Dokter Zain sungguh cemas mendengar apa yang dijatakan Zai selama therapynya. Seolah olah Zai sangat mencintai Imelda tapi setiap kata2nya terucap Imelda adalah miliknya karena dia ingin melindunginya. Zai dan Imelda pertama bertemu di rumah sakit ini tapi seolah-olah Zai mengatakan jika dia kehilangan Imelda satu kali lagi, dia tidak akan bisa hidup. Dan dia pun sangat mencintai Hirah, tapi tidak seposesif sikapnya jika membicarakan Imelda. Dokter Zain benar2 kalut kali ini, dia sudah mempelajari soal OCD dengan sangat detail tapi yang dilakukan Zai kali ini tidak ke arah itu. Mulai hari ini dia harus benar2 mengawasi Zai. Bagaimana pun Putra harus tau hal ini, dia tidak bisa menjaga Imelda sendirian. Selama Zai menyakini Putra adalah yang terbaik untuk Imelda semuanya akan baik2 saja sampai Zain menemukan teka teki ini.
Zai, bagaimana kabarmu ujar Putra...
Aku sehat bang, kemarin2 juga sebenarnya...
Terima kasih sudah menjaga Imelda selama aku tidak di sini.
Sudah jadi tanggung jawabku bang...
Putra sedikit mengernyitkan dahinya, Dokter Zain memegang tangan Putra dan seolah menahan sesuatu.
Apakah ibu sudah berangkat?
Belum beliau lagi makan dikantin dengan Tuan Anggo, setelah itu baru berangkat.
Oh ya, mereka langsung?
Nanti kembali mengambil koper dan setelah itu berangkat.
Kamu sudah makan Putra?
Kalau belum, ayo kita ke kantin dan biarkan Zai menjaga Imelda di sini.
Apakah tidak apa2 tanya Putra ke Zai?
Tentu bang, makanlah dulu. Aku akan menjaga Imelda.
Dokter Zain seolah-olah memberikan kode untuk mengajak Putra keluar.
Baiklah, aku titip Imelda ya Zai. Hubungi aku jika ada apa2.
Zai tersenyum dan mengangguk...
Put, kamu masih membawa kamera....
hmmm... Iya!
Aku selalu mengaktifkan kamera ketika aku berdua dengan Imelda, siapa tau jika tiba2 dia bangun dan ingin mengetahui perkembangannya selama tidak sadarkan diri.
Bisa aku melihat rekamannya nanti!
Ada apa Dokter Zain?
Setelah Zai pulang nanti, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Datanglah keruangaku. Kita menyusul ke Nyonya Zen dan Tuan Anggo ada beberapa hal yang akan ku tanyakan!!
Baiklah, Putra mengikuti langkah Dokter Zain yang terkesan buru2...
Ada apa sebenarnya ini, pikir Putra!!
Selamat siang Nyonya sapa Dokter Zain. Silahkan duduk dokter, sepertinya memang ada hal yang ingin Anda sampikan?
Oh, ini tidaklah terlalu penting dan merupakan hal pribadi.
Tidak apa2, silahkan jika ada hal yang ingim ditanyakan...
Begini Nyonya, apakah Nyonya pernah jalan2 ke sini sebelum Imelda sakit?
Tidak, tidak pernah...
Sejak kejadian penculikan anak pertama saya dulu, Suami saya trauma untuk jalan2. Makanya kami selalu menghabiskan waktu berlibur di villa keluarga atau apartemen yang terbatas akses orang luar. Ada apa Dokter Zain?
Oh tidak, adik saya merasa kalau dia pernah mengenal Imelda... Dan dia mengatakan bahwa banyak orang jahat yang mau mencelakai Imelda, jadi dia ingin melindungi Imelda. Saya kira mereka mungkin pernah bertemu ketika keluarga Nyonya sedang berlibur ke sini, sedangkan Zain pun tidak pernah berlibur ke negara Nyonya.
Sebenarnya saya pun merasa pernah melihat Zai tapi saya juga tidak ingat di mana karena mukanya seperti saya pernah lihat.
hmm... Apakah Zai delusi pikir Dokter Zain. Baiklah Nyonya, semoga penerbangan Anda lancar dan saya izin kembali karena sudah jadwalnya saya prakter.
Terima kasih Dokter Zain, saya titip Imelda dan mohon bantuannya! Sampai bertemu lagi...
Putra mengikuti langkah Dokter Zain... Dok, sepertinya kita harus membicarakan hal ini! Kenapa dokter menanyakan histories Imelda? Sama seperti kamu, kenapa kamu menanyakan Histories Zai waktu itu. Baiklah, kita anggap saja kita saling menyimpan rahasia karena itu kita butuh membahas ini. Tunggu aku di taman nanti malam jam 09.00, aku akan membawakan sebuah video untukmu.
Baiklah Jam 09.00 di taman, Putra mengulang ucapan Dokter Zain!
Putra kembali ke ruangan Imelda dan melihat Zai sedang mengajak Imelda berbicara.
Zai, aku sudah selesai makan. Apakah kamu sudah makan?
Zai ingat kalau dia dan abangnya belum makan apa2 setelah therapy tadi karena Zai merengek langsung ke ruangan Imelda. Ini aku bawakan Nasi Lemak untukmu, kata Abangmu kamu menyukai Nasi ini.
Terima kasih bang!
Makanlah dulu, sebentar lagi Nyonya Zen akan ke sini untuk berpamitan pada Imelda.
Aku belum lapar Bang...
Putra mengukur panas badan Imelda dan membasahi bibirnya dengan air sedikit sedikit...
Sesering apa bang, harus mengukur panas badannya dan membasahi bibirnya?
Sesuai anjuran dokter per 1 jam sekali mengukur suhu tubuhnya dan 15 menit sekali membasahi bibirnya...
Baiklah akan ku ingat itu bang...
Putra, kami akan berangkat sekarang ujar Nyonya Zen. Mulai sekarang aku serahkan Imelda padamu, dan panggil aku Ibu. Tuan Anggo akan menyiapkan semuanya untuk mu. Kami akan datang kembali menjemput mu dan Imelda sebelum rapat pemegang saham.
Baiklah Bu, Putra mencium tangan Nyonya Zen dan memeluk Tuan Anggo.
Kami serahkan Imelda padamu, dan pastikan dia mendapatkan yang terbaik ujar Tuan Anggo.
Baiklah Tuan... Aku akan sering menghubungi kalian nanti...
Ibu, panggil Zai...
Hey Zai, kemari ujar Nyonya Zen...
Dia memeluk Zai, sampai bertemu lagi Ya Zai... Jadilah anak yang baik, dan jangan buat masalah untuk Abang mu ya.
Zai tersenyum, baiklah Bu... Kamu harus hati2 ya, sebenarnya berat rasanya aku melepasmu kembali Ibu tapi bagaimana pun kita berada di belahan bumi yang berbeda. Aku akan sering menghubungimu ujar Zai...
Sering2lah menghubungiku, aku akan sangat senang mendapat telepon dari kamu ujar Nyonya Zen sambil memeluk Zai. Berat rasanya dia melepaskan pelukkan ini, ada rasa hangat yang terasa ketika memeluk Zai.
Kami harus berangkat sekarang Ujar Tuan Anggo!!
Baiklah bu, biar aku yang mengantarkan ibu dan tuan Anggo ke bandara ujar Zai. Kalau itu tidak merepotkanmu kami bersedia...
Oh tentu tidak, aku senang bisa mengantar Ibu jawab Zai.
Zai berpamitan kepada Putra... Dan mengantar Nona Zen ke bandara....
Putra sedikit penasaran dengan pembicaraannya dengan Dokter Zain. Ada apa dengan Zai sebenarnya. Sambil membuka informasi yang di dapatnya dari orang suruhan Chan di negara ini, Putra mengukur panas badan Imelda dan menetekan air kebibirnya. Karena sudah mau sore lalu Putra mengambil air hangat bermaksud membersihkan muka dan lengan Imelda. Dia membuka lagu kesukaan Imelda untuk menstimulus otak Imelda. Bangunlah Imelda, banyak hal yang harus kita diskusikan. Aku tidak ingin menyiapkan pertunangan kita sendirian. atau kita langsung menikah saja setelah rapat pemegang saham nanti. Bukannya kamu sangat ingin menikah dengan ku?
Tiba2 tangan Imelda bergerak menggenggam tangan Putra. Apakah kamu mendengarku? Dilihatnya muka Imelda yang masih tertidur. Bangunlah Imelda, aku tidak mengerti maksud genggaman tanganmu.... Apakah kamu mau tunangan atau menikah dengan ku? Jika kamu masih tidak bangun sampai kita kembali ke Indonesia, aku akan menikahimu dengan apa pun kondisi dirimu. Aku akan mengambil alih semua perusahaan ayahmu dan mengirimmu ke Eropa untuk diobati di sana. Bangunlah... Setidaknya jika tidak bisa demi aku, lakukanlah demi Aaw Group Company...