☇11
'Cklek..' Baru saja membuka pintu ruangannya,Edlyn kembali dikejutkan oleh Yunko yang telah berdiri dimejanya.
'Gawat!!'
Yunko mengangkat kepalanya dan dengan cepat menarik tangan Edlyn menuju ruangannya.
"Y..Yunko..so..sorry..le..paskan...SAKIT!!!" Berontak Edlyn.
Seketika itu,Yunko tersadar dan dengan lembut mencemaskan tangan Edlyn.
"Ma..Maafkan aku...Sakit?" Saat Yunko ingin menyentuh tangan Edlyn,Edlyn langsung menepisnya.
"Lyn,maafkan aku.." Yunko memasang tampang memelasnya.
"I..Iya..."
'Kenapa ini...?,'
"Thanks Lyn!!"
'Kenapa aku rasanya ingin cepat-cepat keluar dari ruangan ini?'
"Kalau begitu...aku kembali ke ruanganku ya.."
'Grep..' Tiba-tiba Yunko menahan tangannya.
"A..Apa?"
"Kau harus kuberi hukuman karena terlambat!"
'Aduhh...'
"Kau...,"
'Pliss jangan yang aneh-aneh!!'
"Tidak boleh pergi kemana-mana seharian penuh!"
"Ahh..hanya begitu?Ya sudah,aku kembali ya!"
Edlyn dengan cepat berlari keluar dan memasuki ruangannya seperti dikejar setan.
"Fyuuhh..."
Yunko memasuki ruangan rahasianya dan mengamati tv yang menunjukkan rekaman aktivitas Edlyn.
"Hmmhh..." Ia tersenyum puas.
Sedangkan Edlyn,ia tengah menyiapkan perlatan laptopnya sampai tiba-tiba ponselnya berdering.
'Drrt..'
"Aduuhh..jangan bilang Mom.."
Setelah melihat ID Caller..
T-T 'Mom'
'Helooo~'
Edlyn yang geli ingin menekan tombol mematikan,namun.. 'Ehh..kok mau dimatikan sih??Jahat deh..'
'Kenapa Mom jadi kayak begini??' Pikir Edlyn.
"Emang mau ngapain?"
'Kamu pu-'
"Tidak bisa."
'Heeii..Mom belum selesai bicara!Ya sudah kalau kau sudah tau,cepat pulang sekarang!Mom tidak perduli!Kalau tidak...rahasiamu akan Mom bongkar!'
"Ehh..Mom.." Terlambat.Sambungan sudah terputus.
"Apa-apaan dia..kenapa dia harus mengancamku segala???" Edlyn mulai melirik kesana kemari dan memikirkan rencana.
'Mau bagaimanapun,bangunan besar ini pasti memiliki CCTV...Aku harus...Ah yap!Gotcha!' Edlyn tak memakan waktu lama dan segera beraksi.
Yunko yang sedang bekerja dan singkat melirik kearah tv pengamatannya,Ia langsung terkesiap begitu melihat Edlyn sudah menghilang dari tempat duduknya.
'Tot..' Ia langsung menekan tombol alarm.
"Tangkap Edlyn Cordelica!!!"
***
'Whatt??Menyeramkan sekali..masa' aku mau ditangkap?Aduh..gawat..Untung..aku sudah menyamar...' Edlyn yang sudah memakai pakaian office girl,langsung terkesiap mendengar bahwa dirinya tengah diincar.
Ia terus berjalan tanpa ada yang menyadarinya,lalu saat dipintu utama.Dua petugas mencegatnya.
"Apa kau menemukannya?"
"T..Tidak!" Edlyn berusaha merendahkan suaranya.
"Hmm..Apa kau petugas baru disini?"
"I..Iya.." Edlyn menurunkan topinya agar matanya tidak terlihat.
"Benarkah?" Saat petugas kembar itu ingin melihat dari bawah,Edlyn segera menendang 'anu' mereka,kemudian berlari.
"Taxi!!" Teriaknya.
Untungnya disana terdapat pangkalan Taxi,Edlyn segera memasuki salah satunya.
"Mau kemana mbak?"
"K..Ke..PIK!"
"Disini sudah di PIK,maksud saya..apa ada alamat lengkap?"
'Gawat...aku tidak tauu!!!'
'Cklek..Grep..' Tiba-tiba seseorang membuka pintu dan menarik lengan Edlyn.
"Yu...Oh LEON!!?Kau..kenapa..."
"Tanyanya nanti saja,ayo kita pulang.Ibumu memintaku menjemputmu!"
"Oo...Ok.."
#Didalam mobil Leon#
"Apa kau baik-baik saja?Ada apa dengan tanganmu?" Tanya Leon sambil sesekali melihat kearah Edlyn.
"It Hurts a little,but i'm okay.." Edlyn menyembunyikan luka yang disebabkan saat ia tergores daun pintu yang sudah mulai lapuk.
"Berikan aku tanganmu!" Tarik Leon.
Ia segera membungkus tangan Edlyn dengan perban yang terdapat di laci dashboard.
'Tin..Tin!!' Tiba-tiba dari arah belakang,seseorang membunyikan klakson.
Edlyn dan Leon segera melihat kaca spion.
'ASTAGA..ITU YUNKO?!'
.
TBC