Imelda dan Putra datang tepat sebelum Dokter Zain masuk keruangannya...
Putra pamit ke Dokter Zain keluar sebentar dan berjanji sudah kembali sebelum therapy Imelda selesai. Untuk itu, dia sudah menyediakan kamera untuk merekam semua pembicaraan Dokter Zain dan Imelda selama therapy. Maafkan saya dok, bukan saya tidak percaya pada dokter... Ini hanya untuk dasar saya mempelajari trauma yang di alami Imelda.
Oh tidak sama sekali Putra, silahkan saja letakkan di sana...
Saya akan di dampingi oleh beberapa perawat, dan mereka hanya mengawasi dari ruangan sebelah karena pembicaraan yang akan dilakukan merupakan rahasia pasien.
Putra meninggalkan Imelda ketika Imelda sudah mulai tertidur.
Dia keluar untuk mencarikan beberapa buku untuk Imelda agar dia tidak jenuh dan membelikan sebuah telepon genggam...
Putra kembali 5 menit sebelum sesi therapy Imelda selesai dan segera membereskan kamera yang dipasangnya tadi.
Dokter Zain membangunkan Imelda dan menanyakan beberapa pertanyaan tentang apa yang dirasakan Imelda. Sejauh ini, kamu sudah mulai membuka pikiranmu... Tapi kita harus melakukan ini dalam waktu yang tidak sebentar ujar Dokter Zain sambil menepuk pundak Imelda. Kamu harus lebih berani lagi membuka pintu itu, jika tidak maka kamu terpaksa harus menjalani hari2 di sini lebih lama lagi...
Imelda menatap Dokter Zain, aku akan berusaha dokter...
Putra mengantar Dokter Zain keluar kamar, kira2 berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan ingatan Imelda dok?
1 sampai 2 bulan tergantung Imelda mau atau tidak membuka kembali ingatannya. Alam bawah sadar orang yang amnesia disosiatif biasanya sengaja mengunci kenangan yang dianggap menyakiti dirinya.
Apa tidak ada cara lain dok? Therapy dan meminum obat teratur merupakan jalan untuk mengembalikan ingatannya, tapi jika semua sepakat menutup ingatannya kita akan lakukan hipnotis pada Imelda. Dan Hipnotis tidak hanya dilakukan 1 kali, jika suatu waktu ingatannya mulai akan kembali maka Imelda harus di bawa ke sini untuk di hipnotis lagi.
Kamu harus semangat Putra, bukankah mengetahui kenyataan pahit lebih baik dari pada terus2an menutupinya.
Baiklah dokter, terima kasih untuk hari ini...
Ponsel Putra berbunyi....
Selamat Sore Tuan Anggo...
Bagaimana kabarmu dan Imelda?
Kami di sini sehat Tuan, Nona Imelda baru selesai menjalankan therapynya.
Saya dan Nona Zen akan terbang ke sana 2 hari lagi. Kamu bisa mulai memesan tiket, perusahaan sangat membutuhkanmu. Tuan Dhani kewalahan harus menjadi PLH Direktur sekaligus mengurus Divisi Perencanaan.
Baiklah Tuan saya mengerti jawab Putra...
Putra berbalik dan kaget karena Imelda sudah ada dibelakangnya.
Kamu mau pulang??
Aku harus pulang jawab Putra... Pamanmu membutuhkanku di sana.
Apakah ibu akan datang bersama ayah?
Putra tersenyum dan menepuk kepala Imelda, aku membelikan sesuatu untukmu...
Wah ini kan Iph** keluar terbaru, Imelda sungguh kegirangan menerima pemberian Putra. Ini nomor ku, Putra menekan nomor 1 di telepon itu.
hmmm... kenapa nomormu harus nomor 1?
Karena ini hadiah dariku dan aku ingin menjadi emergency call mu jawab Putra santai...
bagaimana ayah dan ibu ku?
Putra tersenyum, kamu bisa menambahkannya dinomor lainnya.
Apakah kamu senang dengan hadiah ku?
Tentu saja, aku sudah lama menginginkan ini... sambil mendekap hp itu di dadanya.
Aku punya 1 lagi hadiah untukmu... Putra menyerahkan sebuah paperbag kepada Imelda....
Apa ini? Sambil membuka paper bag nya...
Buku tentang Bisnis?? Imelda bingung...
Yah... kamu harus mulai banyak belajar sekarang...
Tapi aku tidak menyukai bisnis?
Karena tidak suka maka kamu harus mengenalnya, karena ada pepatah tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta...
Ingat untuk membacanya ya selama aku tidak bersama mu di sini nanti...
Put, panggil Imelda pelan...
Hem... jawab Putra dari balik laptopnya...
Apakah kita dulu sangat dekat??
Putra tersenyum sambil mengangkat kepalanya melihat Imelda yang duduk di tempat tidurnya...
Tidak jawab Putra dan kembali konsen dengan laptopnya...
Tapi kenapa seolah olah kamu sekarang sangat dekat dan mengetahui semua tentangku? Bahkan ayah dan ibu meninggalkanmu di sini untuk menjagaku...
Putra mendekati Imelda dan duduk di kursi samping tempat tidur Imelda.
Mungkin mereka ingin aku bertanggungjawab atas perbuatanku padamu? Sehingga kau harus menjalani ini semua, karena kecerobohanku yang tidak bisa menjagamu. Maafkan dulu jika aku tidak terlalu memperdulikanmu, karena rasa takutku menghianati kepercayaan Tuan Zen. Aku lebih takut dengan perasaanku dari pada denganmu dulu. Aku bagi 1 rahasia padamu...
Rahasia??? Serius... apa?
Kamu dulu sepertinya... sepertinya ya... sedikit membenciku...
Ah... Serius... kenapa?
Karena aku terlalu keras kepala dan takut pada diriku sendiri...
Tetapi kenapa aku merasa kalau kamu dulu...
dulu apa??
Jangan marah ya, kadang ada rasa di dalam diriku yang aku pun seperti perasaan aneh... Jadi ini seperti terlintas tiba2 saja dikepalaku...
Kalau kamu dulu tidak menyukaiku, menganggap ku anak kecil dan kamu terkesan menghindari kontak fisik maupun non fisik padaku...
Putra hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Imelda, dia pikir Imelda tau kalau dia itu menyimpan perasaan padanya... Jadi ini yang selama ini di rasakan Imelda tentang dirinya!
Apakah aku benar tanya Imelda?
Terserah kamu berpikir saja kata Putra berdiri hendak berlalu. Imelda memegang tangan Putra menahannya, tapi kenapa sekarang aku merasa kamu berbeda Put? Kamu tidak pernah menghindariku, bahkan mencoba menjagaku, dan membuatku merasa nyaman di sampingmu.
Putra melepaskan tangannya yang dipegang Imelda. Jangan terlalu banyak berpikir, nanti otakmu yang sudah lama tidak dipakai itu akan lebih hang lagi...
Aku serius Putra teriaknya karena kesal ditinggalkan Putra ketika lagi bicara serius...
Putra duduk ditaman ditemani dengan lamunannya yang semakin jauh. 2 hari lagi dia harus kembali ke Indonesia, sudah pasti hari2nya akan dipenuhi dengan kesibukan pekerjaan yang sudah ditinggalkannya hampir 3 minggu ini. Tapi hatinya sungguh menolak untuk kembali, dia tidak ingin meninggalkan Imelda di sini. Imelda akan merasa bosan karena hanya tinggal dengan Nyonya Zen dan Tuan Anggo. Dia punya tanggung jawab terhadap pekerjaannya, jika dia tidak kembali maka Tuan Dhani pasti akan kesulitan dan pandangan orang2 diperusahaan padanya pun pasti berbeda. Tapi toh dia kembali ke Indonesia karena Tuan Zen ingin dia menjaga Imelda, bukan hanya soal perusahaan. ah... teriaknya kecil sambil mengacak-acak rambutnya sendiri...
Tiba2 Dokter Zain sudah duduk di samping Putra sambil menghidupkan sebatang rokok di tangannya...
Jangan terlalu merasa bersalah, kamu sudah berusaha sekuat tenaga menjaganya. Aku akan memastikan kamu mendapat semua informasi yang kamu butuhkan tentang Imelda, kamu kan termasuk orang yang boleh menerima rekam medis pasien. Kamu harus kembali ke Indonesia kan?
Bagaimana dokter tau?
Tuan Anggo sudah menghubungiku bahwa mereka akan datang 2 hari lagi, pada hari itu Nyonya Zen akan menjelaskan tentang Tuan Zen kepada Imelda. Undur 1 hari penerbanganmu, mungkin kenyataan pertama yang harus didengarnya nanti bisa mengganggu emosional Imelda. Aku berharap kamu bisa menenangkannya nanti. Nyonya Zen adalah ibunya, beliau pun akan ikut larut dalam perasaannya dan perasaan Imelda. Mereka butuh seseorang yang bisa menjadi penenang bagi mereka, dan aku berharap itu kamu. Mulailah berbicara tentang masa2 ketika sebelum ingatannya menghilang beberapa bulan ini untuk sedikit mengembalikan memory Imelda setelah ayahnya meninggal. Dokter Zain berdiri membuang puntung rokoknya ke kotak sampah di samping kursi taman, menepuk pundak Putra dan berlalu.