Chereads / CEO Dadakan / Chapter 52 - Pernikahan

Chapter 52 - Pernikahan

Putra masih berusaha tenang dengan pernyataan yang disampaikan Imelda. Apakah dia sudah menyiapkan semuanya tanpa memberi tahunya? Kenapa dia merasa kalau yang dilakukan Imelda ini sangat berlebihan. Mereka sudah sepakat akan memutuskan kembali setelah Imelda tamat dari perguruan tinggi tapi apa yang dilakukan oleh Imelda hari ini betul2 tidak masuk dalam pikiran Putra.

Suasana diruangan tiba2 sunyi seketika, entah karena terlalu kaget pada keputusan Imelda atau mereka malah bingung dengan yang barusan mereka dengar.

Rania Putri terlihat sangat tersentak dan berusaha menahan emosinya. Nona Imelda, apakah anda tidak terlalu picik melakukan ini? Kenapa Anda mengatakan hal yang tidak masuk akal?

Maaf Nona Rania, saya tidak paham maksud Anda. Tidak masuk akal bagaimana? Apakah karena Anda dulu pernah punya hubungan masa lalu dengan Calon suami saya terus Anda masih berhalusinasi bahwa Putra masih menyukai Anda? Tolong jangan campurkan urusan perasaan dengan urusan bisnis, saya kira orang seumuran Anda lebih bisa profesional dibanding saya.

Putra adalah calon suami saya, bukankah hal yang wajar jika kami segera menikah? Apakah orang di ruangan ini selain Nona Rania Putri ada yang memiliki pandangan yang sama dengannya?

Rania Putri berdiri dan memukul meja di depannya.

Maaf Nona Rania, jika Anda tidak bisa profesional saya silahkan Anda meninggalkan ruangan rapat ini Ujar Putra. Semua yang disampaikan oleh Imelda benar, kami berencana memberikan kejutan pada kalian semua. Tapi karena keadaan yang mendesak maka Imelda terpaksa memberi tau kalian. Putra memberikan HP nya pada sekretarisnya, ini adalah surat pengajuan pernikahan kami, Tuan/Nyonya bisa melihatnya. Maafkan situasinya jadi tidak nyaman karena urusan pribadi kami. Saya rasa Tuan Dhani bisa melanjutkan sesi berikutnya.

Baiklah, Tuan/Nyonya sekalian. Kita lanjutkan dengan polling untuk pemilihan Direktur yang baru. Tuan Rama akan membagikan Link untuk bapak ibu memilih dan hasilnya akan langsung muncul di layar depan kita. Silahkan bapak ibu mengklik link tersebut pada hitungan ke-3 sesuai arahan dilayar depan. Semua pemegang saham dan direktur mengecek di Handphone masing2. Ini kesempatan Putra untuk mengirim pesan ke Imelda.

Putra melihat pesan dari Tuan Anggo.

Putra kamu tenang saja, semua sudah saya dan Nyonya Zen atur. Ikuti saja permainannya. Nanti akan kita bahas perjalanan kembali ke rumah.

Baik Paman. Putra menjawab singkat karena masih bingung dengan keputusan yang diambil mereka.

Polling di layar terus berlangsung, perbedaan angka Persen di layar terus berubah-ubah. Hingga akhirnya setelah menunggu 10 menit, layar di depan menunjukkan Putra memimpin perhitungan suara sebanyak 61% dan Tuan Edy 39%. Tepuk tangan meramaikan suara di ruangan rapat tersebut.

Tuan Dhani memberikan kata2 penutupnya dan memberi tahukan pesta penyambutan akan di adakan 7 hari dari hari ini. Semua media akan di undang untuk memperkenalkan Direktur baru Aaw Group Company. Semua para pemegang saham memberikan ucapan selamat kepada Putra dan Imelda. Imelda mendampingi Putra hingga semua pemegang saham meninggalkan ruangan tersebut. Rania meninggalkan ruangan setelah polling di bacakan dan terlihat tidak masuk kembali sampai semua orang sudah meninggalkan ruangan.

Iku kita harus bicara, Putra menarik tangan Imelda ketika dia hendak keluar menyusul Ibunya dan Tuan Anggo.

Puku, kita akan membicarakannya di rumah. Dan semua persiapan sudah lengkap.

Iku, aku punya saudara yang harus diajak bicara terkait hal ini. Tidak bisa tiba2 begini.

Puku aku akan menjelaskan semuanya pada keluargamu, percayalah padaku. Kita akan menjelaskan pada mereka.

Tapi Iku, bagaimana dengan kesepakatan kita?

Imelda memeluk Putra, Puku aku mohon padamu. Kita sudah sampai di titik ini. Sudah ku katakan aku rela melakukan semuanya demi mimpi ayah dan kamu sudah bersedia membantuku. Kita tidak bisa bicara di sini, semua ruangan dikantor ini dilengkapi CCTV. Aku tidak mau orang akan curiga pada kita berdua. Imelda melepaskan pelukannya dari badan Putra.

Putra berjalan sambil merangkul Imelda dan keluar menuju Lobby Utama.

Tuan Dhani dan Istrinya serta Tuan Anggo dan Nyonya Zen sudah menunggu mereka .

Imelda dan Putra bersama Pak Asep dan Zepri. Putra bahkan tidak bisa membahas hal ini langsung dengan Imelda di dalam mobil karena bagaimana pun Pak Asep dan Zepri tidak boleh tau hal ini.

Bagaimana Ospek mu? tanya Putra Ke Zepri

Semua berjalan dengan baik Tuan, dan mulai senin depan sudah mulai awal perkuliahan. saya mau mengucapkan terima kasih karena memberi saya kesempatan untuk bisa kuliah sambil menjaga Nona Imelda.

Kamu harus tau tugas utamamu selama kuliah adalah menjaga Nona Imelda, saya tidak ingin melihat sekecil apa pun kesalahan. Dan ini manual book pengamanan Nona Imelda selama di Kampus/kegiatan yang berhubungan dengan kampus. Saya ingin kamu menghafal semua itu sebelum hari pertama kuliah.

Baik Tuan, saya pasti akan menghafal setiap detailnya.

Puku, apakah kamu harus sebegitunya sampai membuat manual book?

Saya tidak ingin menjelaskan panjang lebar, semua SOP pengamananmu ada di sana. Jika ada yang tidak nyaman kamu boleh menyampaikannya padaku ujar Putra.

Imelda menghela nafas panjang, dia tau sekarang bukan waktu yang tepat untuk bernegosiasi dengan Putra karena Putra pasti sekarang masih tidak nyaman dengan kenyataan di rapat tadi.

Imelda mengirim pesan ke Tya, untuk bisa datang ke rumahnya sore ini. Dia akan mengirimkan Pak Bambang untuk menjemput Tya. Ada hal yang harus kamu hadiri sore ini, saya benar2 mohon maaf karena mendadak menghubungimu.

Tya bersedia datang, dan akan menunggu jemputan dari Imelda.

Putra sungguh terkejut karena dirumah Imelda sudah dihiasi dengan Dekorasi serba Putih, dan ada meja dan hiasan yang di dekor diruangan baca ayahnya Imelda dan para keluarga besar Zen juga sudah datang.

Putra dan Imelda meminta izin ke atas sebentar. Ibu Imelda dan Tuan Anggo turut serta menyusul mereka.

Iku apa2an ini? tanya Putra. Bagaimana bisa kalian menyiapkan ini tanpa bertanya dulu pada ku?

Puku, kita sudah sepakat jika sewaktu-waktu Para pemegang saham meragukan kita, maka kita akan menyiapkan diri untuk segera menikah.

Tapi kamu lihat kan, aku sudah bisa menyakinkan mereka tadi. Tetapi kenapa kamu malah melakukan ini.

Ini awalnya hanyalah persiapan jika kemungkinan kecil seperti yang kamu katakan tadi. Sebenarnya Ibu dan Paman Anggo sudah mendaftarkan pernikahan kita itu setelah kita selesai bertunangan, mereka sudah yakin hal yang terjadi tadi pasti akan terjadi begitu mengetahui tentang artis itu. Sebelum semuanya terjadi, kalau kamu memang merasa ini keterlaluan dan keberatan menjadi suami ku. Kita akhir saja sekarang.

Iku kamu tidak paham maksudku. Aku tidak ingin kamu akan menyesali keputusan yang kamu ambil hari ini. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan Nia.

Ya! Aku memang baruq tau Rania adalah cinta pertamamu dan kamu masih belum bisa melupakannya sampai sekarang. Makanya sampai sekarang kamu masih belum punya pacar. Maafkan aku telat mengetahuinya, jika dari awal aku tidak akan memintamu untuk menjadi Tunangan pura2 ku.

Iku.... Kamu salah sangka. Aku bahkan sudah melupakannya sebelum aku bertemu denganmu. Betul salah satu yang membuatku memilih kuliah di Kanada dan meneruskan ke Jerman adalah karena tidak ingin bertemu lagi dengannya. Tapi itu sudah sangat lama Iku. Dan dia tidak ada artinya apa2 buatku sekarang. Ini semua tidak ada hubungannya dengan dia. Yang aku perdulikan hanya tentang dirimu sebenarnya. Aku tidak ingin membuat orang menikah denganku bukan karena Cinta, aku tidak ingin dia terikat denganku bukan berjalan bersamaku.

Imelda terduduk diam...

Nyonya Zen dan Tuan Anggo yang sedari tadi menunggu di luar kamar. Mengetuk pintu kamar Imelda.