Chereads / CEO Dadakan / Chapter 39 - Keinginan

Chapter 39 - Keinginan

Abang... kamu juga datang?

Zai kaget melihat kakaknya yang jalan menuju ruangan yang Zai pesan...

Kita jarang makan bersama ayah, jadi Abang sempatkan kita kumpul.

Bukannya Abang ada jadwal praktik malam ini??

Ya demi menemani kamu makan malam, sekali kali apa salahnya abang bolos kan... kamu tidak suka? Kalau begitu Abang pulang saja...

Ih... apa sih Abang ini... Zai sangat suka Abang bisa bersama Zai sekarang.

Ingat kamu selalu memiliki Abang, jadi jangan khawatir pada apa pun...

Kita sudah lama tidak makan bersama, kenapa tiba2 kamu mengajak ayah makan malam tanya Zain...

Karena mau berterima kasih karena ayah sudah membantu kemarin pas di rumah sakit...

Ih... kamu kenapa nga minta tolong Abang, padahal kamu Taukan Abang mu ini cukup berkuasa di rumah sakit.

Iya pada saat itu ada ayah, jadi reflek saja Zai minta ke ayah.

Lain kali, kalau ada apa2 bilang ke Abang ya... Abang akan mengabulkan keinginanmu, dengan cara Abang. Kamu tau kan ayah sangat sibuk, jika kita meminta sesuatu pada ayah maka akan dikabulkan tapi kadang cara yang ayah gunakan salah. Kamu ingatkan kejadian terakhir itu. Kamu tidak maukan menjadi monster tanpa kamu sadari. Besok kita jenguk Imelda ya, kamu pasti ingin menjenguknya kan??

Abang mau menemaniku menjenguk Imelda? Serius...

Iya, Abang akan jelaskan perkembangan Imelda padamu ketika kita menjenguknya... Kamu boleh bertanya semua tentangnya kepada Abang!

Apakah itu tidak melanggar kode etik Abang?

Sekarang kamu adalah teman Imelda... Ini demi kebaikan Imelda juga batin Zain...

Ayahanda, Zain mencium tangan ayahnya dan memeluk ayahnya...

Sebuah kejutan ternyata kalian mengundang ayah malam ini... Sudah lama sekali kita tidak seperti keluarga...

Maafkan Zain ayah, semua demi kita semua... Zai sudah hampir sembuh, beri Zain waktu sebentar lagi...

Apa yang kalian bisik2kan?

Zain hanya mengatakan bahwa dia sangat merindukan ayah...

Zai tidak pernah tau, kalau Zain sempat perang dingin dengan ayahnya karena menyatakan kalau Zai OCD. Zain mencoba mencari tau apakah Zai pernah mengalami trauma yang membuat dia seperti ini, karena jika Gen dikeluarga mereka tidak ada yang OCD maka kemungkinan besar Zai pernah mengalami trauma yang sangat besar. Zain melakukan therapy pada Zai selama 2 tahun dan memberinya obat2 serta membawa Zai tinggal dengannya. Makanya Zai sering ke rumah sakit ketika Zain sedang di rumah sakit, sekalian menunggu kakaknya dia menghibur anak2 yang sakit...

Zai, apakah ayah boleh tau tentang wanita yang mau kamu jaga itu? Ayah senang kamu kemarin meminta pertolongan ayah...

Zai sangat berterima kasih yah, karena sudah membantu Zai. Dia adalah Imelda pasien Abang Zain dan teman Zai sekarang. Seseorang menitipkan Imelda pada Zai, bila Zai ada waktu luang untuk menghiburnya karena dia mengalami amnesia. Zai sangat menyukai Bang Putra jadi Zai menjaganya...

Hmmm... bagaimana kabar Hirah sekarang? Kamu sudah menghubunginya?

Entahlah, Zai lagi malas membahasnya. Dia tidak percaya pada Zai sama sekali, padahal Zai sudah bilang kalau Imelda itu bukan orang yang akan merusak hubungan kami. Tapi dia terus2an mencoba menyalahkan Imelda. Zai sayang Imelda, tapi mencintai Hirah...

Datuk Syah Noer Hasan, mengernyitkan matanya... Ayah bingung...

Imelda akan segera menikah yah, ucap Zain... Imelda anak yang periang dan semua yang mengenalnya pasti menyayanginya karena dia sangat manja... Hirah mungkin salah sangka Karna Zai memang selama calon suami Imelda kembali ke negaranya, dia setiap hari menjaganya... Iya kan Zai?

Iya yah, Hirah memang mempermasalahkan Zai kurang waktu untuknya...

Apakah kamu menginginkan sesuatu tanya ayahnya?

Tidak ayah! Semua berjalan baik2 saja jawab Zai...

Kalau ada yang kamu ragukan, ayah akan membantu kamu...

Zain memegang tangan Zai, agar adiknya menahan kata2nya...

Baiklah ayah, aku Menyayangimu... Zai menjawab sambil senyum lebar...

Malam itu berjalan sesuai tebakan Zain, ayahnya akan memprovokasi adiknya untuk meminta bantuannya... lambat laut Zai akan kembali menjadi anak yang egois dan susah menerima penolakan... Dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi...

Zai berangkat dengan Dokter Zain ke rumah sakit... Zain akan membujuk Zai untuk mengikuti therapy lagi, untuk mengetahui keinginan yang tersimpan dalam hati Zai sebelum menemui Imelda...

Zai, sudah lama kamu tidak melakukan therapy bagaimana kalau kita coba hari ini... Bukan kamu ingin mengetahui perasaanmu soal Hirah...

Bukannya Abang pernah menolakku waktu itu?

Waktu itu Abang sangat sibuk, tapi akhir2 ini kerjaan Abang berkurang karena dianggap lalai ada pasien yang ke danau tanpa ada perawat pendamping...

Apakah itu sangat mempengaruhi rumah sakit bang?

Ya, sedikit banyak tetaplah ada pengaruh di rumah sakit...

Kalau saja aku tidak teledor, hal ini tidak akan terjadi...

Kamu memang tidak salah Zai... Karena memang Imelda ke danau tanpa ada yang mendampingi...

Penyakit Imelda memang tidak akan membuat dia melakukan hal buruk, tapi siapa sangka kalau dia akan terjatuh... Kita beruntung karena keluarga Imelda tidak menuntut apa2... Jadi RS masih tenang...

Baiklah Bang, Zai juga penasaran terkait perasaan Zai ke Hirah... apakah tulus cinta atau sekedar rasa memiliki saja... Zai tidak mau menyakitinya terlalu jauh, tapi Zai juga tidak bisa menjauhi Imelda... Zai juga bingung, ada rasa yang tidak bisa Zai ucapkan dengan kata2, kalau itu menyangkut Imelda.

Dokter Zain sangat bersyukur karena Zai mau mendengarkan perkataannya... Dia tidak mau ada yang terluka lagi kali ini...

Dokter Zain merebahkan Zai di ruangan therapy dan mulai membuat Zai tertidur. Dia mengajak Zai berkomunikasi terkait Hirah, dan benar2 mencengangkan. Zai sangat mencintai Hiraj dengan kekurangan dan kelebihannya. Sudah waktunya dia mengetahui terkait Imelda, di matikannya kamera. Zai... Seberapa besar rasa sayangmu pada Imelda?

Sangat besar kak, dia sangat manis. aku sangat suka ketika dia tertawa, tersenyum. Apa lagi ketika dia marah karena kejahilanku. Entah mengapa dia seperti adik bagiku. Aku ingin selalu bisa melihat Imelda, setiap hari. Aku tidak mau ada satu orang pun menyakitinya.

Termasuk aku dan ayah?

Ya, siapa pun itu. Tidak akan ku biarkan membuat Imelda bersedih.

Bagaimana dengan Putra? Dia akan menikahi Imelda.

Aku tidak masalah asalkan Imelda setuju menikah dengannya. Tapi dia tidak boleh membawa Imelda kembali ke negaranya. Karena Imelda bukan hanya miliknya, Imelda adalah gadis kecilku. Dia tidak boleh meninggalkan Aku sendirian di sini.

Bukannya katamu kamu tidak ingin dia bersedih?

Bagaimana kalau dia bahagia kembali ke negaranya, di sanalah kebahagiaannya... Bukankah memaksanya di sini malah menyakitinya dan bisa saja dia membencimu jika kamu menghalanginya.

Tidak, dia tidak boleh membenciku. aku adalah orang yang paling sempurna untuk menjaganya. Bagaimana pun caranya, dia tidak boleh jauh dari ku... Banyak orang jahat yang ingin melukainya...

Bagaimana kamu tau itu???

Dia selalu datang dalam mimpiku, aku harus menjaganya. Tidak ada yang tau kapan hal itu akan terjadi, tapi hatiku selalu terasa hampa bila berjauhan darinya. Dan aku akan cemas jika dia tidak membalas telepon/pesan ku.

Apakah rasanya sama jika kamu kehilangan Hirah?

Tidak, ini rasa yang sangat berbeda. Rasa ingin melindunginya, menyayanginya dan selalu ingin tau kabarnya. Semua hampir sama tapi rasanya beda, sungguh beda. Seolah-olah jika aku kehilangannya kali ini, aku pun tidak akan bisa melanjutkan hidup ku lagi.