Chereads / CEO Dadakan / Chapter 37 - Keputusan Baru

Chapter 37 - Keputusan Baru

Putra memohon pamit kepada Dokter Zain setelah mendapatkan perkembangan terakhir kondisi Imelda, dan bernegosiasi untuk memindahkan Imelda keruangan khusus dengan dilengkapi sesuai fasilitas di ICU. Jika Imelda di ICU, mereka tidak leluasa menjaga Imelda. Putra berjanji kepada Tuan Dhani akan melakukan semua tugasnya Via Daring, dan dia akan kembali setelah kondisi imelda stabil kembali...

Putra menuju keruangan Imelda dan berpapasan dengan Datuk Noer Hasan, Putra mengetahuinya karena mencari informasi tentang Zai. Tapi kenapa beliau dari arah ICU, Putra mempercepat langkahnya. Apa terjadi sesuatu pada Zai! Sedangkan kabar terakhir yang dia dapat, Zai baik2 saja.

Nyonya, Tuan Putra menundukkan badannya kepada Nyonya Zen dan Tuan Anggo.

Bagaimana kabarmu? Putra mengambil posisi di tengah2 antara mereka.

Baik Nyonya. Maafkan saya karena waktu itu tidak pamit langsung kepada Nyonya dan Tuan. Maafkan sikap saya yang kurang pantas!

Tidak apa2, kamu pasti memiliki alasan kuat untuk itu. Dan jangan jelaskan jika kamu tidak ingin menjelaskannya! Nyonya Zen menepuk pundak Putra.

Putra tertunduk!

Bagaimana hasil rapat kemarin? tanya Tuan Anggo

Maafkan kami, nyonya dan tuan. Kita tidak dapat mengundur lagi rapat dengan pemegang saham. Semua persiapan sudah selesai, tinggal menunggu Nona Imelda saja. Tuan Dhani memiliki rencana sementara sampai menunggu Nona Imelda sadar kembali.

Tuan Dhani akan mencalonkan diri sebagai Direktur untuk menggantikan Tuan Zen. Jika sampai hari H nona Imelda masih belum sadarkan diri, beliau akan naik sementara dan kita akan membuat perjanjian tertulis. Sampai akhirnya Imelda kembali sehat, Tuan Dhani akan sepenuhnya mengembalikan posisi nona Imelda.

Tapi jika Nona Imelda sudah sadar sebelum hari H, maka Tuan Dhani akan mengundurkan diri dari pencalonan pada saat rapat berlangsung. Untuk meminimisasi gerakan lainnya.

Bagaimana Tuan Anggo? apakah secara legalitas ini bisa kita laksanakan.

Bisa saja! Tapi tetaplah kita harus mempertimbangkan suatu keadaan jika ternyata Tuan Dhani berubah. Dan tidak sesuai rencana awal. Apakah nyonya berani mengambil resiko tersebut? Bukannya Nyonya tau, bagaimana Tuan Dhani sangat tunduk pada istrinya? Jika nyonya sudah yakin bahwa Tuan Dhani tidak akan berubah suatu waktu. Kita bisa membuat hitam di atas putihnya.

Nyonya Zen, berpikir sangat keras. Karena dia bingung dengan kondisi sekarang. Kita tunggu 1 minggu lagi, jika belum ada perkembangan lebih baik. Kita ikuti rencana Dhani. Nyonya Zen tau sekali bagaimana saudaranya itu takut kepada istrinya, Dhani adalah adik yang sangat baik tapi istrinya memiliki kendali yang besar terhadap dia.

Tuan dan Nyonya sebenarnya saya kemarin meninggalkan Imelda betul2 tidak bertanggung jawab. Seharunya saya tidak ke kanak2an! Sekali lagi maafkan saya, hari itu Imelda menyatakan bahwa dia tidak akan siap mengambil posisi Tuan Zen dalam waktu dekat dan meminta saya untuk mengambil posisi itu sampai dia siap.

Bagaimana dia bisa terpikir seperti itu ujar Nyonya Zen, kamu bukanlah salah satu dari keluarga dan kamu pun belum bisa mengambil posisi itu karena terbilang baru di perusahaan. Kecuali kamu menikahi Imelda ujar nyonya Zen.

Putra tertunduk, dan tidak meneruskan kata2 nya...

Astaga, dia memintamu menikahinya? jawab Nyonya Zen? sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya...

Putra mengangguk...

Kenapa Imelda bisa terpikir demi kian ujar Nyonya Zen... Maafkan dia ya Putra!!

Iya Nyonya, maafkan saya! Tapi setelah melihat Imelda seperti ini, saya menyesal tidak mengikuti keinginannya kemarin! setidaknya hal buruk ini bisa dicegah, karena jika saya setuju menikah dengan Imelda. Maka Imelda tidak perlu mengingat kejadian kemarin dan kembali ke Indonesia. Semua orang tidak perlu tau jika dia sakit, dia bisa menjalani kehidupannya sampai ingatannya kembali.

Kamu tidak sampai harus mengorbankan masa depanmu Putra ujar Nyonya Zen. Kita pasti akan menemukan cara lain.

Bagaimana kalau bertunangan dulu saja? Ujar Tuan Anggo. Jadikan Putra pengganti sementara, sampai Imelda menyelesaikan study nya? Itu bisa alasan kita... Kalau Imelda menjalankan study dan akan mengambil posisi setelah studynya selesai. Pada akhirnya, Imelda dan Putra bisa sama2 menjalankan amanah dari Tuan Zen. Putra mengantarkan Imelda hingga posisi Direktur dan menjaga Imelda. Dan Imelda sesuai amanah Tuan Zen menggantikan posisinya. Bagaimana Nyonya?

Putra yang harus memikirkan ini baik2, jangan sampai demi Imelda menghalangi langkahnya, karena kamu pun punya cita2mu sendiri. Kamu pulang ke Indonesia karena balas budi dengan ayahnya Imelda dan di panggil olehnya. Tapi aku tidak ingin hal itu malah menghalangi mimpi2mu... Bagaimana pun semua yang kamu dapat selama ini karena memang sepantasnya kamu dan keluarga mu dapatkan. Aku tidak ingin kamu sampai terbebani dengan balas jasa pada ayahnya Imelda.

Tidak sama sekali Nyonya, saya sudah memikirkan semuanya. Tuan Zen adalah orang yang sangat baik, beliau membesarkan saya dan adik2 saya seperti anaknya sendiri. Kalau pun ada yang harus saya lakukan semua bukan hanya karena balas jasa ke Tuan Zen tapi Imelda adalah anak yang baik sudah sepantasnya dia mendapatkan hal baik juga. Saya bersedia bertunangan dengan Imelda.

Baiklah, kamu bisa menyampaikan langsung pada Imelda. Sudah waktunya jam besuk, kamu bisa masuk untuk melihat keadaaannya.

Nyonya maaf sekali lagi, saya tadi berencana memindahkan Imelda keruangan perawatan President Room agar bisa menjaganya. Karena jika di sini, kita akan sulit mengajaknya berkomunikasi karena ada pasien lain. Saya yakin Imelda akan lebih cepat sadar jika kita terus mengajaknya berkomunikasi.

Baiklah! Kamu atur saja, jawab Nyonya Zen...

Putra bersiap memakai baju untuk masuk keruangan Imelda. Ini sudah keputusannya, baginya tidak penting masa depannya asalkan itu bisa membuat Imelda bahagia. Dia rela walau harus mengorbankan dirinya sekali pun.

Imelda kembali tertidur sama seperti awal dibawa ke sini. Setelah menjalani tindakan untuk menguras lambung dan paru2nya setelah digenangi air dari danau. Mukanya kembali pucat dan bibirnya pun mulai tidak berwarna. Putra duduk di samping Imelda sambil memegang tangannya yang sangat kelihatan kurus. Apakah kamu tidak makan selama 2 minggu kemarin? Kamu kembali kurus seperti awal aku bertemu denganmu di RS ini. Kenapa kamu begitu ceroboh sampai kembali terluka. Tidakkah kamu merindukan aku 3 minggu ini? Setiap hari aku memaksa chan menanyakan kabarmu, dan aktifitasmu, rasanya sungguh berbeda sejak kamu tidak sadarkan diri...

Bangunlah, bukankah kamu ingin menikah denganku? Aku tidak ingin punya calon pengantin yang kurus dan pucat seperti ini. setidaknya walaupun kamu sakit kamu tetap harus terlihat sehat di hari pernikahan kita...

Kita akan pindah keruangan, kamu pasti kesepiankan karena tidak ada yang menemanimu di sini. Kita akan pindah keruangan dengan fasilitas sama tapi setidaknya kami bisa menemanimu...

Maaf Bang, mengganggu...

Zai, Putra kaget karena melihat Zai di kasur sebelah Elin...

He eh eh... Zai tersenyum malu2...

kamu di sini juga?

Zai menggaruk-garuk kepalanya... Aku takut Imelda nanti bangun, karena di ICU tidak bisa di jaga jadi aku meminta ayah memasukkan aku ke sini...

Putra menepuk pundak Zai, terima kasih karena sudah menjaga Imelda.

Zai menundukkan kepalanya, aku tidak pantas mendapatkan ucapan terima kasih dari Abang. Aku tidak menjaga Imelda dengan baik hingga dia bisa jatuh ke danau.

Sudahlah, ini hanya kecelakaan... Aku sudah mendengar semua aktifitas Imelda dari Chan. Kamu sudah menemani dan menjaganya selama 2 minggu kemarin bahkan sampai hari ini. Jangan terlalu merasa bersalah.