Acara yang sederhana dan khidmat di tutup dengan Makan malam bersama keluarga besar dan bincang2 tentang Putra dan masa kecil Imelda. Putra larut dalam suasana yang sangat bahagia untuknya karena dia menikahi wanita yang dicintainya walaupun kenyataan tidak mencintainya. Baginya kebahagiaan keluarga Zen khususnya Imelda adalah kebahagiaannya. Tya berpamitan karena besok masih ada kuliah pagi dan siap di antar Pak Bambang kembali ke Asrama. Putra sebenarnya berencana mengajak Tya besok ke Bali ternyata adik bungsunya ada UTS dan baru bisa menyusul di hari jum'at. Putra berjanji akan menyiapkan semua keperluan Tya untuk menyusul mereka. Jika Tya sudah yakin bisa menyusul mereka.
Semua tamu undangan sudah mulai pulang, Putra bingung karena pernikahan yang mendadak ini. Dia bahkan tidak membawa pakaian ganti sama sekali. Putra dan Imelda berpamitan untuk istirahat sedangkan Tuan Anggo dan Ibunya masih menemani ada beberapa saudara yang masih asyik mengobrol.
Iku... Sepertinya aku harus pulang dulu sebentar. Karena aku sama sekali belum membawa pakaianku.
Hmmm... Tidak usah...
Aku sudah menyiapkan baju ganti untukmu. Mandilah duluan Puku, bajunya sudah aku gantung di lemari dalam kamar mandi.
Oh, baiklah! Putra yang benar2 canggung dengan keadaan ini. Melangkah buru2 ke dalam kamar mandi.
Apa yang aku pikirkan, besok pagi2 kami sudah harus berangkat ke Bali. hal ini bahkan aku belum sampaikan sama sekali dengan Imelda dan Ibu serta Paman Anggo. Putra menepuk jidatnya dan segera keluar dari kamar mandi.
Dia sangat terkejut ketika membuka pintu kamar mandi, Imelda sedang membuka gaun pengantinnya dan setengah telanjang.
Maafkan aku Iku, Putra langsung menutup pintunya kembali.
Imelda tertawa, tenang Puku. Kamu itu sudah sah suamiku, walaupun pernikahan kita karena kesepakatan tapi kamu tetap sudah tidak berdosa jika melihat Auratku. Ada apa? Keluarlah. Imelda segera memakai baju kaos putihnya dengan hot pants hitam seperti biasanya
Putra keluar dari Kamar mandi dengan pelan2 membuka pintu kamar mandi. Maafkan aku ucapnya lagi.
Imelda menarik tangan Putra untuk duduk di atas kursi di sudut kamarnya. Ada apa, sepertinya sesuatu yang penting.
Aku lupa mengatakan bahwa aku sudah memesan tiket untuk kita ke Bali besok?
Bali? Serius!!!
Ya, anggap saja ini sebagai jalan2 pertama kita setelah menikah?
Berdua? tanya Imelda ragu...
Kenapa? Takut? Katanya walaupun diatas kesepakatan, aku tetaplah suami mu?
Tidak apa2, bukankah kita memang sudah sering berdua saja waktu aku dirawat. Bahkan waktu itu kita masih bukan siapa2, sekarang kalau ada apa2 malah lebih tidak apa2kan!
Apa2 apa sih cubit Putra di pipi Imelda.
Baiklah, besok kita akan ke Bali bersama Chan dan Tari! Kamu sudah tenang?
Chan dan Tari! Ikut kita honeymoon? ledek Imelda
Iku, kamu jangan mancing2 ya. Aku tetaplah lelaki Tulen jadi jangan coba2 memancing di air yang keruh.
Piss.... Imelda nyengir kuda ke arah Putra...
Jadi kamu mau pulang sekarang? tanya Imelda
Sepertinya menunggu semua saudaramu pulang dulu...
Aku ikut ya, tanya Imelda!!
bukankah berangkat dari apartemen mu lebih dekat ke bandara?
Jadi kamu sudah tidak takut tinggal berdua saja denganku? tanya Putra
Kamu adalah suamiku, kalau kamu ngapa2in aku juga. Orang nga akan ngatain kalau anak ingusan menggoda Direktur kan?
Putra mengacak-acak rambut Imelda sampai Imelda teriak karena kesal.
Udah Puku!! Aku mau membereskan bajuku dan mengganti baju dulu. Setelah itu kita kebawah memberi tau ibu dan kita langsung ke apartemen mu.
Baiklah!! Aku akan mandi di rumah saja kalau begitu. Putra meletakkan handuk yang di letakkannya di atas lehernya dan turun ke bawah duluan untuk berbicara dengan Ibu Imelda dan Tuan Anggo. Dia tidak ingin Imelda tau tentang kedatangan Zai dan Zain ke Indonesia.
Ibu, Putra mohon izin besok pagi akan berangkat membawa Imelda untuk jalan2 ke Bali. Kami akan kembali sebelum malam inagurasi perusahaan. Mohon izin dan do'anya bu.
Ibu senang sekali, kamu cepat mengambil tindakan. Ibu berharap kamu dan Imelda bisa menemukan perasaan satu sama lain ketika di sana ya. Kamu tenang saja, ibu dan paman Anggo akan menjaga posisimu sampai malam inagurasi nanti ya.
Terima kasih ibu, Putra memeluk Ibu Imelda dan mencoba memberi kode pada paman Anggo untuk mengikutinya keluar. Putra mau mencari Zepri dulu bu di taman depan ada beberapa terkait SOP yang harus dijalaninya.
Baiklah!! Nyonya Zen memanggil beberapa pegawai untuk memberikan perintah.
Paman, maafkan aku. Besok aku akan membawa Imelda ke Bali dan aku harap paman bisa membantuku untuk mengirim orang mengawasi Zai dan Zain selama di Indonesia. Dan semoga mereka bisa secepatnya kembali ke Negaranya.
Paman senang kamu bisa cepat mengambil keputusan. Paman harap, Imelda bisa memiliki perasaan juga padamu. Sambil menepuk pundak Putra.
Terima kasih Paman atas supportnya.
Putra melihat Imelda turun dengan membawa koper pakaiannya sambil berbicara pada ibunya.
Ayo paman kita masuk ke dalam, sebelum Imelda curiga kita membicarakan apa ujar Putra ke Tuan Anggo.
Kamu sudah siap Iku, tanya Putra.
Imelda mengangguk, Ibu Imel pamit dulu ya. Malam ini Imel akan menginap di apartement Puku. Besok kami akan berangkat ke Bali pesawat pertama dan ke bandara lebih dekat dari sana.
Ibu senang mendengarnya, ibu ingin berbicara 4 mata dengan Imelda dulu ya Putra.
Oh baiklah ibu, Putra menunggu di luar saja. Sambil memberi kode pada Zepri untuk membawa koper Imelda keluar. Putra berjalan menuju teras.
Imel, kamu sekarang adalah istri dari seorang direktur perusahaan besar. Semua tentang kehidupanmu akan menjadi sorotan. Ibu harap kamu bisa menjaga sikapmu dan ibu sangat berharap kamu bisa menjalankan kewajiban mu sebagai Istri. Karena apa pun bentuknya pernikahan kalian, secara agama dan hukum kamu tetaplah istrinya. Lakukanlah kewajibanmu dan berusahalah memberi hak nya. Ibu berharap kamu paham dengan yang ibu katakan.
Imelda hanya menunduk, dia memang masih anak yang baru mau dewasa tapi dia paham betul apa yang disampaikan oleh ibunya.
Ibu menyayangimu nak, dan yakinlah Putra adalah pria yang terbaik untukmu.
Terima kasih ibu jawab Imelda, Imel pun berharap tidak akan pernah mengecewakan Ayah, Ibu, Paman dan Putra juga.
Imelda diantar ibunya ke depan rumah, disana Putra sudah siap menunggu dengan Zepri dan Pak Asep.
Ibu titip Imelda padamu ya Put, kamu adalah harapan terbesar ibu. Jaga dan sayangilah Imelda seperti kamu mencintai dirimu sendiri.
Ibu tenang saja, Putra akan menjaga Imelda dengan segenap jiwa dan raga Putra.
Kami pamit dulu ibu dan paman. Kami menyayangi kalian, Putra memeluk Ibu Imelda dan Tuan Anggo dan langsung memasuki mobil menuju ke apartemennya.