Mereka mengakhiri permainan mereka setelah melihat sunset dan melanjutkan perjalanan menuju Villa.
Putra memilih private Villa untuk mereka masing-masing, dan Villa dengan 3 kamar untuk driver dan pengawal mereka tanpa sepengetahuan Imelda.
Puku, kenapa kita tidak memilih yang itu. Imelda menunjuk Villa dengan 2 kamar. Gambar di depannya.
Bukankah kita datang ke sini untuk honeymoon Iku? Jawab Putra sambil tersenyum licik ke arah Imelda... Apakah kamu takut padaku bisik Putra? Karena kali ini, semua fasilitas bisa kita nikmati.
Tidak, aku tidak takut padamu!! Aku hanya berpikir bukankah lebih enak kalau kita berkumpul dan bisa main bersama.
Baiklah jawab Putra...
Dia menunjuk sebuah villa yang saling berhadapan, dengan masing-masing bangunan tapi satu kolam renang untuk di pakai bersama.
Nona saya mau ganti yang seperti itu, kebetulan istri saya tidak terlalu suka keramaian dan keheningan. Jadi saya dan teman saya, kami akan berada di masing-masing Villa dengan satu kolam itu.
Baiklah Tuan! Kebetulan masing ada... Tapi posisinya akan jauh dari yang, Putra memberikan kode untuk resepsionis berhenti berbicara.
Jauh dari apa Puku?
Jauh dari depan maksudnya!!
Oh Tidak apa-apa jawab Imelda.
Iku, kamu duduk saja di sana. Aku akan menyelesaikan ini dulu.
Putra memberi kode Chan untuk mengajak Imelda duduk.
Maaf kan Tuan!!! Ucap Resepsionis tersebut...
Tidak apa-apa, terima kasih sudah mengerti maksud saya.
Untuk kamar berhadapan seperti ini, tidak ada Villa yang kamar 3 berdekatan. Jika Tuan mau, kami akan memilihkan Villa yang menghadap pintu masuk Villa Tuan.
Tidak apa-apa, asalkan mereka bisa mengawasi tempat kami dari tempat mereka itu sudah cukup ujar Putra.
Baiklah Tuan, saya akan siapkan segera!!
Silahkan Tuan ikuti staff kami.
Bagaimana Iku?? Apakah kamu suka di sini?!
Tentu Puku, ini sangat indah dan terkesan sederhana tapi tetap saja harganya tidak sederhana ucap Imelda.
Iku, jangan mulai lagi ya... Kamu tidak tau seberapa banyak uang yang aku punya untuk dirimu bahkan mengajakmu keliling dunia pun aku sanggup dengan uangku. Jangan menyepelekan Suami mu.
Imelda tertawa senang karena bisa menggoda Putra, baiklah aku tau itu. Bahkan seantero negeri pasti kenal Eka Putra Motivator Bisnis.
Sejauh apa kamu mencari informasi tentangku Iku? Aku sudah lama meninggalkan dunia itu.
Seperti melakukan kejahatan saja kamu mengatakan dunia itu jawab Imelda. Seorang istri harus tau semua tentang suaminya. Baik masa lalunya maupun mimpinya ujar Imelda.
Hey, Put kami duluan ya...
Mau mandi dulu ujar Chan kepada Putra.
Baiklah... Sampai ketemu saat makan malam ujar Putra kepada Chan.
Ketika memasuki villa semuanya sudah dihias bertaburkan kelopak mawar, hiasan di ranjang bahkan bathtub di dalam villa pun sudah penuh dengan kelopak mawar.
Imelda hanya bisa senyum-senyum sendiri melihat isi Villa itu.
Sebuah cake di hias dengan tulisan happy honeymoon dan tulisan welcome Mr and Mrs Eka pun tampil di layar televisi...
Iku kamu mandi duluan saja, nanti kamu masuk angin ujar Putra...
Baiklah jawab Imelda...
Imelda langsung masuk kamar mandi dan berendam dengan air hangat di dalam bathtub. Sungguh nyaman ujarnya, hampir seluruh badannya ada pasir. Bagaimana ini ujar Imelda, dia berkali-kali merendam kepalanya tapi dia terus merasa pasir ada di kepalanya. Ada rasa takut tiba-tiba muncul dikepalanya dan tiba-tiba saja Imelda teringat kejadian ketika dia dan seorang laki-laki di sekap di dalam sebuah kotak dan setiap ada orang berjalan maka ada pasir yang jatuh ke kepala mereka. Imelda tanpa sadar berteriak memanggil Putra.
Putra yang mendengar suara Imelda langsung masuk ke kamar mandi dan melihat Imelda yang ketakutan.
Ada apa Iku?
Imelda langsung menarik tangan Putra dan masuk ke pelukan Putra.
Putra yang menyadari Imelda tanpa satu helai kainpun di badannya, menarik handuk di dekat kakinya. Lalu menutupi bagian belakang Imelda dengan handuk hingga menutupi badan mereka berdua.
Apa yang terjadi Iku? Putra mencoba mengajak Imelda berkomunikasi.
Imelda melihat ke arah Putra dan sadar jika dia memeluk Putra tanpa beralaskan apa pun di badannya. Hampir saja Putra terjatuh ketika Imelda berusaha mendorongnya.
Jika kamu mendorongku maka kamu akan telanjang Iku. Putra memberi kode bahwa Imelda harus menarik handuk itu agar menutupi bagian depan badannya juga.
Imelda mengambil handuk yang dipegang Putra dan melipatkannya di badannya.
Baiklah, kamu duduk dulu dan ceritakan apa yang terjadi. Putra menyuruh Imelda duduk di bagian atas Bathtub...
Aku mengingat sesuatu Puku, Aku tau dimana aku di sekap bersama Kakak ku.
Dimana?
Disebuah tempat dimana ketika ada yang berjalan maka pasir akan menimpa ke kepala kami. Jadi ketika aku membersihkan tubuhku, aku merasa takut ketika pasir di atas kepalaku tidak kunjung hilang, seolah-olah pasir2 terus berjatuhan menimpaku ujar Imelda sambil menangis.
Putra memeluk Imelda...
Maafkan aku Iku, aku akan membersihkan kepalamu. Masuklah lagi ke Bathtub, akan aku bersihkan semuanya ujar Putra kepada Imelda dan aku akan mengirim orang mencari tempat seperti yang kamu bayangkan ke Pantai dimana kakakmu hilang.
Imelda masuk ke dalam bathtub dengan handuk yang masih melekat di badannya.
Putra mencoba menunduk setiap matanya mengarah ke dua gunung yang terlihat sangat menjulang di depannya.
Sebenarnya tidak berdosa untuknya, toh Imelda adalah istrinya sah secara hukum dan agama, tapi bagaimana pun dia seorang laki-laki. Tetaplah punya nafsu dan keinginan. Putra tidak akan mencoba menyentuh Imelda sebelum Imelda yang menyatakan bersedia melakukan itu padanya.
Setelah yakin bahwa tidak ada satu pasir pun di kepala Imelda, Putra membilas rambutnya.
Iku aku akan mandi, kamu bisa mengganti bajumu di luar ya.
Baiklah, dia keluar dari bathtub dan mengganti handuknya dengan Kimono dan menutupi kepalanya dengan handuk kecil.
Putra lalu membilas badannya dan dia lupa kalau dia ke kamar mandi tanpa membawa baju.
Aku betul-betul ceroboh ujarnya, dia mengambil Kimono lalu keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Imelda masih menggunakan Kimono dan handuk di atas tempat tidur.
Kamu belum berganti pakaian Iku?
Apakah kita akan keluar?
Aku merasa badanku sungguh lelah ujar Imelda. Kita hanya akan makan dibawah bersama Tari dan Chan menunjuk meja di depan kolam renang. Tapi jika kamu tidak mau, aku bisa menyuruh mereka mengantarkan ke kamar untukmu.
Kamu akan menemaniku di sinikan? Tidak kumpul bersama mereka?
Jika itu yang kamu mau, aku tidak masalah!!
Putra menelepon ke resepsionis lalu menghubungi Chan.
Chan tidak mengangkat Panggilan!! Putra sudah tau apa yang dilakukan Chan jika tidak mengangkat teleponnya. Jadi Putra Iseng melakukan Videocall, dan ternyata diangkat oleh Chan.
Apa? Ujarnya...
Aku hanya ingin tau apa yang kamu lakukan sampai mengabaikan telepon ku...
Aku sedang berendam pastinya jawab Chan sambil mengejek Putra..
Baiklah!! Aku tidak akan mengganggu waktumu, malam ini aku dan Iku akan makan malam di Kamar saja. Iku sudah lelah jadi malas turun ke bawah.
Dimana Imel?
Putra mendekati Imelda, hay Kak Chan...
Wah, kenapa berdua memakai Kimono... Apakah hubungan kalian ada kemajuan ujar Chan sambil tertawa?
Ya!! Seperti yang Kakak Lihat, kami sedang honeymoon jadi tolong jangan ganggu kami ujar Imelda?
Chan tertawa terbahak-bahak. Kami tau Imel sayang, itu juga yang aku mau. Kalau bisa besok jadwal kita full di Villa saja. Karena aku akan menghabiskan seharian menikmati Indahnya Surga Dunia...
Terserah padamu saja ujar Putra... Aku tutup teleponnya, jangan lupa pakai pengaman. Karena akan susah jika Tari hamil duluan dari Imelda ejek Putra...
Assyeemmm ya Put..
Putra segera menutup teleponnya....
Puku, kamu mau punya anak dari ku?
Aku hanya mengejek Chan, karena dia tidak mau berkomitmen jadi dia pun tidak pernah ingin punya anak ujar Putra.
Kamu belum menjawab Pertanyaanku Puku? Imelda menekankan suaranya...
Iku, Putra duduk disamping Imelda...
Buatku memilikimu adalah mimpi yang belum tentu terwujud, apalagi memiliki anak darimu. Aku tidak berani berharap.
Bagaimana kalau aku mau memberikanmu keturunan, dengan syarat umurku sudah genap 20 tahun?
Kamu jangan bercanda Iku, kamu akan mengambil alih posisimu setelah kamu meyelesaikan studi mu jadi jangan sampai karena balas budimu maka menghancurkan mimpimu.
Imelda mendekatkan dirinya ke Putra...
Aku hanya ingin menyempurnakan mimpimu Puku...
Kamu hanya ingin memiliki keluarga yang utuh seperti ayah dan ibumu.
Dan aku pun ingin memiliki keluarga seperti ayah dan ibuku.
Mimpi kita sama sebenarnya...
Aku ingin kamu yang pertama semuanya bagiku, dan aku berharap tidak akan ada yang lain antara kita berdua. Izinkan aku melaksanakan kewajibanku dan kamu mendapatkan hakmu terhadapku ujar Imelda.
Imelda membuka Kimono yang dipakainya sehingga tidak ada satu helai benangpun yang menutupi dirinya, Putra memandang ragu kepada Imelda.
Apakah kamu yakin Iku? tanyanya sambil mendorong Imelda ke atas ranjang.
Imelda menganggukkan kepalanya, aku yakin Puku.
Putra kali ini tidak dapat menahan lagi keinginannya, bentuk tubuh yang sempurna dan memang dia mencintai Imelda. Dengan membaca bismillah dia meyakinkan dirinya bahwa ini adalah jalan untuknya memiliki Imelda seutuhnya.
Putra bukanlah Chan yang sudah pandai melakukan hal ini. Dia mencoba perlahan karena tidak ingin menyakiti Imelda sama sekali.
Kamu harus katakan jika yang aku lakukan menyakitimu Iku, bisik Putra kepada Imelda dengan nafas mereka yang sudah saling memburu.