☇12
"Pakai ini!" Pesan Leon sambil memberikan sebuah topeng.
Saat melihat topeng itu,Edlyn seperti pernah melihatnya.
"Topeng ini.."
"Sudah jangan tanya dulu,pakai cepat!Dia semakin dekat!"
"I..Iya.." Edlyn dengan segera memasangkan topeng itu diwajahnya.
Leon berpura-pura tidak tau,dan memperlambat laju mobil.
Akhirnya,Yunko berhasil mengejar mereka.
'Tuk..Tuk..' Ketuknya dikaca.
'Sret..' Leon menekan tombol menurunkan kaca.
"Leon!Kebetulan sekali,apa kau lihat Ed-" omongannya terputus begitu melihat Edlyn.
"Kau..boleh kau buka topengmu?"
"Maaf,tidak bisa!Kami akan ke pemotretan dengan tema 'masquerade' jadi kau tidak bisa melepaskannya,kalau tidak riasannya akan rusak!" Balas Leon sambil tersenyum.
"Begitukah?Ya sudah,kalau kau melihatnya..pastikan kau menghubungiku!" Yunko mengelus wajah Edlyn singkat dan berlalu.
'Deg..Deg..' Didalam topeng,Edlyn memikirkan sentuhan Yunko.
'Dia..mengelusku?Apa dia sudah mengetahuinya?'
"Hei,masih berniat memakai topengmu itukah?Apa tidak kepanasan?"
"Tidak..aku kan pakai pakaian yang tipis.Ehhhh!!!Pakaianku!!" Jerit Edlyn tiba-tiba membuat Leon kehilangan kendali.
"P..Pakaianmu?" Ulang Leon mengatur kendali mobil lagi.
"Iya!Aku mengganti pakaian dikantor tadi dan lupa mengambilnya.Ahhh...padahal aku suka pakaian itu.."
"Tenang saja masih ada yang lain yang lebih bagus." Leon mengacak rambut Edlyn.
"Aduh...hehe..." Mereka bertatapan dan tertawa bersama.
*Didepan rumah Edlyn*
"Thanks Leon,apa yang harus kuberikan padamu sebagai balasannya?"
"Kiss me!"
Deg!
"K..Kamu gila!"
"Ayolah..ini kan sudah yang kedua kalinya.."
"Baik!Tapi dipipi!"
Leon pun akhirnya setuju.
Saat Edlyn memajukan mulutnya ke pipi Leon,tiba-tiba Leon menarik kepalanya dan mengecup bibirnya.
"Hmmmhhh!!!" Berontak Edlyn.
"Hh..." Akhirnya Leon melepaskan ciumannya dan melaju.
"Dia..." Edlyn hanya menggosok bibirnya sambil merona.
'Ckleng..' Edlyn membuka pagar rumahnya sambil memikirkan sesuatu.
'Apa aku menyukai Yunko?Ataukah..Leon?Tapi..bagaimana dengan Denver?Pria itu..walau aku membencinya..kenapa..aku terus memikirkannya??'
"I'm home.." Ucap Edlyn lesu.
"Welcome home,hm?Kenapa kau lesu sekali?Blum makankah?Ya sudah buatkan omelet untuk Denver dan bawakan padanya kekantornya!Makan bersamanya,ok??"
Edlyn hanya memandang Ibunya bengong.
"Hei,ada apa denganmu?"
"Jadi..aku harus kekantor pria itu lagii??" Ulang Edlyn.
"Iyap!Jangan banyak tanya!Cepat buatkan!"
Edlynpun menurut dan memakai celemeknya.
"Buat yang enak ya!" Pesan Ibunya.
"Nanti akan kutambahkan Nasi basi + telur mentah!" Canda Edlyn.
"Huss..haha..."
***
"Selamat datang,Mrs.Orlando!" Sambut Dua pelayan yang waktu itu mencegatnya.
"Ahaha...Oh iya!Ini untuk kalian!" Edlyn hanya tersenyum paksa dan tiba-tiba ia mengingat bekal yang dibuatnya.
"Terima kasih Nyonya,anda baik sekali!!"
"ahaha..jangan panggil aku Nyonya,emm..aku duluan ya!"
"Baik!"
Edlyn dengan secepat mungkin berlari sampai ruangan Denver.
"Heii!!Anda lagi!" Syndey yang sedang memeriksa beberapa data,langsung berpekik begitu melihat kedatangan Edlyn.
"Hai..oh iya ini untukmu!" Edlyn memberikan bekal yang dibuatkannya untuk Sydney.
'Tok..Tok..' Ketuk Edlyn.
"Masuk!"
Edlyn dengan gaya jalan sedingin mungkin mendekati meja Denver.
Tanpa melepaskan pandangannya dari map-map,Denver menanyakan "sedang apa kau disini?"
"Ini untukmu!Disuruh Mom!"
Denver menolak kembali dan keluar dari ruangan itu lagi.
"Heh..dia pikir kali ini aku bisa dengan mudah dikalahkan??"
Edlyn berjalan kemeja Denver dan menunggu kapan Denver keluar dari Cafe di seberang kantor.
Saat akhirnya tak lama,Denver keluar.Edlyn menjalankan aksinya.
Ia membuka bekal yang dibawanya dan menebarkan aromanya.
Ia dengan kecepatan babon segera memakan Omelet yang dibawanya dan menyisakan beberapa nasi.
'Cklek..' Denver yang membuka pintu langsung terkesiap.
"Kenapa kau belum pulang?" Tanyanya dingin.
"Enak saja.Aku capek tau!" Jawab Edlyn lebih dingin.
Saat Denver menangkap aroma omelet bintang lima buatan Edlyn,ia langsung tergoda.
Ia meneguk air ludahnya dan bertanya, "Omelet?"
'Gotcha!'
"Iya,dan kau menolaknya!Kau sangat menyukainya kan padahal!Aku ingat saat dibibirmu ada bekas saus cabai waktu itu!"
"Oh jadi kau mau menggodaku?" Sindir Denver dengan senyum nakalnya.
"Heh..jangan ge-er om!Aku belum menjawabmu!Nah..setelah suapan terakhir ini,aku akan pulang.Terima kasih atas tempatnya."
Saat Edlyn mau memakan suapan terakhir,ia agak melambatkan gerakannya.
Denver segera menimpa Edlyn.
Edlyn yang tidak menyangka akan begini jadinya,langsung terbelalak.
Denver langsung berniat mengerjainya.
Ia mendekatkan wajahnya kewajah Edlyn.
Edlyn hanya menutup matanya rapat.
'Haup..'
Edlyn langsung membuka matanya dan melihat Denver sedang tersenyum puas.
"Wuahh..puas ya?Dasar pemaksaan!" Sindir Edlyn kesal.
"Siapa yang bodoh pasti kalah!"
'Lagi-lagii....'
.
TBC