Chereads / CEO Dadakan / Chapter 48 - 1 Hari Sebelum Hari H

Chapter 48 - 1 Hari Sebelum Hari H

Imelda tidak membahas apa pun kemarin, Putra berharap Imelda tidak mendengar perkataan Lulu padanya. Bukan hanya masalah pernyataan Cinta yang disampaikan Lulu tapi Lulu seolah-olah tau jika Putra mencintai Imelda dan Imelda tidak.

Setelah pertemuan dengan Tya semalam, Imelda tidak ingin di antar Putra pulang. Dia beralasan jika Putra mengantarnya maka akan berputar karena Coffe Shop Chan lebih dekat ke apartment dan rumahnya 30 menit dari Coffe Shop. Jadilah Imelda semalam di jemput Pak Bambang. Putra juga tidak mau memaksakan karena semalam Tya kelihatan sudah mengantuk. Tya dan Imelda cepat sekali akrab, karena umur mereka cuma selisih 2 tahun. bahkan lebih tua Tya dari Imelda. Apa lagi ketika mereka membahas boysband Korea, mereka berdua sangat antusias sampai tidak sadar jam sudah menunjukkan jam 11 malam. Akhirnya Putra hanya memantau Imelda lewat telepon. Dia menvideocall Imelda sepanjang jalan, dan memastikan Imelda meminum obat dan menutup teleponnya ketika Imelda sudah mulai terlihat terlelap.

Imelda masih tertidur pulas ketika Putra menjemputnya untuk therapy pagi2 sekali, karena Imelda akan menjalani 2x fisiotherapy pagi dan sore. Lalu dia akan langsung menuju tempat perawatan yang sudah di booking oleh Putra, tapi tentunya dia akan ditemani oleh Tya. Putra akan mengecek semua persiapan ke gedung acara.

Semalam setelah Putra mematikan teleponnya, Imelda kembali bangun. Sebenarnya dia masih sangat terngiang dengan perkataan Lulu tentang Putra. Apakah benar Putra mencintainya? Dan sejauh apa hubungan Lulu dan Putra selama ini, kenapa wanita itu seolah-olah mengetahui tentang hubungan palsu mereka. Apakah Chan yang memberi tahunya, tapi tidak mungkin. Kak Chan bukan orang seperti itu. Bahkan dia mengatakan jika waktunya aku meninggalkan Putra, dia akan tetal berada di titik itu. Ah... benar2 menyebalkan ujar Imelda. Alhasil dia semalam tidak tidur dan baru bisa tidur setelah fajar.

Putra mencoba membangunkan Imelda dengan pelan. Karena jika jadwalnya lewat, maka semua planning hari ini akan mundur juga.

Iku... bangun sambil mengelus kepala Imelda...

Hem.. Imelda coba membuka matanya...

Oh My God!! Sudah jam berapa sekarang?

Jam 8 ujar Putra, maafkan karena aku kesiangan. Kamu bukannya harusnya ke kantor dulu?

Aku sudah mengambil Cuti hari ini dan besok, kecuali ada masalah serius baru aku ke kantor.

Hah, syukurlah...

Putra meletakkan sarapan Imelda di atas tempat tidurnya... Makanlah, setelah itu kamu bisa mandi dan kita berangkat. aku akan menunggumu di bawah ya, ada yang harus aku bahas sama ibu dan paman anggo.

Paman Anggo ada di sini? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.

Ayo makan dan mandi, akan aku jemput setengah jam lagi...

Karena kamar Imelda di lantai 2, Putra biasanya akan mendampingi Imelda ketika turun dari tangga.

Bagaimana proses pencalonanmu, apakah lancar tanya Tuan Anggo?

Ya Paman, semuanya sampai pagi ini tidak ada masalah.

Bagaimana persiapan acara besok?

Setelah mengantar Imelda fisiotherapy dan mengantarnya ke Rumah Spa, aku akan mengecek gedung dan persiapan di sana.

Ibu dan Paman akan menyusul ujar Nyonya Zen.

Baiklah bu, kalau begitu sampai bertemu di sana. Aku ke atas dulu.

Putra bermaksud menjemput Imelda ke atas, tapi tiba2 Imelda sudah ada di tangga bawah.

Iku, kamu tidak apa2...

Tidak kata Imelda, hanya saja ketika sampai di sini kaki ku lemas sekali jawab Imelda.

Putra langsung menggendong Imelda dan meletakkannya di kursi. Tidak seharusnya kamu memaksakan diri kata Nyonya Zen.

Aku harus belajar bu, kasian Putra yang harus tiap pagi dan malam ke sini untuk membantuku. Bagaiman pun setelah pertunangan besok, Putra akan sangat sibuk mengurusi perusahaan. Aku tidak boleh manja.

Iku, aku tidak keberatan. Kamu jangan merasa terbebani ya.

Paman apa kabar sambung Imelda tanpa memperdulikan Putra dan Ibunya.

Sweet heart, paman bahagia akhirnya kamu akan bertunangan. Jika kamu tidak keberatan, paman ingin rasanya menggandeng tanganmu besok.

Tentu Paman, aku ingin besok Paman mendampingi ibu.

Terima kasih nak, setidaknya paman bisa menjaga amanah ayahmu. Untuk mendampingimu jika waktunya tiba, walaupun ini hanya...

Sudahlah paman, aku bahagia bisa melakukan sesuatu untuk amanah ayah jawab Imelda.

Baiklah, kami harus pamit duluan Paman. Karena jadwal Imelda yang pertama hari ini, jadi kami harus sesuai jadwal tiba di RS ujar Putra.

Putra dan Imelda menuju ke rumah sakit di antar Pak Asep, selama diperjalanan Imelda sedikit sekali bicara.

Iku kamu kenapa?

Aku hanya lagi banyak pikiran Puku, belum lagi aku grogi buat acara besok.

Sudahlah kamu tenang saja, semuanya pasti akan berjalan lancar. Kamu jangan khawatir ya...

Imelda dan Putra langsung menuju ruang fisiotherapy, Putra menunggu di depan ruangan. Perasaannya tidak enak dari melihat Imelda tadi pagi, sepertinya Imelda mendengar percakapan mereka kemarin. Tapi tidak mungkin juga Putra menyatakan perasaannya pada Imelda, yang mana dia tau pertunangan mereka ini hanya palsu untuk Putra bisa menduduki posisi Direktur selama Imelda menyelesaikan study nya.

Ah, sudahlah pikirnya... Lebih baik pura2 tidak tau sajalah...

Dokter Lulu tiba2 sudahbduduk di sebelah Putra dengan membawakan Kopi dan Sandwhich. Makanlah Kak, aku tau kamu belum sarapan.

Aku sudah sarapan Luk dirumah Imelda tadi.

Bukannya kamu tidak terbiasa sarapan pagi2? Biasanya Jam 9/10 kamu baru bisa makan?

Putra tidak bisa mengelak, memang Lulu tau semua tentangnya.

Terima kasih ujar Putra mengambil kopi dan sandwhich dari tangan Lulu.

Ayo dimakan dulu, sebentar lagi Imelda akan selesai.

Aku sudah makan tadi Lu, jawab Putra lagi.

Makan pemberianku saja kamu sudah tidak mau Kak?

Bukan tidak mau Lu, tapi aku tadi sudah makan dirumah Imelda. Aku serius...

Baiklah! Terserah kamu sajalah Kak...

Lulu berlalu sambil masuk ke ruangan fisiotherapy.

Imelda sudah bersiap berganti pakaian..

Hy dok, sapa Imelda santai...

Bagaimana Nona Imelda? Apakah ada keluhan?

Sejauh ini belum ada dokter...

Baiklah! Jika butuh apa2 bisa hubungi saya langsung ya jawab Dokter Lulu.

Dok, boleh saya bicara sebentar?

Iya ada apa2!

Aku tau kamu sengaja mengatakan hal itu kemarin di depanku. Apa maksudmu?

Tidak ada maksud apa2, aku tau Kak Putra bukan orang sembarangan dalam hal perasaan. Melihat dia bertunangan denganmu awalnya aku kira Kak Putra sudah berubah tapi ternyata aku salah, dia tetaplah lelaki bodoh kalau sudah urusan kebaikan. Bahkan merelakan dirinya sendiri. Tetaplah dia selalu begitu.

Aku mendengar masalah jika satu orang saja yang mencintai, berkorban apa maksud kata2 itu?

Tidak ada, aku tidak melihat ada cinta dimatamu untuk Kak Putra. Tapi kalau Kak Putra, matanya memang selalu penuh dengan kehangatan dan cinta makanya setiap wanita yang mengenalnya pasti langsung jatuh cinta dan ingin selalu memilikinya.

Sepertinya kamu ada salah paham dengan kata2ku?

Tidak ada, aku hanya tidak ingin orang salah beranggapan dengan kata2mu. Buatku Kak Putra adalah segala-galanya. Aku tidak ingin orang berpandangan salah tentangnya, hanya karena dia mau menikahi wanita yang jauh lebih muda darinya. Terima kasih untuk Pagi ini dokter, sampai bertemu nanti sore.

Tolong panggilkan Kak Putra ya suster.

Tuan Putra, Nona Imelda sudah selesai.

Oh, baiklah! Terima kasih, Putra masuk untuk menjemput Imelda dan mengantar Imelda ke Rumah Spa dimana Tya sudah menunggu mereka di sana.