Chereads / CEO Dadakan / Chapter 55 - Perjanjian Pernikahan

Chapter 55 - Perjanjian Pernikahan

Imelda sungguh kagum melihat apartemen Putra. Minimalis dan tertata dengan rapi. Putra menyuruh Zepri memasukkan koper Imelda ke kamarnya. Dan memberikan arahan tentang rencana mereka besok serta memberikan buku SOP tentang pengamanan Imelda selama di kampus. Dia meminta Zepri untuk mempelajarinya dengan baik selama mereka di Bali.

Imelda masih duduk di meja makan sambil memegang Jus yang dituangkan Putra untuknya sambil melihat kelap kelip cahaya bangunan perkotaan.

Iku, kamu bisa tidur di kamarku malam ini. Dan aku akan tidur dikamar Tya ucap Putra.

Apakah kamu tidak masalah?

Putra menoleh sambil tersenyum, aku tau batasan2 ku Iku kamu tenang saja.

Puku, Imelda memanggil Putra yang sedang mengambil air di dalam kulkas.

Bisa kita bicara sebentar, duduklah disini. Kita harus membahas tentang pernikahan kita. Setidaknya tentang perjanjian selama kita nikah, apa yang boleh dan tidak kita saling campuri.

Perjanjian! Putra mengangkat satu alisnya. Untuk apa? Kamu tidak percaya padaku?

Bukan! hanya saja aku tidak percaya pada diriku. Aku takut nanti, aku melakukan hal yang tidak kamu sukai.

Baiklah! Kamu draft saja surat perjanjiannya, aku akan menambahkan punya ku jika aku rasa perlu menambahkan sesuatu. Aku mau mandi dulu, kalau kamu mau buah. ambil saja dikulkas.

Putra tau Imelda pasti sangat berhati-hati tentang hubungan mereka. Karena bagaimanapun hal ini bukan hal yang biasa. Walaupun Imelda yang menginginkan pernikahan ini tetap sajalah pernikahan ini hanyalah karena perusahaan. Putra mencoba menghadapi semuanya dengan tenang, tidak lucu hari pertama menikah sudah bertengkar pikirnya. Karena sebenarnya Putra tau batasan2 dirinya. Putra keluar dari kamar mandi memakai pakaian dan menemui Imelda yang sedang mengetik sesuatu di Laptopnya.

Bagaimana sudah selesai? Putra menghempaskan badannya ke sofa di depan televisi. Dia menyalakan televisi dan menunggu jawaban Imelda.

Coba kamu baca... Imelda menyerahkan Laptopnya ke Putra.

Ada 7 Poin yang di buat oleh Imelda.

Pertama Imelda membuat masing2 dari mereka harus menyesuaikan diri masing2 tanpa harus bertengkar. It's okay ujar Putra

Kedua Masing2 harus menerima kelebihan dan kekurangan tanpa harus merubah kekurangan masing2. Okay jawab Putra

Ketiga masing2 harus memberi tahukan jika sedang marah atau tidak menyukai yang dilakukan oleh salah satu dari mereka. marah harus ngomong? komentar putra

Yupz karena belum tentu kita dalam situasi yang sedang baik dan peka. Bisa saja sangking kita sibuknya sehingga kita lupa membaca mimik muka dan tingkah laku.

Baiklah!!

Keempat Sesibuk apa pun salah satu dari kita, kita harus mengangkat telepon atau sekedar membalas Chat untuk memberitahukan kabar. Setuju jawab Putra

Kelima Masalah apa pun yang sedang dihadapi salah satu dari kita. Harus saling memberi tahu. Tidak boleh menyembunyikan apa pun dengan alasan apa pun. Hmmm... Akan aku pikirkan ujar Putra..

Puku, ini tidak sekedar difikirkan begitu kamu menandatangani maka kamu setuju.

Baiklah, sambil membaca 2 Poin lainnya. Aku akan sambil memikirkannya Iku.

Imelda tertawa mendengar kejengkelan Putra.

Keenam Sesibuk apa pun kita, kita tetap harus pulang untuk sekedar makan malam bersama paling sedikit 3 kali seminggu. Ini maksudnya kita akan tinggal terpisah?

Bukan, maksudnya jika kamu tiba2 tidak sedang di sini maka setidaknya kamu harus pulang 3x dalam seminggu untuk kita makan malam bersama. Demi menjaga nama baikmu dan menghindari gosip.

Baiklah! Untuk poin ke enam, aku ingin diganti menjadi jika aku harus keluar kota lebih dari 1 hari maka kamu harus ikut denganku kemana pun aku pergi.

Bagaimana dengan kuliahku jika aku harus ikut kemana pun kamu pergi?

Kamu bisa ikut daring karena Zepri yang akan hadir di sana dan melakukan panggilan via Daring untukmu agar tetap bisa ikut dikelas itu.

Baiklah! Aku setuju. Poin 6 bahwa aku akan ikut kemana pun kamu pergi jika kamu harus pergi lebih dari 1 hari.

Ketujuh jika sampai waktunya ternyata salah satu dari kita menemukan orang lain yang dicintai. Maka kita harus saling memberi tahu dan membicarakan hal ini.

Aku Setuju ujar Putra, tapi aku akan menambahkan 2 Poin

Kedelapan aku ingin kamu menjaga nama baikmu sampai waktunya kamu siap mengambil posisi mu. Jika kamu menyukai orang lain maka sukailah dia, tapi kamu baru bisa bersamanya setelah urusan kita selesai. Aku setuju, tapi itu juga berlaku untukmu kan?

Tentu saja jawab Putra.

Kesembilan Jika salah satu dari kita ternyata mendapatkan cobaan dan ujian atau pun fitnah, maka aku ingin kita saling mempercayai. Dengan alasan apa pun, kita harus saling mempercayai satu sama lain.

Baiklah! Aku akan tetap berada disampingmu apa pun yang terjadi selama kamu masih suamiku. Imelda tersenyum licik ke Putra. Aku akan menambahkan satu hal. Jika kamu tidak setuju maka langsung katakan ya. Karena ini godaan terbesar untukmu. Sepertinya harus ditambahkan juga. Putra geleng2 kepala melihat tingkah Imelda.

Kesepuluh kita tetap harus tidur dalam satu kamar demi menjaga pandangan orang lain, baik itu keluargamu maupun keluargaku. Kita tidak pernah tau kapan akan kedatangan atau terlihat orang lain. Jadi untuk menjaga nama baikmu. Kita tidak boleh tidur dikamar terpisah, walaupun nanti ada yang tidur di sofa atau di kasur kita tetap harus tidur di satu kamar.

Asalkan kamu kuat godaan ku saja jawab Putra, aku ini lelaki matang dan menarik.

Kalau begitu kita batalkan saja poin kesepuluh ujar Imelda ragu.

Putra tertawa senang karena berhasil mengerjai Imelda.

Dasar kamu ya ujar Imelda. Kamu pikir aku takut. Cepat kita cetak dan tanda tangani ujar Imelda. Kamu ada brangkas kan ya?

Baiklah! Putra menyambungkan bluetooth ke printernya dan mencetak perjanjian tersebut. Mereka berdua menandatangani surat tersebut dan menyimpannya di brangkas milik Putra.

Hari sudah menunjukkan jam 12 malam, Imelda sudah bersiap untuk tidur sedangkan Putra baru selesai membereskan kopernya. Dia mengeluarkan selimut serta bantal dari lemari dan meletakkannya ke Sofa di pinggir kamarnya. Dia ragu ada poin bahwa mereka berdua tidak boleh menyembunyikan rahasia apa pun, bagaimana jika Imelda tau keberangkatan ini tidak hanya karena Putra ingin mengajak Imelda ke Bali tapi karena Putra ingin membawa Imelda jauh dari Zai dan Zain. Mengenai kedatangan mereka ke Indonesia serta ketika di bandara nanti. Putra masih susah memejamkan matanya. Dilihatnya Imelda sudah tidur dengan sangat nyenyak. Sepertinya dia harus memberi tau Imelda besok sebelum berangkat. Karena dia tau Imelda akan sangat marah kalau sampai mengira keberangkatan ini tidak hanya untuk mengajaknya jalan2 tapi juga menghindari Zai dan Zain.