Pesta pertunangan Imelda dan Putra berjalan dengan lancar. Putra sudah Lima hari ini sibuk dengan pekerjaan kantor dan persiapan pencalonan sebagai CEO menggantikan Imelda. Walaupun setiap pagi dia sempatkan mampir ke rumah Imelda untuk sarapan bersama dan akan mampir pulang kantor untuk menemani Imelda sampai tertidur. Putra tidak pernah absen melihat Imelda walaupun sesibuk apa pun dirinya,
Imelda akan mulai ke kampus setelah rapat pemegang saham selesai. Sementara ini Zepri sedang mengikuti Ospek penerimaan mahasiswa baru, Imelda mengajukan izin karena dia tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut karena alasan kesehatan. Alhasil, Imelda pun tidak bisa kemana-mana jika Putra tidak bisa menemaninya. Hari ini dia jenuh sekali, dia ingin pergi ke Coffe Shop.
Puku, aku boleh keluar ke Coffe Shop Kak Chan??? telepon Imelda
Maafkan aku Iku, hari ini aku persiapan untuk rapat Pemegang Saham besok. Dan ada baiknya kamu tetap di rumah ya. Ini demi keamanan mu. Tapi Puku aku benar2 jenuh dan ingin keluar sekarang.
Iku, Zepri sedang mengikuti Ospek d kampus mu. Pak Asep sedang melayani pemegang saham yang datang dari luar. Sampai pemilihan Direktur selesai kamu harus benar2 aman sekarang.
Baiklah jawab Imelda.
Ibunya hari ini pun ikut pertemuan di perusahaan secara saham masih diatur oleh Ibunya. Dan Tuan Anggo sedang mengurus surat2 terkait wasiat ayah tentang pengalihan Aset ketika Imelda berumur 17 tahun. Imelda sudah lama tidak ke ruang santai di belakang rumahnya. Terakhir sehari sebelum ayahnya meninggal, biasanya itu tempat favorit mereka ketika sore hari.
Ada sebuah lemari koleksi CD musik dan buku2 bacaannya ayahnya Imelda. Sudah lama aku tidak membaca buku2 ini ujar Imelda. dia memilih satu persatu sambil membersihkan debu-debunya. Ada sebuah album foto tersusun diantara CD di lemari tersebut... Album apa ini ujar Imelda...
Dibukanya satu persatu, ternyata album ketika dia masih sangat kecil. Ada foto ketika dia bayi, dan belajar berjalan. Di bagian terakhir album ada sebuah foto, dimana Imelda berfoto dengan 2 orang pria. Satu merangkulnya dan satu lagi menggenggam tangannya. Siapa 2 lelaki ini pikir Imelda.. Dia sungguh penasaran. Kenapa Imelda terlihat sangat bahagia di foto itu. Dikeluarkannya foto tersebut dari album dan di simpannya di dalam buku yang dia ambil tadi.
Aku harus tanya ibu nanti ketika pulang pikir Imelda...
Iku.. sebuah suara terdengar memanggil namanya dari arah depan.
Putra pikirnya...
Hay, Iku...
hmmm... Kak Chan!
kenapa kamu berharap Putra?
Tidak!! Aku kira Kak Putra karena kamu memanggilku Iku... Ada apa?
Calon suami mu yang menyuruhku ke sini, mengantarkan Macchiato dan Cheese Cake untukmu serta memintaku menemanimu sampai Nyonya Zen pulang.
Kak Chan orang sibuk, pasti banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Maafkan Putra yang selalu memintamu untuk meluangkan waktu untukku.
My little Sweetie kamu itu sudah seperti adik bagiku. Ayahmu memperlakukan Ayah dan Ibuku dengan sangat baik di saat semua orang disekitar kami menjauhi kami. Bahkan beliau satu2nya orang yang percaya aku bisa sesukses sekarang. Jadi bisakah kamu tidak merasa terbebani jika meminta bantuan ku? Seperti Putra yang selalu memberikan ku kesempatan untuk ikut menjaga dirimu. Chan mendekati Imelda dan duduk di sampingnya. Kamu sudah menganggap ku seperti kakakmu kan? Jadi perlakukan aku seperti saudara laki2 mu, jangan pernah meminta maaf untuk hal yang harusnya dilakukan oleh seorang saudara kepada saudaranya. Mengerti?? Sambil mengelus kepala Imelda.
Ehemmm... Putra yang berdiri di depan pintu menatap Chan dengan mata tajam. Aku hanya memintamu menemaninya saja tidak ditambah menyentuh kepalanya... Chan, kamu taukan??
Ya... Ya... Dia adalah calon istri seorang calon Direktur AGC. Tapi ingat masih Calon...
Putra melempar tas yang dipegangnya ke arah Chan.
Untung Chan dulunya atlet Basket jadi dengan sigap dia menangkap Tas milik Putra dan berpindah tempat duduk.
Putra duduk di samping Imelda. Kamu tidak apa2? Sudah aku bilang Iku, Chan itu bisa seperti ini karena ayahmu jadi sudah sepantasnya dia sekarang membalas budi. Jadi kamu jangan sungkan2 ya, meminta bantuannya ujar Putra sambil tersenyum licik ke arah Putra.
Dasar lelaki kejam jawab Chan. Tanpa kamu ajari aku pun tau pada siapa harus balas budi. Berhubung kamu sudah di sini, aku akan cabut. Karena ada kencan dengan Tya ujar Chan sambil berlalu santai.
Sudah sana pergi ujar Putra sambil mendorong Chan yang menyerahkan tasnya.
Ingat kalian itu cuman pasangan KW, jadi jangan sampai Baper ujar Chan...
Chan teriak Putra. Mau aku cabut semua fasilitas dan saham AGC di Coffe Shopmu?
Peace Bro... jawab Chan sambil cengir kuda...
Puku, memangnya ada andil AGC di Coffe Shop Chan?
Ayahmu sebenarnya pemilik modal utama di Usahanya Chan. Mulai dari pendirian Gerai pertama sampai Chan bisa Go Internasional dan sampai sekarang. Tapi ayahmu sebenarnya menggunakan dana Pribadinya waktu membantu Chan, hanya pemasaran saja yang melalui AGC.
Oh begitu!!!
Sama seperti aku dan keluargaku. Ayahmu benar2 menganggap setiap sahabatnya seperti saudara baginya. Baiklah, kamu mau kemana hari ini??
hmmm... sepertinya aku tidak butuh udara segar. Ketemu sama kalian aja sudah membuat aku terhibur ujar Imelda. Aku ingin membaca buku ini dulu, tadi aku mengambil dari Lemari buku ayah.
Baiklah, aku akan menemanimu di sini sambil mempersiapkan presentasi ku untuk besok. Aku akan mengambilkan mu selimut dan bantal dulu, kamu tunggu di sini ujar Putra.
Putra meletakkan bantal dan menyelimuti bagian kaki Imelda agar nyaman membaca buku. Sedangkan Putra duduk di depan Imelda dan mulai mengerjakan presentasinya. Putra sesekali melihat ke arah Imelda sembari menyiapkan bahannya untuk besok. Entah sampai kapan mereka dengan status ini. Putra hanya ingin membuat Imelda bahagia, Walaupun sampai waktunya dia harus meninggalkan ini jika Imelda sudah bisa memimpin perusahaan ayahnya sendiri.
Imelda ternyata tertidur lelap di kursi. Putra mengambil buku yang menutupi muka Imelda dan merapikan selimutnya. Tiba2 sebuah foto jatuh dari buku tersebut. Putra mengenali foto tersebut adalah Imelda dan dua lelaki ini siapa pikir Putra. Pria tempat Imelda bersandar Putra sama sekali tidak mengenalinya tapi bukankah lelaki yang memegang tangan Imelda ini adalah Dan Putra Pertama dari Direktur ThreeD Company. Putra langsung mengantongi foto tersebut dan meletakkan buku itu ke meja disamping kursi. Dia teringat akan kata2 Dan pada saat hari pertunangannya. Berarti betul kalau Imelda dan Dan dulunya pernah bertemu dan berteman. Atau lelaki yang disandari Imelda ini adalah kakaknya Imelda. Putra harus mencari informasi ini secepatnya, sebelum Imelda menyadari duluan tentang foto itu. Masih terngiang kata2 Direktur ThreeD Company yang mengatakan tentang menyembunyikan Imelda. Sepertinya setelah Rapat pemilihan dirinya besok. Dia harus meluangkan waktu untuk bertemu dengan Tuan Bian dan Dan, selain membahas tentang sengketa lahan di samping ThreeD Company, dia harus menggali informasi kedekatan mereka dengan keluarga Zen dulu. Dia akan memastikan hal yang dikatakan Dan nantinya kepada Ibu Imelda dan menanyakan informasi foto tersebut.