Iku, Putra mencoba memecah kesunyian mereka berdua setelah kejadian di ruang makan tadi. Apakah kamu tidak apa2?
Imelda merebahkan kepalanya kepundak Putra.
Maafkan aku Ya Puku, belum selesai masalah Zai. Sekarang malah muncul Dan. Kadang aku lelah tidak bisa mempertimbangkan apa pun karena sebagian ingatanku hilang.
Kamu tidak salah apa2, terima kasih karena kamu sudah memilihku dan mempertahankan ku dihadapan Dan. Aku akan terus berada disampingmu apa pun yang terjadi sampai kamu sendiri yang mengusirku ucap Putra.
Aku pun tidak akan meninggalkanmu sampai kamu yang melepaskanku ucap Imelda ke Putra.
Putra tersenyum senang dan yakin bisa membuat Imelda jatuh cinta padanya.
Terima kasih Iku ucap Putra sambil merangkulkan tangannya ke lengan Imelda. Rasa nyaman ini yang belum pernah Imelda rasakan dari orang lain. Putra selalu bisa menyejukkan hatinya.
Iku, seperti keinginanmu. Hari ini kita akan menuju tempat yang jauh dari ke bisingan. Kita akan menghabiskan waktu kita di daerah yang tenang dan indah.
Apakah kita akan pindah hotel gara2 Dan?
Tentu tidak, karena kemarin malam kamu bilang tidak suka di sini. Maka aku sudah memesan sebuah villa di daerah berbeda jawab Putra.
Baiklah! Asalkan kita pindah bukan karena kehadiran Dan pagi ini. Aku setuju jawab Imelda.
Anak ini memang tidak ada takutnya pikir Putra. Di saat Putra ingin menjauhinya dari semua yang tidak membuat dia nyaman, dia malah memilih menghadapinya. Keberaniannya menunjukkan anak Pewaris perusahaan besar.
Putra meminta Chan menyiapkan pengawal karena kehadiran Dan tapi Putra ingin Imelda tidak tau kalau mereka di kawal. Imelda tidak suka diawasi dan dia ingin Imelda betul2 merasakan liburan yang nyaman. Putra sudah memesan Villa di daerah Pantai Sanur. Memang Putra sengaja mencari di daerah Pantai karena ingin membiasakan Imelda agar traumanya tidak mudah muncul. Mereka menuju Pantai Sanur dan Putra mengatakan bahwa Chanlah yang memilih daerah ini untuk hari ini. Sedangkan untuk besok Putra menyarankan main di daerah Uluwatu. Lalu Ke daerah Ubud dan terakhir mereka akan ke daerah Nusa Penida.
Putra sudah memesan sebuah mobil Alphard untuk perjalanan mereka selama di Bali, dan mobil pengawal akan berada di belakang mobil mereka agar Imelda tidak menyadarinya.
Putra sudah mengemas semua pakaiannya dan melihat Imelda masih bolak balik dengan handuk dikepala dan kimono.
Putra beberapa kali memalingkan pandangannya. Cobaan apa lagi ini yang dibuat Imelda. Ini anak tidak tau apa, jika dengan menggunakan pakaian seperti itu sama saja dia menggoda Imannya Putra. Untung saja Putra masih bisa menahan jika tidak entah apa yang akan terjadi pada mereka berdua.
Iku, apakah kamu belum mau memakai pakaianmu?
Imelda datang dan menghampiri Putra. Ada apa Puku?
Putra langsung membuang pandangannya.
Kamu tau kalau aku masih lelaki Tulen kan Iku, bagaimana jika aku tergoda?
Tidak masalah, toh kamu kan suamiku jawab Imelda santai.
Apa kamu tidak takut jika aku tidak bisa menahan diriku?
Imelda tertawa lalu memeluk Putra dari belakang.
Bukankah sudah ku katakan, aku akan melaksanakan kewajibanku sebagai istri.
Kamu jangan bercanda Iku, kamu tau tanpa disodori ikan pun kucing punya keinginan memakan ikan diatas meja, apalagi di sodori... Putra menahan tangan Imelda yang merangkul lehernya.
Imelda coba menarik tangannya!! Dan Putra tertawa terbahak2.... Sudah cepat pakai bajumu, 10 menit lagi kita harus check out.
Katakan saja jika kamu sudah siap bisik Putra di telinga Imelda, yang membuat jantung Imelda berdegup kencang. Putra melepaskan pegangan tangannya dan meraih handphonenya berpura-pura sibuk dengan medsosnya...
Imelda masuk ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya.
Puku, apakah aku boleh berpakaian seperti ini?
Putra menoleh dan diam terpaku, kamu mau tidur siang Iku?
Imelda nyengir kuda kearah Putra. Jadi tidak boleh?
Boleh, tapi hanya di depanku. Bukan untuk keluar begitu, aku tidak ingin kamu jadi tontonan gratis semua orang. Maksudku jeans dan kaos adalah Jeans panjang bukan mini short jeans, dan baju kaos yang aku maksud bukan juga tanktop tapi T-shirt ujar Putra.
Imelda tertawa puas melihat Putra yang kelihatan stress melihat penampilannya. Sebenarnya Imelda memang hanya mau mengerjai Putra. Karena tidak bersama Putra pun dia tidak akan pernah keluar memakai baju seperti itu. Jadi aku tidak boleh memakai baju ini?
Boleh, tapi kita tidak akan kemana-mana. Kamu bisa mulai tidur siang di sana ujar Putra menunjuk tempat Tidur.
Imelda senang melihat Putra yang kesal padanya. Baiklah! tunggu sebentar ya...
Imelda mengenakan Jeans panjang dan T-Shirt yang membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas dan mengikat rambutnya ke atas serta menggunakan sneaker.
Bagaimana Puku?
hmmm... Okelah... Putra menelepon bel boy dan Chan lalu menuju ke Lobby.
Chan aku titip Imel sebentar, aku akan ke mall dibawah.
Kamu mau ngapain ujar Imelda. Ada yang mau aku beli, kalian naik mobil saja dulu. Aku cuma sebentar.
Putra memastikan Imelda dan Chan menuju ke mobil di lobby dan dia menuju mall melalui pintu dari dalam hotel.
Apa yang mau dibeli Putra Kak Chan?
Entahlah, anak itu selalu saja membuat orang penasaran.
Putra kembali 10 menit kemudian, dia membawa paper bag lalu memberikannya ke Imelda.
Apa ini?
Ayo jalan ujarnya ke driver, kamu bisa membukanya.
Sweater pikir Imelda dan Topi Pantai...
Hmmm... Kamu bermaksud menyembunyikan ku Puku?
Tidak, tapi aku tidak suka Chan melihat bentuk tubuhmu dan Topi di sana akan sangat panas jadi aku tidak ingin kamu kepanasan. Kacamata hitam kamu pasti selalu bawakan?
Kenapa kamu menuduhku melihat bentuk tubuh Imel Putra?
Ya, karena jika kamu menatapnya pasti kamu melihatnya kan?
Mana ada orang yang tidak melihat lawan bicaranya Putra...
Sudah cukup teriak Imelda, aku akan memakainya sekarang. Dan kamu menunjuk ke arah Putra, jangan coba2 kamu memakai kacamata hitam itu.
Memangnya kenapa?
Kalian berdua bisa menutupi ke arah mana mata kalian menatap nantinya. Dan di sana aku yakin akan banyak sekali penglihatan yang membuat kalian tertarik. Jika salah satu dari kalian ketahuan memandang wanita lain!! Akan aku buat kamu lari dari ujung pantai ke ujung satunya ucap Imelda.
No Problem for me ucap Putra... Karena buatnya melihat wanita lain selain Imelda sudah tidak mungkin!! But this is your problem Chan, ujar Putra sambil mengejek ke arah Chan.
Udah tenang, dia sudah puas semalam dan tadi sebelum kita berangkat. Kalau dia masih juga melihat yang lain, akan aku buat dia tidur di sofa sampai kita pulang ke Jakarta ujar Tari.
Imelda tertawa puas melihat reaksi muka Chan...
Kamu memang tega Imel gerutu Chan dibelakang mereka.
Mereka langsung menuju ke Tanjung Benoa untuk menikmati pantai dan Putra sudah lama tidak water sport. Dia memang tidak berniat mengajak Imel karena itu olahraga yang memiliki resiko tapi setidaknya Imelda akan dijaga oleh pengawal mereka dari kejauhan.
Puku, apakah kita sudah sampai?
Ya, ujar Putera...
Apakah di sini ada parasailing?
He eh.. aku dan Chan akan menaikinya hari ini...
Aku boleh ikut?
Kamu dan Tari boleh menonton kami, tapi tidak main yang berbahaya...
Kenapa? Aku ingin mencobanya!!
Kalau begitu kita hanya akan main banana boat, rolling donut dan jetski.
Tapi aku ingin sea walker tunjuk Imelda.
Kita akan mencoba itu lain kali, setelah kamu benar2 dinyatakan sehat.
Chan sudah membawa tiket untuk mereka. Puku apakah kita tidak mengganti baju dulu?
Tidak usah, villa kita di daerah sini. Nanti kita langsung ke Villa setelah selesai main.
Padahal aku membawa Tanktop dan short jeans ku tadi di tas ini, sambil menunjuk ranselnya.
Putra menatap tajam ke arah Imelda. Kalau kamu mau menukar bajumu, aku akan langsung kembali ke Villa. Silahkan saja bermain bersama Chan.
Imelda menarik lengan Putra, udah jangan ngambek. Kalau melihat tingkahmu, mereka tidak akan menyangka kalau kamu itu Direktur Perusahaan besar.
Chan yang melihat Putra dan Imelda geleng2 kepala, kenapa temannya seperti anak2 sekarang. Malah Imelda yang terlihat lebih dewasa dari Putra.
Baju apa yang dikatakan Imelda, tiba2 aku sangat penasaran ujar Chan. Boleh aku melihatnya?
In Your Dream ujar Putra sambil menarik Imelda hingga masuk kedekapannya.
Dada Imelda bergemuruh dan mukanya terasa panas.
Chan yang melihat puas tertawa karena berhasil membuat Putra bertingkah seolah-olah ada orang yang akan merebut mainannya...