Putra masuk ke kantor dan langsung menemui Tuan Dhani. Tuan Dhani sudah menyiapkan semua bahan untuk persiapan Putra mengikuti pencalonan. Kamu sudah menyiapkan mental mu, tanya Tuan Dhani? Aku sudah menutup mata dan telingaku, siapa saja yang mengajukan pencalonan?
Ada Tuan Edy sebagai sainganmu...
hmm... sudah aku duga!!!
Baiklah Tuan Dhani, saya menunggu arahan anda?
Terkait penyakit Imelda dan apa yang terjadi pada Imelda ketika di pantai itu, bagaimana kamu akan menjelaskannya?
Saya sudah membuat semuanya dan akan kami katakan pada saat pertunangan nanti.
Baiklah, pada saat pertunangan nanti apakah kamu akan mengundang ThreeD Company?
Bagaimana pun, kita harus mengundang kolega dan pesaing kita? Aku dengar bahwa direktur ThreeD Company adalah teman Tuan Zen waktu masih kecil. Aku akan mencoba mencairkan gunung es yang sudah ada. Bukankah kompetisi itu biasa dalam bisnis? Kenapa kita harus bermusuhan! Bisnis tetaplah bisnis, tapi pertemanan tetaplah pertemanan, jangan sampai kita kehilangan teman, sahabat dan keluarga hanya karena mengejar harta dunia.
Baiklah, itu keputusanmu Karena itu adalah acara kalian. Kalian bisa memutuskan itu sendiri...
Terima kasih Tuan...
Putra keluar dari ruangan Tuan Dhani, beberapa orang mulai berbisik bisik di depannya... Putra tersenyum ke mereka dan menyapa dengan sopan...
So Sorry lady... Sepertinya kalian ada pertanyaan yang membuat kalian penasaran, aku tidak akan menjawab secara perorangan. Semua karyawan dikantor ini, di undang untuk menghadiri pesta pertunangan kami. Silahkan hadir untuk menghilangkan rasa penasaran kalian tentang hubungan kami. Putra tersenyum sambil sedikit memberi tanda hormat pada wanita2 itu dan berlalu...
Dia sudah tau, begitu berita pertunangan nya dengan Imelda tersebar maka akan banyak orang yang mencemooh dirinya dari pada mendo'akannya... Tapi Putra tidak peduli, toh hanya dirinya yang tau prioritasnya dan prioritas untuk kebahagiaan Imelda...
Putra menjemput Imelda untuk mencari pakaian pada acara pertunangan mereka nanti dan mencari cincin serta beberapa hal yang mereka butuhkan.
Iku setelah dari gedung, kita akan fisiotherapy apakah kamu masih kuat?
Tentu jawab Imelda, aku harus mulai melatih kakiku untuk acara kita nanti...
Ingat kamu tidak harus memaksa berdiri nanti, aku sudah menyiapkan kursi untuk kita duduk dan kamu tidak perlu ikut menyapa kolega2 kita.
Puku, jangan cerewet ya... kamu diam2 saja, kalau aku lelah dan merasa sakit. Aku akan memberi tahumu...
Baiklah kita sepakat...
Puku apakah kita tidak perlu bertemu keluargamu sebelum pertunangan kita, seperti paman atau bibimu?
Hmmm... sepertinya tidak perlu... aku sudah mengundang mereka semua, dan aku tidak sebegitu hebat dimata mereka... Jadi tidak menjadi prioritas mereka juga...
baiklah, terserah kamu saja... tapi aku tidak ingin dikira tidak peduli pada keluargamu...
Aku sudah memberi tahu adik bungsuku, dia akan datang sore ini. Jika kamu memang mau bertemu dengannya, kita bisa mengatur makan malam dengannya.
Baiklah, atur pertemuannya di Coffe Shop Kak Chan ya... Aku juga ingin menemuinya...
hemm... baiklah... Padahal Chan sudah menunggu mereka di RS tempat Imelda fisiotherapy.
Putra sudah mengatur semuanya, pendaftaran fisiotherapy menggunakan nama Tari pacarnya Chan jadi kalau ada yang mencoba mengakses data terkait Imelda maka semuanya akan kosong. Dokter yang menangani Imelda pun adalah kerabat dekat Chan, dia bersedia merahasiakan semuanya. Lulu dulu pun pernah suka sama Putra, tapi bertepuk sebelah tangan. Sekarang dia harus mengobati calon istri lelaki idolanya itu. Kalau bukan Chan banyak membantunya ketika dia mengambil spesialis mana mau Lulu melukai hatinya sendiri. Melihat Putra bersama wanita lain.
Persiapan di gedung sudah dijelaskan dengan detail, Imelda dan Putra akan membuat pesta mereka semewah mungkin. Dan Putra minta ditambahkan layar lebar di arah samping kanan kiri sehingga semua orang bisa melihat video yang akan ditampilkan oleh mereka. Pesta mereka akan dilakukan 2 hari lagi. Karena menghitung rapat pemegang saham yang akan dilakukan senin depan.
Putra langsung mengajak Imelda masuk ke ruangan sesuai dengan informasi Chan, Putra meletakkan tangan Imelda di lengannya jadi mereka terlihat seperti bergandengan padahal Imelda sedang bertumpu ke Putra...
Putra dan Imelda sengaja menggunakan kacamata hitam dan masker ketika keluar dari mobil.
Kak Chan, kenapa bisa ada di sini?
Hy Imel, kenapa surprise aku bisa di sini?
Imel, tidak biasanya kamu memanggilku begitu...
He ehm... Ujar Chan
Imelda tertawa senang bisa menggoda Chan...
Perkenalkan ini pacarku, Tari..
Hay Tari, Imelda... Dan ini calon suami ku, sambil menunjuk Putra...
Terima kasih ya Bro, atas bantuanmu... Putra menepuk Pundak Chan...
Hemmm...
Disambut tawa oleh Imelda dan Putra...
Gua cabut dulu ya Put, mau kencan kata Chan...
Okey... Okey...
Kak Chan, reservasiin kita ya buat nanti malam. Mau ketemu sama calon adek ipar di sana, tempatnya yang favo Ayah ya...
Baiklah... Aku pastikan tidak ada orang lain di sana malam ini..
Thank you so Oppa... Imelda sambil melambaikan tangan pada Chan...
Hy Lu, long time no see Ujar Putra sambil mengulurkan tangan ke Dokter Luluk..
Kalian sudah saling kenal? tanya Imelda
Ya, Lulu adalah adik sepupunya Chan. Kita harus merahasiakan keadaanmu, jadi Chan sudah mengatur semuanya. Dan Chan juga sudah memberikan hasil rekam medismu pada Dokter Lulu.
Mohon bantuannya dokter ucap Imel...
Aku sudah melihat rekam medismu, kaki mu memang hanya buruh di fisiotherapy dan meminum obat saja. Kamu sudah menjalani 7 kali fisiotherapy di sana berarti kurang 4x lagi.
Maaf sebelumnya Lu, acara pertunangan kami akan dilaksanakan besok lusa. Apakah bisa besok Imel melakukan 2x therapy dan sisanya pagi besok lusa karena acara kami pun sebenarnya malam?
Bisa saja jika ingin di paksakan, apakah Nona Imelda ada keluhan 2 hari ini?
Tidak, hanya saja kadang2 memang ada rasa lemas kalau terlalu lama berjalan. Kalau sedang bertumpu pada Puku tidak terasa aa2, tapi jika melangkah sendiri kadang tiba2 terasa lemas dan susah untuk melangkah.
Baiklah, ini hanya belum terbiasa. Sesekali Kak Putra bisa sambil melepaskan pegangan dari Nona, kira2 10/15 langkah lalu bertumpu kembali. Takutnya Nona akan terbiasa berpegangan pada sesuatu jadi Nona takut untuk melangkah.
Baiklah, sekarang kita bisa ke ruangan fisiotherapy. Akan ada yang mendampingi Nona, Kak Putra bisa menunggu di sini jika ingin.
Apakah aku tidak bisa ikut masuk?
Lulu, menggeleng. Tidak bisa kak.
Tidak bisa pengecualian tanya Putra.
Maaf kak...
Baiklah, aku akan ikut ke sana dan menunggu diluar ujar Putra.
Senyaman Kakak saja, silahkan ujar Lulu.
Putra pun mengantar Imelda keruangan fisiotherpy. Lumayan 45 menit menunggu, Putra bisa sambil memeriksa pekerjaannya.
Tidak lama berselang, Lulu datang membawakan segelas kopi untuk Putra.
Kakak bisa menunggu di ruanganku saja sebenarnya. Imelda akan di antar kembali keruangan setelah Fisiotherapy.
Tidak apa2, aku takut dia khawatir dan tidak nyaman jika tau sendirian.
Bukankah dia masih terlalu kecil kak? Bahkan masih terlihat muda walaupun dia mencoba memoles mukanya menjadi dewasa untuk mengimbangimu...
Putra menoleh ke arah Lulu. Kenapa kamu mengkhawatirkan kakakmu ini?
Lulu menatap lekat lelaki disampingnya ini, dia sangat menyukai Putra. Karena baginya Putra adalah lelaki terbaik kedua di dunia selain Chan. Putra selalu membantunya jika dia mengalami kesulitan, Ayah Lulu sudah lama meninggal dan ibunya menikah lagi. Bak cerita dongeng, ayahnya adalah lelaki yang sangat kejam. Bahkan dia sempat berani menyentuh anak tirinya itu. Lulu kabur dan bersembunyi di kontrakan Chan. Putra dan Chan adalah teman dekat dari sekolah. Mereka berdualah yang memberikan support, motivasi dan tentunya Chanlah penyumbang materi hingga dia bisa menjadi Dokter Spesialis seperti sekarang. Lulu mencintai Putra dari sebelum Putra berpacaran dengan Rania tapi apa daya Putra menganggapnya seperti adiknya sendiri.
Lu, kenapa kamu melamun? Kamu mengkahawatirkan ku?
Kak, dari dulu kakak pasti sudah menyadari perasaanku padamu. Dia masih terlalu muda, dan belum dewasa. Sangat terlihat dia sangat bergantung padamu. Bukankah seharusnya pernikahan itu tidak hanya tentang satu orang saja, tidak akan bisa jika hanya satu yang mencinta, satu yang menyayang, dan satu yang berkorban. Makanya kenapa dari dulu kita terus seperti ini, karena selama ini selalu aku. Jika sampai saatnya dia meninggalkanmu, aku selalu ada di titik yang sama untuk mu.
Lu, sudah seharusnya kamu...
Puku...
Iku, kamu sudah selesai? Kenapa tidak memanggilku suster...
Suster yang mendorong kursi roda Imelda hanya diam saja tidak menjawab...
Aku yang memintanya tidak memanggilmu, aku tau kamu pasti sedang memeriksa pekerjaan kantor.
Dokter sampai berjumpa lagi besok, kami langsung pulang saja ya...
Imelda berdiri dan memegang tangan Putra. Baiklah, kamu pasti lelah. Kami pamit dulu ya Lu...
Imelda dan Putra berlalu didepan Lulu...
Dok...
Aku tau dia ada di sana dari tadi. Setidaknya aku tidak menyembunyikan apa pun darinya. Terserah nanti dia mau menganggapku kawan atau lawan untuk urusan Putra.