga merambah ke dalam tubuhnya.
Mereka menghabiskan malam bersama dan saling membagi kisah. Lelaki itu akan pulang kerumahnya setelah kesedihan Raina mereda. Setelah semuanya menjadi baik-baik kembali. Sungguh Alvaro adalah lelaki yang memiliki hati yang sangat baik serta setia pada sahabatnya.
Malam itu, Raina harus pergi mengikuti acara komunitas di kampusnya. Atas pinta Ibu Raina, Alvaro diminta menemani Raina.
Alvaro duduk di kursi barisan paling belakang. Menatap ke arah Raina yang sedang tampil di atas panggung memberikan sambutan acara. Festival Tari Modern dan Tradisional itu juga ikut dimeriahkan oleh beberapa artis-artis tanah air diantaranya: Raisa, Tulus, Bunga Citra Lestari, Sheila on 7, dan juga musisi kampus. Diantara remang-remangnya lampu panggung, entah mengapa Raina terlihat berbeda dan sangat cantik pada malam itu.
Dari kursi deretan paling belakang, Alvaro melambaikan tangannya ke Raina untuk memberikan semangat.
Terlihat bahagia wajah Raina. Acara juga berlangsung meriah. Setelah selesai tampil, Raina turun dari atas panggung, lalu duduk di sebelah Alvaro memperhatikan anak-anak yang sedang mengikuti festival tari tersebut. Anak-anak itu meliuk-liukkan tubuh mereka dan menyampaikan gerakan dengan lembut yang membuat mata terkagum seolah-olah ada tarikan magis yang menarik mata didalam tarian mereka.
...
Sementara itu dirumah Nichol...
" Bang, temani aku ke acara kampus abang ya?" Tiara, adik Nichol merengek kepadanya.
" Abang lagi malas keluar rumah, pergi sendiri gih..."
Tetapi adik perempuannya terus memaksa Nichol untuk pergi bersamanya. Gadis SMA itu terlihat memelas kepada kakaknya. Nichol tidak punya pilihan lain. Akhirnya ia mengantarkan dan menemani adiknya ke acara festival tari di kampusnya.
Nichol memang tidak begitu berminat. Ia hanya duduk dan menonton di bagian paling belakang sambil menunggu adiknya meminta untuk pulang.
Kerlap-kerlip lampu disertai alunan musik nan syahdu membuat Nichol merasakan de javu. Nichol menjadi teringat pada mantan kekasihnya , Amanda. Dulu, ia juga sering mengajak Amanda pergi ke konser seperti ini. Meskipun Amanda tidak terlalu suka dengan musik, tetapi ia tetap setia menemani Nichol untuk menonton konser musik kesukaannya.
Nichol lalu menepis dahinya. Ia tidak ijin kenangan masa kelamnya dulu teringat kembali. Ia sudah bersusah payah untuk melupakan gadis yang telah mengkhianatinya itu.
Baru saja dia ingin fokus kembali menyaksikan acara itu. Adiknya pun datang menghampirinya.
" Bang, yuk pulang!" panggil Tiara.
" Udah kelar?"
" Udah, Yuk pulang!" jawabnya.
" Bentar, abang ke toilet dulu" Nichol segera bergegas ke toilet di sisi panggung.
" Ya udah sana, buruan. Udah malam aku ngantuk!"
Ketika melangkah ke toilet, tampak perempuan yang terlihat terburu-buru ke arahnya. Belum sempat mengelak, perempuan itu menabrak dirinya. Tubuhnya hampir saja terpental. Dengan sigap tangan Nichol menangkap tubuh perempuan itu. Itulah awal kisah perkenalan Nichol dengan Raina. Pertemuan yang singkat itu menjadi awal cerita yang lebih panjang kemudian.
...
Alvaro nampak masih saja duduk di belakang, tepatnya diujung sebelah kanan. Sebaris dengan tempat Nichol duduk tadi. Namun mereka tak saling kenal.
Acara sudah selesai. Orang-orang terlihat sedang sibuk berberes. Termasuk Raina. Raina berjalan kearah Alvaro dan memintanya agar sabar menunggu. Barisan depan yang tadinya dipenuhi pengunjung, kini sudah terlihat kosong. Hanya tinggal panitia dan orang-orang yang menunggui kekasihnya.
Alvaro berjalan ke arah Raina sambil memperhatikan perempuan itu berkemas. Beberapa detik ia memandang Raina dengan tatapan kosong hingga akhirnya Raina menyadari Alvaro sedang menatapnya.
Alvaro? Ucapan itu seakan membuyarkan lamunannya.
"Yuk pulang!" ujar Alvaro.
" Bentar, aku kelarin dulu ya. Lima menit lagi". " Kenapa Al, kamu sudah mengantuk?" ujar Raina sambil menatap ke arah jam tangannya.
Lalu lelaki itu menggelengkan kepalanya. Namun, wajahnya yang letih lesu sudah mengisyaratkan bahwa dirinya mulai mengantuk.
" Aku tunggu di parkiran, ya" ucap Alvaro.
Alvaro kemudian berjalan menuju parkiran.
Setelah semuanya beres, Raina berpamitan kepada teman panitianya yang lain. Raina melambaikan tangan lalu berjalan menuju area parkiran.