Chereads / Shoot Down / Chapter 10 - Chapter 9

Chapter 10 - Chapter 9

☇9

"Long time no see~ " ucap lelaki itu sambil tersenyum manis.

Sedangkan Ibu Edlyn berusaha mengingat lelaki tersebut.

"Kamu...Leon kan?" Cetus Ibu Edlyn begitu mendapat sebuah ingatannya.

"Iya tante,Edlyn udah gede ya.." Leon terus memeluk erat Edlyn yang telah membatu.

Entah kenapa Denver agak panas melihat itu.

Sedangkan Ibu Denver,memiliki secercah ide dan tersenyum.

"Kita jadi makan malam gak sih?" Tanya Denver mulai tak sabar,ia berjalan menuju mobilnya.

Edlyn yang mulai salah tingkah hanya membung dan menyusul Denver,padahal belum ada yang menyuruhnya.

"Ya udah,Leon kami mau dinner.Maaf ya,kami pamit dulu.." Seru Ibu Edlyn dan menyusul Edlyn.

Sedangkan Ibu Denver masih menatap Leon sambil tersenyum.

"Kamu..."

.

.

.

"Enak ya makanannya.." Seru Ibu Denver membuka pembicaraan.

"Iya..Sayang sekali,Yunko tidak bisa datang..." Balas Ibu Edlyn.

"Tidak apa,kata dia,dia akan menyusul secepatnya."

"Bagus itu.Eh,kok kalian gak ngobrol?Karena ada kita ya?Ya udah kalian kebelakang taman aja,gabung sama pasangan-pasangan disana.Tau aja kalian bisa ketularan mesranya..."

"Mom," panggil Edlyn lembut.

Saat ibunya menatapnya,ia langsung berkata "Mimpi!"

"Iihh..kalian masih malu-malu aja sih?Padahal kalian udah kiss kan??" Edlyn dan Denver langsung terbelalak.

'Bagaimana mereka bisa tau?' Pikir Edlyn.

'Sudah kuduga!' Gumam Denver.

"M..Mana buktinya?" Tanya Edlyn tidak mau kalah.

Denver yang mengetahui,pasti mereka akan kalah.Akhirnya menyuruh Edlyn mundur.

"Edlyn,lebih baik kita ke taman belakang.." Edlyn yang tak mengira Denver akan berbicara padanya dengan selembut itu,hanya menatapnya aneh.

Akhirnya,Denver terpaksa menarik bahu Edlyn ketaman belakang rumah makan.

"Aduh..apaan sih?"

"Dasar bodoh!"

"Ehh??"

***

"Kau tidak tau,di pesawat yang kita tumpangi ada mata-mata utusan Mom!Sudah pasti mereka ada bukti bodoh!"

"Maksud kamu?"

"Aaaa....Kau bodoh sekali sih!" Decihnya.

"Apa?Bo..Bodoh?Kau yang bodoh!" Edlyn menatap tajam ke Denver.

"Oh iya!Jangan pernah datang kekantorku lagi mulai besok!Aku sibuk!"

'Huh,paling yang seperti di novel2 begitu.Dia pasti memiliki wanita simpanan.Atau jangan-jangan lebih parah lagi?Dia kan..Homo...' Edlyn mulai merinding akan pikirannya sendiri.

"Kau punya simpanan kan?" Ucap Edlyn tanpa disadarinya.

"Apa?"

"Hah?Hmpp!!" Dengan cepat Edlyn menutup mulutnya dengan tangan.

'Gawat!!'

"Kau pikir apa sih?Makanya jangan baca novel yang berunsur seperti itu!Otakmu sudah terkontaminasi tau!"

"Tau lah..yang setiap hari berkutat didepan laptopnya dan ditemani pasangan homomu itu,benar kan?"

"Aku bukan homo!Kau ini.."

"Kalau bukan kenapa kau di cafe tadi siang..maksudku sore-hmpphh..." Karena Denver sudah tidak sabar lagi,ia segera menarik dagu Edlyn dan melumat bibirnya.

"Hmmmppphhh!!!"

Saat Denver tersadar,ia mau melepaskan ciumannya namun pikirannya berbeda 180 derajat dengan mulutnya.

Entah kenapa emosinya sedang naik turunnya.

Saat akhirnya Edlyn terus memberontak dengan menggebuk-gebukkan tangannya ke dada Denver,Denver segera melepaskan pagutannya dan menjauh.

Edlyn yang shock langsung menampar keras pipi Denver sampai berdarah.

Denver agak terkejut begitu mendapat tamparan sangat keras itu dan ini pertama kalinya.

Sedangkan Yunko.Ia sedang menatap mereka dari kejauhan.

'Tck..'

.

TBC