Putra masih tertidur nyenyak di kursi ketika Imelda bangun. Imelda pelan2 membuka tirai jendela dan membuka pintu di balkon untuk membuat udara segar masuk ke kamar dan dia membuat 2 gelas kopi diletakkan di meja kecil diluar balkon. Imelda duduk di balkon dengan menggunakan dress hitam di atas lututnya menghadap ke arah matahari, rambutnya di gulung ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat sangat indah. Pikirannya melayang kemana2, tentang pilihannya menikah dengan Putra demi mempertahankan posisinya. Tentang Zai yang datang mencarinya dan identitasnya sebagai istri di Usia 17 tahun. Dia bingung apa yang harus dilakukannya, Putra adalah suaminya tapi Imelda sampai sekarang belum memenuhi kewajibannya sebagai istri. Entah kenapa Imelda sekarang malah merasa tidak bisa jauh dari Putra. Dia selalu merasa seperti wanita yang beruntung karena Putra selalu ada mendampinginya dan merasa nyaman bersama Putra. Bahkan pagi ini, dia merasa sangat bersalah melihat Putra tertidur di Sofa. Putra benar2 menghargainya sebagai istri, bahkan sampai membuat pesta kejutan untuk memperkenalkan dirinya yang notabene masih anak2 ke teman2 nya. Walaupun Imelda anak pendiri Aaw Group Company tapi Putra bukan lelaki sembarangan, dia lulusan terbaik dari Kanada dan Jerman. Banyak perusahaan besar di luar negeri yang mengincarnya tapi dia memilih kembali ke Indonesia demi permintaan ayah Imelda dan hanya menjadi Asisten Manager di perusahaan tersebut.
Kamu sudah bangun Iku? Putra menepuk pundak kanan Imelda sehingga Imelda kaget.
Oh, aku kaget Puku. Duduklah, aku sudah siapkan kopi untukmu.
Apa yang kamu lamunkan?
Tidak ada, aku hanya merasa bersalah padamu karena kamu harus menjalani hidupmu seperti sekarang karena aku dan ayahku.
Hidup seperti apa maksudnya Iku? Aku bahagia sekarang, memiliki kamu dan ibumu yang selalu ada untukku.
Ya, kamu meninggalkan mimpimu demi membalas budi ayahku dan bersedia menikah dengan wanita seperti aku.
Kamu tau Iku, aku awalnya tidak pernah tau akan seperti apa jalan hidupku sebelum ada kamu ketika ayahmu memintaku pulang 2 tahun yang lalu tapi setelah ada kamu aku jadi tau kemana arah hidupku dan tujuan hidupku. Aku bahagia bisa mendampingi mu dan menjadi suami mu. Jadi jangan pernah kamu memikirkan hal yang tidak penting. Buatku yang penting kamu bahagia itu sudah cukup membuatku bahagia. Okey... Putra berdiri dan menepuk kepala Imelda 2 kali lalu menuju kamar mandi. Aku mandi dulu ya, setelah ini kita turun sarapan.
Imelda diam terpaku mendengar jawaban Putra, tiba2 ada perasaan bahagia yang muncul dan jantungnya berdegup sangat kencang. Dan dia masih diam terpaku ketika Putra sudah selesai dari kamar mandi.
Iku, apakah kamu tidak berganti pakaian?
Oh, apakah baju ini tidak bagus Puku?
Hmmm... Bagus, tapi bukannya kamu tidak ingin memakai dress lagi hari ini? Putra senyum mengejek ke arah Imelda...
Ini juga bukan baju untuk pergi sebenarnya hanya baju santai ketika kita mau main ke pantai di depan tunjuk Imelda.
Baiklah, aku tidak masalah. Mau bagaimanapun penampilanmu, toh kamu tetap istriku jawab Putra santai.
Habis sarapan, boleh kita ke pantai di depan? Puku...
Tentu, aku akan membawa kemana pun kamu mau. Putra memakai baju kaos hitam dan celana jeans pendek serta sendal jepit disertai topi dan dia menambahkan sweater panjang untuk menutupi lengannya.
Imelda memoleskan sedikit make up tipis di mukanya dengan lipgloss pink dan dia memakai flat shoes merk m*llis* yang anti badai, walaupun kena air juga tidak akan mengelupas karena bahan karet.
Ketika Putra berpakaian seperti itu ternyata mereka tidak terlihat jauh berbeda usianya, entah karena Imelda yang terlihat tua atau Putra yang masih sangat terlihat muda dengan pakaian kasual.
Chan dan Tari ternyata sudah duluan di sana. Tari melambaikan tangannya pada Imelda, dan mereka menuju meja tersebut.
Cie... Cie... Yang pengantin baru, sampai kesiangan gini baru turun. Begadang semalaman ya ujar Tari mengolok mereka berdua.
Imelda hanya senyum ke arah Tari dan Putra mencoba memberikan kode ke Chan.
Sweety jangan mengolok Imelda seperti itu, dia pasti malu.
Idih apaan sih Chan, kamu aja merengek 2 ronde semalam. Apalagi cowok kayak Putra, body goal siapa yang tahan melihatnya!!
Imelda hampir menjatuhkan sendok di depannya mendengar kata2 Tari.
Hust! kata Chan... Kalau kamu nga' tutup mulutmu, aku tinggalin kamu di Natuna sendirian ucap Chan kesal. Maafkan Tari ya, anaknya memang kayak gini. Lupa minum obat tadi ucap Chan.
Ayo Iku, kamu mau sarapan apa ujar Putra menarik tangan Imelda yang terlihat tidak nyaman...
Imelda hanya berusaha tersenyum pada Tari dan Chan.
Iku kamu mau makan apa? Putra mencoba mengalihkan pikiran Imelda. Rata2 disini hanya ada masakan Western jadi paling salad, roti atau kamu mau nasi/mie?
Aku mau orange jus dan Spaghetty saja ujar Imelda. Kamu duduk saja ya, biar aku pesankan dulu. Putra mengantar Imelda kembali ke kursi dan memberi kode ke Chan untuk memulai percakapan.
Kamu ingin kemana hari ini Imel?
Aku sebenarnya belum sempat melihat2 referensi, bagaimana kalau hari ini Kak Chan dan Tari yang tentukan tempatnya? Aku dan Puku ikut saja. Besok bergantian, aku yang tentukan tempatnya lalu kalian mengikuti kami?
deal ucap Chan sambil mengulurkan tangannya untuk tanda sepakat mereka berdua.
Wah, kenapa ada acara pegang2an tangan ujar Putra yang datang sambil membawakan Orange Jus untuk Imelda.
Aku membuat kesepakatan dengan Imel ujar Chan, kamu ngikut aja jawabnya.
Baiklah! Kalau Iku sudah setuju maka aku akan mengikutinya jawab Putra santai.
Putra melihat ke arah Chan dan Chan tau bahwa Putra mengusir mereka.
Imel sayang, abang mu ini naik dulu ya. Kami sudah selesai sarapannya.
Eh, tapi habis ini kami akan ke pantai depan. Kak Chan dan Tari nga' mau ikut sekalian.
Kami akan menyusul, kami mau mandi dulu ujar Chan.
Putra memelototkan matanya ke Chan..
Ups... Sorry!! Nanti kabari saja ya kalau kalian sudah selesai ujarnya yang tau kalau Putra sedang marah karena ucapannya...
Baiklah jawab Imelda sambil memaksakan senyumnya ke Chan...
Puku, Imelda mengaduk-aduk Spaghetty di hadapannya.
Hmm... Putra melanjutkan memakan Omeletnya...
Maafkan aku!!
Maaf untuk apa? Putra berusaha pura2 tidak mengerti maksud Imelda...
Karena aku tidak melaksanakan kewajibanku sebagai istri.
Iku, aku sudah katakan padamu. Cukup kamu bahagia saja sudah cukup bagiku. Aku tidak akan menuntut apa2 padamu. Dan jangan dengarkan perkataan Chan dan Tari, Chan memang American Style karena dia sulit membuat komitmen. Semenjak kejadian buruk tentang perceraian dikeluarganya dan melihat apa yg terjadi pada orang tua Lulu. Dia sudah memutuskan tidak mau berkomitmen.
Tapi apakah Tari tau?
Chan bertahan sama Tari karena Tari tau soal itu dan dia sampai sekarang tidak pernah menuntut apa2. Sudah jangan pikirkan mereka.
Puku, aku akan belajar menjadi istri yang baik dan membuka hatiku untukmu. Tidak masalah jika kamu tidak bisa mencintaiku. Tapi biarkan aku belajar melaksanakan kewajibanku sebagai istri.
Iku, sudahlah!! Kamu tidak perlu memaksakan dirimu. Aku akan tetap mendampingi mu apa pun kondisinya. Sudah jangan dipikirkan lagi. Puku meraih spagetty di depan Imelda dan mulai menyuapkannya pada Imelda. Kita harus cepat menyelesaikan breakfast biar masih mendapat matahari pagi.
Wah... wah... suatu kebetulan sekali bisa bertemu pasangan dari Group Aaw...
Putra menoleh dan ternyata adalah Dan. Putra Pertama Dari ThreeD Company...
Ternyata ada pasangan yang lagi liburan di sini, Dan langsung duduk di depan Imelda.
Kamu masih menyukai Orange Jus little bee?
Walaupun ingatanmu hilang tapi tidak dengan minuman kesukaanmu... Dan meraih gelas Orange Jus di depan Imelda tapi langsung di tahan oleh Putra.
Maaf Tuan, tidak sopan mengambil punya orang tanpa seizin yang punya.
Bukankah ini bukan punyamu?
Memang bukan Tuan, tapi ini punya istri saya ujar Putra.
Istri... Apakah kamu yakin dia milikmu?
Apa maksud Anda Tuan? Saya rasa Tuan sudah melewati batas.
Tanyakan pada Nyonya Zen kalau kalian penasaran. Bukankah kamu pasti sudah mencari tentangku little bee?! Siapa aku di masa lalu mu?!
Kalau sudah sampai waktunya ingatanmu kembali, aku yakin kamu akan kembali kepadaku.
Putra berdiri dan Imelda menahan lengan Putra.
Maafkan saya Tuan Dan, entah bagaimana masa kecil kita dulu. Tapi sekarang suamiku adalah Putra dan yang aku sukai dan cintai dengan sepenuh jiwa dan ragaku adalah Putra. Mungkin dulu kita pernah mempunyai momen dan kejadian luar biasa bersama tapi yang ada dimasa depanku adalah Putra. Saya minta Tuan tidak hidup di masa lalu. Karena kita pun hidup di masa sekarang. Saya pikir tidak sepantasnya orang sehebat Tuan tetap tinggal di dalam kenangan. Kami permisi dan juga saya mohon tuan jangan mengganggu saya dan Putra lagi.
Imelda menarik Putra meninggalkan Dan sendirian di meja.
Dan mengepalkan tangannya dan menahan emosinya. Tidak akan Little Bee, kamu adalah milikku selamanya milikku. Aku tidak akan membiarkan orang lain di sampingmu. Jika bukan karena ayah dan ibumu menyembunyikan keberadaan dan identitasmu selama ini, tidak mungkin kamu bisa bersama Putra sekarang.