Bagaimana perasaanmu jika ternyata orang yang sangat kamu cintai, memilih seseorang yang lain untuk dia cintai diam-diam ?
Lelaki itu bernama Nichol. Kepedihan yang teramat dalam membuat jari-jarinya mengepal dinding berbatu terjal. Tidak ada lagi yang ia takutkan. Bahkan rasa takut kehilangan kini menjelma menjadi keberanian. Cinta yang datang kepadanya telah menusuk mati segala harapan. Terlalu dalam dan kejam. Ia berharap dengan lari sejauh mungkin dapat membuat seluruh pedih dan luka hatinya pergi. Meskipun ia tau bahwa lari dari kenyataan merupakan hal yang tidak mudah dan tidak menjamin bahwa rasa sakit hatinya dapat terobati.
Ia pernah begitu dalam mencintai , menyerahkan seluruh perasaannya dan menanam harapan tinggi pada seorang wanita yang ia cintai. Namun, apalah daya, perempuan yang selama ini ia cintai telah menyudahi hubungan dengannya. Ditinggalkan pergi oleh seseorang yang kita sayang memang sangat sakit. Hati yang dirasa seperti tak berbentuk lagi dan telah hancur berkeping-keping. Karena memang sejatinya setiap manusia tidak ada yang siap dengan kehilangan.
Amanda Andriana, begitu ia memanggilnya. Gadis 21 tahun dengan rambut yang lurus dan paras yang cantik nan elok, berkulit bersih, dan memiliki senyuman yang bahkan tidak mungkin untuk mematahkan hati seorang lelaki. Namun, kenyataannya tidak semua yang berkilau itu bagaikan emas. Saat ini hanyalah tebing dan batu-batu lah penghilang rasa sakit hatinya.
Sudah seminggu ia meninggalkan rumah dan kampusnya. Lembah Harau adalah tebing yang ingin ia taklukkan sejak setahun terakhir. Rock Climbing adalah bentuk pelariannya dari rasa sakit hati yang ia rasakan. Lembah yang terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat ini memiliki pemandangan yang sangat memukau. Tanah yang subur, juga keindahan pemandangan alam yang menawan membuat Lembah Harau dijuluki Lembah Yosemite di Indonesia. Embun pagi datang perlahan. Lelaki yang kerap disapa Nichol itu membuka mata dan mencoba bangkit dari tidurnya.
" Nichol." Ardi menepuk bahunya.
" Apakah kamu sudah siap ?" tanya Aldo.
" Siap!" jawab Nichol.
Mereka jalan mendekati tebing yang tingginya 100 sampai 500 meter dari permukaan tanah. Sesampainya di tebing, Nichol memandang tebing yang dikelilingi batu granit terjal berwarna warni itu. Batu granit yang sangat tajam bisa saja melukai dirinya dengan mudah. Namun, pengalamannya selama rock climbing setahun terakhir sudah cukup menjadi bekal untuk memanjat tebing di Lembah Harau ini.
" Nic, kamu sudah tau belum kalau disini terdapat air terjun yang indahnya bagaikan Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California?" tanya Ardi sambil menyiapkan peralatan untuk memanjat tebing. Lelaki itu menjawab " Oh ya? aku bahkan belum tau sama sekali." " Kalau begitu mumpung kamu sudah disini, gimana kalau besok sore saya antar ke air terjun dekat sini?" tanya Ardi. Nichol pun akhirnya mengangguk setuju.
" Kita naik sekarang ?" tanya Aldo.
" Boleh, yuk!" jawab Nichol.
Setelah semua peralatan keamanan siap , Nichol mulai memanjat tebing itu. Angin berhembus menerpa wajahnya yang penuh dengan keringat. Akhirnya tebing setinggi 100-500 meteran itu berhasil ia taklukkan kurang dari 1 jam. Ia berhasil menaklukkan tebing untuk kesekian kalinya , meski hatinya belum pulih sepenuhnya.
Seusai menjalani kegiatan seharian, dalam perjalanan pulang ia mengenang kembali kehidupannya selama setahun terakhir. Dulu ia hobi bermain musik. Namun setelah ia ditinggal oleh kekasihnya, ia mengubah alurnya menjadi seorang pemanjat tebing.
...
Nichol menikmati suasana malam di rumahnya, menatap halaman yang dihiasi dengan bunga dan lampu halaman yang elok berseri. Sesekali sambil mengusap motor pemberian dari ayahnya yang ia beri nama "Dani" yang merupakan singkatan dari namanya dan mantan kekasihnya, yaitu Amanda Nichol. Dulu, ia sering menghabiskan waktu bersama Amanda dengan Dani. Menyusuri pesisir pantai dan kota. Motor itu pernah menjadi saksi cinta antara Nichol dan Amanda. Namun apalah daya , bubar sudah kenangan itu. Nichol sempat ingin menjual motornya karena teringat oleh kenangan bersama kekasihnya dulu. Tetapi , motor itu adalah peninggalan ayahnya. Ia tidak bisa seenaknya sendiri menjual barang kesayangan milik almarhum ayahnya. Akhirnya, Ia mengurungkan niatnya untuk menjual motor nya itu. Itulah alasannya Nichol masih tetap membawa Dani kemana-mana, walaupun kenangan masih melekat di dadanya dan serasa menghantam dinding-dinding hatinya.
" Nichol." Perempuan empat puluh lima tahunan datang menghampirinya. Nichol bangkit dari kursi dan menatap wajah perempuan itu.
" Iya Bu" jawab Nichol dengan lembut.
Perempuan itu duduk disebelahnya. Ia sangat khawatir dengan kondisi Nichol yang masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya itu. Ia sering terdiam dan merenung sendiri di kegelapan malam.
" Nak, mau sampai kapan kamu seperti ini terus?" tanya ibunya.
Nichol menatap ke arah taman dengan lampu yang berbinar-binar. Tatapan matanya begitu dalam. Namun ia belum saja menjawab pertanyaan ibunya. Lampu-lampu itu pun tiba- tiba menjadi remang seolah ingin mengatakan kepadanya. Sudah begitu lama ia menenggelamkan diri dalam kesakitan. Pertanyaan dari ibunya semakin menegaskan semua itu. Pelariannya selama setahun terakhir seolah tidak berarti. Bahkan ia pun masih terlihat menyedihkan. Nichol sedikit mendekat ke ibunya. Menatap perempuan itu, tetapi tidak ada sepatah kata pun yang mampu terlontar dari mulutnya. Ia paham betul apa maksud dari ibunya. Perlahan ia pun memeluk wanita tua itu. Ibunya masih menunggu jawaban. Namun, Nichol tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Hanya pelukan dingin yang dapat ia berikan ke ibunya. Sesungguhnya Nichol sangat sedih melihat ibunya seperti itu.
" Nak, Ibu nggak ngelarang kamu untuk melakukan apapun. Tetapi, kamu juga harus tau bahwa melarikan diri dari rasa sakit hati, nggak akan membuat hati kamu menjadi lebih baik. Terkadang, patah hati memang harus kamu nikmati. Rasa sakit yang kamu alami akan mati dengan sendirinya saat kita berusaha memberikan kebahagiaan pada diri kita sendiri", ucap ibunya.
Nichol memang lebih dekat dengan ibunya, dibanding dengan almarhum ayahnya. Ayah Nichol adalah tipe orang pecandu kerja. Jarang sekali ada waktu yang almarhum luangkan untuk bertukar cerita dengan anak sulungnya itu karena disibukkan oleh pekerjaan yang seolah-olah menagih janji untuk diselesaikan. Jadi, secara interaksi Nichol dan almarhum ayahnya tidak terlalu dekat. Namun, Nichol paham, ayahnya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sewaktu ibunya tahu Nichol begitu patah hati ketika ditinggalkan oleh Amanda, Ibu Nichol ingin rasanya bertemu dengan Amanda dan meminta kejelasan tentang hubungan mereka dan kenapa ia begitu teganya menyakiti hati anak sulungnya itu. Namun, Nichol melarang ibunya bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Karena sejujurnya ia masih cinta dengan Amanda. Hal yang sangat sulit dipahami oleh manusia. Mengapa masih saja ada rasa sayang disaat hati telah tersakiti.
Orang yang merasa kecewa atas keputusan orang lain. Tetapi, entah bagaimana proses yang terjadi, perasaan cinta memang nyata nya lebih kuat bahkan mengalahkan logika dan akal sehat manusia. Padahal ia tahu, tidak mungkin mengulang kembali kisah lama, namun rasanya enggan untuk menerima bahwa ia tidak lagi diterima.
Sosok ibulah yang mampu menjadi sahabat dikala hati sedang terluka.
" Sudahlah nak ! Kamu nggak perlu mikirin perempuan jalang itu!" Kalimat yang terlontar begitu tajam dari mulut ibunya.
" Bu", Nichol mencoba menenangkan suasana.
" Untuk apalagi kamu membela perempuan penghianat itu!" Ibunya semakin berapi-api.
" Bu!" Suara Nichol meninggi. Namun, satu hal yang akhirnya bisa meredahkan emosi Nichol. Ia sadar betul betapa sayang Sang Ibu kepadanya. Tidak sepantasnya ia meninggi pada ibunya. Ibunya memang benar. Tidak seharusnya ia menangisi perempuan yang telah mencabik-cabik hatinya. Perempuan yang akhirnya menyadarkan bahwa rasa cinta yang penuh belum tentu membalas seutuh hati.
" Aku hamil..."
Ucapan itu seolah membuat Nichol tidak percaya. Bagaimana mungkin kekasih yang ia jaga dan cintai sepenuh hati itu hamil. Ia sangat mencintai kekasihnya itu. Tidak mungkin ia merusak kesucian perempuan itu.
"...oleh Viko"
Hancur sudah hatinya mendengar perkataan itu. Hatinya hancur. Remuk berkeping-keping. Ia masih belum percaya bahwa sahabatnya sendirilah yang telah merusak kesucian kekasih nya tersebut. Ia tidak pernah menduga betapa kejamnya cinta. Dikhianati kekasih dan ditusuk oleh sahabat sendiri adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan. Namun, kenyataan begitulah yang ia dapatkan.
Ia tidak pernah menyangka. Sepasang pengkhianat telah bersembunyi di balik cerita- cerita yang telah ia miliki. Lalu pelan-pelan menusuk dan merobek jantung hati. Tidak mungkin rasanya itu terjadi.
" Kamu pasti bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik, nak." Bisik ibunya. Lalu Nichol memeluk erat ibunya.
Perempuan itu kemudian bangkit dan pergi. Ia mengerti maksud ibunya. Setahun terakhir, ia tidak begitu fokus pada kuliahnya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk keluar daerah dan memanjat tebing.
Sudah cukup jauh ia membuang kesakitan. Ia harus kembali ke kampus. Satu hal yang ia harus perjuangkan selain cinta, adalah keluarga. Keluarga yang begitu mencintainya. Keluarga adalah tempat pulang dari segala tualang. Tempat kembali saat hati senang dan sedih.