Pagi ini Putra sengaja menjemput Imelda dengan Pak Asep sedangkan Tuan Anggo dan Nona Zen berangkat dengan Pak Bambang. Tuan Dhani sudah menunggu di depan kantor, menyambut Imelda dan Kakak tertuanya.
Imelda dan Nona Zen serta tuan anggo menuju keruangan Tuan Zen, ini kali pertama Imelda kembali ke perusahaan setelah kejadian di pantai itu. Dia sebenarnya sedikit gugup karena ingatannya akan 3 bulan terakhir hilang, bahkan pertemuan awalnya dengan Putra dan masa2 dia memimpin AGC dia tidak ingat sama sekali. Sepanjang jalan dia hanya tersenyum dan memanggutkan kepala jika ada yang menyapanya.
Bagaimana perasaanmu Iku?
Disinilah kita pertama bertemu dan kamu sempat menduduki posisi direktur walaupun sebentar.
Hmm... Aku sedikit gugup kalau boleh jujur.
Tenang saja, Putra menggenggam tangan Imelda. Kita pasti bisa melewati hari ini dengan baik, seperti kita melewati masa2 sulit kita kemarin.
Imelda tersenyum dan menarik nafas panjang.
Aku izin kembali keruangan dulu Tuan Dhani ucap Putra.
Puku kamu tidak menunggu di sini?
Putra tersenyum, aku kembali keruangan ku dulu ada beberapa hal yang mau aku pastikan.
Tuan Dhani sangat paham maksud Putra, bagaimana pun dia harus profesional karena jika dia ikut menunggu di ruangan itu. Akan menambah gunjingan tentang dirinya. Sejak berita tentang Putra akan menikahi Imelda, setiap hari karyawan di sini tidak berhenti bergunjing tentang dirinya yang haus akan kekuasaan dan matrealistis serta penilaian buruk tentangnya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Walaupun sebenarnya Putra terlihat tidak perduli, tapi tetap saja bagi Tuan Dhani ini tidak adil baginya. Yang berkorban yang tersakiti. Sebenarnya beberapa orang yang hadir ke pertunangan mereka ada yang mulai mengubah pandangan tentang Putra setelah melihat perjuangan Putra selama mendampingi Imelda tapi ya begitulah manusia, selalu memandang dari sudut pandangan mereka sendiri.
Semua manajemen dan pemegang saham sudah berkumpul di ruang rapat. Tuan Dhani memimpin rapat, Nyonya Zen dan Tuan Anggo duduk di sebelah kanan kiri Imelda. Sedangkan Putra duduk di sebelah kanan Tuan Dhani dan Tuan Edy di sebelah kirinya.
Putra mewakili keluarga Zen mengajukan diri sebagai Direktur Utama menggantikan Tuan Zen memberikan presentasi tentang Visi Misi dan Rencana perusahaan ke depan di susul dengan Tuan Edy. Semua peserta rapat mencoba mencerna satu persatu maksud dari yang disampaikan oleh Kedua calon tersebut.
Imelda terus berdoa dalam hati dan terus memandang Putra karena sangking cemas. Putra sangat terlihat percaya diri dan betul2 terlihat luar biasa hari ini. Tidak sekali pun dia menjawab pertanyaan dari para pemegang saham dengan ragu. Imelda sangat terpesona dengan kharisma yang dimiliki Putra. Tibalah seorang wania mengangkat tangannya dan dengan gayanya yang eksentrik Imelda tau kalau dia itu Rania Putri.
Imelda berbisik kepada Tuan Anggo.
Kenapa artis itu ada di sini paman?
Dia Putri dari salah satu pemegang saham kita dan saham ayahnya sudah dialihkan atas namanya.
Bukannya dia itu artis yang kemarin terkena kecelakaan itu?
Betul Nona dan juga dia adalah wanita yang pernah dekat dengan Tuan Putra dulu.
Maksudnya Paman?
Dia cinta pertama Putra dan sampai memutuskan menikah dengan Nona, Putra sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan wanita lain.
Imelda mengernyitkan dahinya, Putra menoleh ke arah Imelda sebelum mempersilahkan Rania Putri memberikan pertanyaan padanya. Putra tau, Imelda pasti akan tau tentang Rania nantinya.
Nona Rania, silahkan!!
Terima Kasih Tuan Putra, suatu ke bahagiaan bagi saya bisa bertemu dengan Tuan hari ini. Kesempatan yang sangat baik bagi saya. Saya hanya ingin mengucapkan selamat kepada Tuan, tapi apakah kami bisa mendapatkan guarantee bahwa Maaf sebelumnya. Tuan dan Nona Imelda betul2 saling mencintai bukan karena ada unsur bisnis di dalam pertunangan ini? Sebagaimana semua orang tau bahwa Nona Imelda masih sangat belia dan masih dalam kategori baru mau dewasa, bisa berubah kapan saja atau bisa saja menemukan pria yang jelas seumuran dengannya. Dan saya tau betul tipe wanita seperti apa yang Tuan Putra sukai.
Suara bising orang2 di dalam ruangan seakan-akan berbisik tapi sengaja membuat semua orang mendengar keraguan mereka.
Putra tersenyum, baiklah Nona Rania. Saya sebenarnya tidak terlalu suka wanita yang mencoba mencari simpati dengan mencoba mengiring opini, tapi saya sangat tau jika anda adalah seorang publik figure yang sangat hebat sehingga rela melakukan apa saja untuk kesuksesan anda tapi balik lagi di sini. Saya mencalonkan menjadi Direktur dengan dukungan dan kemampuan yang saya miliki terlepas dari saya bisa mengikuti pemilihan ini karena mewakili keluarga Zen pendiri perusahaan ini. Masalah waktu kapan kami akan menikah, semua para pemegang saham juga tau jika Imelda baru akan masuk ke perguruan tinggi. Kami akan menginfokan ketika semua sudah bisa kembali normal. Karena prioritas saya sekarang adalah membuat perusahaan ini lebih maju dan menjaga keluarga Zen.
Tapi bagaimana pun kami ingin kepastian saja, masalah akan dilakukan segera atau tidak. Yang kami butuhkan hanya komitmen saja ujar salah satu pemegang saham dari Hongkong.
Izin menjawab Tuan Dhani, Imelda membuka suaranya!
Silahkan Nona Imelda.
Selamat Pagi bapak/ibu jajaran direksi dan para pemegang saham semuanya. Sebenarnya saya dan Puku ingin memberikan kejutan tentang rencana tanggal pernikahan kami. Tapi jika dengan memberi tahukan ini membuat semua para pemegang saham lebih yakin untuk memilih Putra. Maka saya akan memberitahukan ceritanya. Sebagaimana kalian semua sudah tau, seperti video yang ditayangkan pada pertunangan kami kemarin bahwa saya menderita amnesia disosiatif. Bahkan saya mengalami kelumpuhan 2 minggu kemarin. Putra sebenarnya tidak ingin bertunangan (suara gemuruh komentar terdengar keras) tapi langsung menikah. Tapi saya menolak karena saya ingin sehat total agar bisa layak mendampingi Putra. Saya tau saya masih sangat muda, bahkan umur kami terpaut 9 tahun tapi bagi saya Putra adalah seorang laki2 yang sangat Baik, bertanggung jawab, penyayang, yang lebih utama adalah Putra lelaki yang memegang komitmen dengan sangat kuat. Pernikahan kami akan dilakukan pada tanggal 21022021. Itu adalah tepat tanggal Ulang Tahun Perusahaan dan akan di adakan di sebuah Hotel di kota ini. Saya akan berusaha sembuh secepatnya, agar layak menjadi Nyonya Eka Putra mulai hari ini. Mohon bimbingan dan dukungannya dari bapak/ibu sekalian. Imelda berdiri dan membungkukkan badannya demi memberikan tanda hormat untuk semua peserta rapat.
Putra berusaha menahan rasa kaget atas keputusan yang diambil Imelda tanpa kompromi dulu pada dirinya. Tapi seperti yang dikatakan oleh Ibu nya bahwa mereka harus siap jika para pemegang saham menginginkan mereka menikah untuk meyakinkan dewan direksi dan para pemegang saham.
Baiklah, bapak ibu sekalian. Sebenarnya kami ingin menjadikan ini sebagai pesta kejutan. Sebetulnya ujar Imelda lagi saya dan Putra akan melakukan pernikahan setelah rapat ini selesai secara agama dan mengadakan pesta bertepatan ualng tahun perusahaan. Tuan Anggo sudah mengurus semua surat2nya, jika bapak ibu masih tidak percaya. Silahkan mengecek permohonan pendaftaran pernikahan kami di instansi terkait. Jadi terpilih tidaknya Putra sebagai Direksi tidak akan menjadi masalah untuk saya. Kami akan tetap menikah hari ini.