Chereads / CEO Dadakan / Chapter 41 - Penyelidikan

Chapter 41 - Penyelidikan

Bagaimana menurut mu tanya Dokter Zain kepada Putra?

Sebenarnya, kenapa aku sampai pernah menanyakan apakah kalian atau khususnya Zai pernah ke negara kami adalah berdasarkan informasi dari Zai. Pertama kali setelah Imelda sadar kan diri, dia mendatangi Zai dan menanyakan apakah mengenalnya dan mengatakan tentang Ice Cream yang dipegang Zai. Imelda pada saat itu, mengatakan kenapa Zai memakan Ice Cream sedangkan dia alergi kacang. Gara2 kejadian itu Zai jadi tertarik mengetahui tentang Imelda. Karena kata Zai hanya Kamu dan Ayahnya yang tau kalau dia alergi pada kacang bahkan Hirah pun tidak tau kalau dia punya alergi itu. Itu awal mula Zai tertarik mendekati Imelda, ingin mengetahui dari mana alergi dirinya. Tapi yang membuat aku lebih penasaran adalah imelda memiliki alergi yang sama.

Aku awal mengira kalau Zai menyukai Imelda. Tapi sesuai video yang kamu lihat, Zai sangat percaya kamu bisa menjaga Imelda. Hanya saja dia tidak suka jika kamu menganggap Imelda adalah milikmu, Imelda juga miliknya. Zai tidak akan membiarkan Imelda jauh darinya, baginya Imelda adalah seseorang yang harus dia lindungi dengan cara Imelda selalu berada di sini.

Apakah hal buruk akan terjadi jika kami membawa Imelda pulang?

Zai anak yang baik, dia hanya ingin mendengar dari mulut Imelda untuk memutuskan kembali ke sana dan juga keputusan menikah dengan mu. Hanya saja penderita OCD kadang bisa melakukan hal di luar dugaanmu. Seperti yang sudah ku katakan kalau Zai anak yang baik. hanya saja ada seseorang yang sangat suka membantu Zai dengan cara yang salah untuk memenuhi keinginannnya.

Maksudmu?? tanya Putra...

Yah, kamu tau kan kalau Zai kemarin ikut di rawat di IGD padahal dia baik2 saja?

hmmm... Ya, dia cerita kalau tidak tenang jika harus membiarkan imelda diruangan itu sendiri. Tapi apakah dia memang seharusnya tidak di rawat di situ?

Dokter Zai menunduk lesu... Ayahku yang mengatur itu, bahkan aku pun tidak bisa berbuat apa2 untuk melarangnya karena pada saat itu aku sangat sibuk menyiapkan operasi untuk Imelda.

Apakah akan terjadi sesuatu jika kami membawa Imelda pulang?

Ya, Zai mempunyai OCD. Dia memang tidak akan melakukan hal buruk pada Imelda. Tapi jika dia meminta sesuatu pada Ayahku. Tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan oleh ayahku termasuk jika itu harus melakukan dengan cara yang kotor sekalipun. Ayahku sangat menyayangi Zai, apa pun yang diminta Zai pasti akan dikabulkannya.

Bukannya hal itu bisa berdampak buruk atas nama baik keluargamu, kami bisa saja menuntut melalui Kedutaan Besar Indonesia di sini. Jika kalian menghalangi kami membawa Imelda kembali....

Ayahku tidak pernah melakukan hal ini sendirian, banyak orang2 kepercayaanya yang bisa melakukan semua perintahnya.

Apa rencanamu sekarang? tanya Putra...

Cara terbaik adalah membuat Imelda sadar dan mengatakan semuanya pada Zai. Jangan sekali pun kamu membuat Zai menjauh dari Imelda atau kalian bisa saja kehilangan Imelda nanti. Aku mencoba memperingatkan kalian bukan karena Zai tapi karena ayahku yang sangat memanjakan Zai. Aku berjanji akan memantau Zai dengan baik dan memastikan dia meminum obatnya. Berpura-puralah kamu tidak tau apa2, aku memberi tahumu hanya untuk berjaga-jaga. Tolong selalu hidupkan handycamp mu untuk merekam semua aktifitas Zai selama di samping Imelda.

Baiklah. Aku izin kedalam dulu Dok, sudah waktunya mengecek suhu badannya...

Terima Kasih Putra, semoga semuanya cepat berlalu... Dan terima kasih sudh mencoba memahami Zai.

Putra menghubungi Chan, karena Chan pasti banyak Kolega di sini. Dia menghubungi beberapa mitra bisnis di Singapore sekedar say hello, karena dia tidak pernah tau bagaimana dengan mereka nanti jika apa yang dikhawatirkan Dokter Zain terjadi setidaknya dia tidak menghubungi mereka ketika ada masalah saja.

Chan memastikan akan berangkat besok Lusa setelah urusannya selesai di Surabaya. Karena bagaimana pun dia harus melihat kondisi Imelda. Dia betul2 lupa menanyakan kabar Imelda pada Putra, biasanya dia 3x sehari mengirimi Imelda pesan untuk menanyakan kabar Imelda karena disuruh Putra. Begitu Putra tidak menyuruhnya lagi, dia jadi lupa kalau Imelda masih sakit di sana. Chan merasa menyesal karna tidak ingat sama sekali dengan Imelda, ada masalah di Gerainya yang di Surabaya jadi dia harus turun langsung ke sana dan itu menyita waktu dan pikirannya sampai tidak ingat sama kondisi Imelda dan Putra.

Putra tidak berselera makan sama sekali, perutnya lapar tapi pikirannya tidak karuan. Dia berjalan menyusuri lorong menuju kamar Imelda, ya kali ini kamarnya agak jauh dari yang kemarin. Mungkin karena Imelda butuh pengawasan insentif dan ketenangan. Pikiran Putra melayang, dia harus menyelidiki siapa Zai sebenarnya, apakah betul dia adalah adik kandung Dokter Zain. Tapi kalau seandainya dia kakaknya Imelda, kenapa Ayahnya Zai sampai memanjakan Zai melebihi Dokter Zain.

Koneksinya di negara ini memang tidak sebaik di Jerman/Singapore. Dia memang tidak mengenal siapa2 selain Dokter Zain dan Zai. Terpaksa tetap menunggu Chan pikirnya. Putra terkejut ketika membuka pintu kamar, dilihatnya Imelda sudah membuka matanya.

Imel teriak Putra, kamu sudah bangun?? Maafkan aku meninggalkanmu sendirian.

Imelda tersenyum sedikit dan mencoba menggapai tangan Putra. Bisa panggilkan dokter....

hemm... Oh ya, aku sampai lupa... Putra memencet tombol di atas kepala Imelda....

Dokter Zain dan perawat berlaria menuju ruangan Imelda.

Syukurlah kamu sudah sadar, Dokter Zain terengah-engah karena berlarian dari taman setelah mendapat telepon dari suster jaga. Dia mencoba mengatur nafasnya, dan memeriksa Imelda.

Apa yang kamu rasakan?

Dok, kaki ku tidak bisa digerakkan ujar Imelda...

Dokter Zain memeriksa kaki Imelda dan berbicara kepada suster.

Besok kita akan lakukan Scanning Ulang, melihat kamu yang tidak sadarkan diri hanya 1 minggu seharusnya tidak ada masalah dengan kakimu. Tapi kamu tenang saja ya, semua akan baik2 saja.

Dengan anak usia belum genap 17 tahun, Imelda masuk kategori tenang. Mungkin hari2 yang dilewatinya kemarin, memaksanya bersifat dewasa.

Putra menggenggam tangan Imelda sambil mengelus kepalanya. Kamu akan baik2 saja, percayalah! Dokter Zain adalah yang terbaik di sini.

Imelda mengangguk dan mencoba tersenyum...

Baiklah, kami akan kembali mengecek keadaanmu 2 Jam lagi. Kamu bisa istirahat sekarang ujujar Dokter Zain...

Bagaimana perasaanmu sekarang? Kamu mau menelepon ibumu sekarang?

Kemana ibu?

Ibu mu kembali bersama tuan Anggo, ada hal yang harus diselesaikan karena kami tidak bisa menunda Rapat Pemegang Saham.

Berapa lama aku tidak sadarkan diri?

Hampir 2 minggu jawab Putra... Kenapa kamu bisa sampai jatuh ke danau?

Sebenarnya aku ingin kembali ke ruang rawat inap hari itu, tapi karena pandanganku kabur dan kepalaku sangat sakit, ternyata aku malah mengarah ke ujung danau. Tiba2 pandanganku kabur dan aku pingsan. Mungkin ketika pingsan itu aku jatuh ke danau ujar Imelda.

Sudahlah, sekarang kamu istirahat dulu. Aku akan mencarikan makanan untukmu, kamu mau makan apa?

Hem... Terserah saja. Jawab Imelda...