Kekosongan pimpinan kita yang lama akan sangat berpengaruh besar pada perusahaan nyonya Mai, tapi apa yang nyonya katakan juga benar adanya... Sepertinya kita harus mengadakan acara untuk keluarga yang terkena dampak kemarin...
Maaf sebelumnya, apakah kita bisa membantu beasiswa sampai Perguruan Tinggi untuk anak2 yang orangtuanya meninggal atau cacat dalam kejadian kemarin, tanya Imelda???
Sebenarnya itu bisa kita laksanakan, bagaimana jika tidak punya anak tapi sudah menikah?? Tanya Tuan Edy... Kita bisa menawarkan Istrinya untuk bergabung diperusahaan sesuai kualifikasi ijazah dan kemampuannya...
Saya mohon bantuan semua manajer bagian untuk memberikan masukan dalam hal perencanaan... Dan Juga estimasi penggunaan biaya untuk beasiswa dan data untuk istri pegawai yang meninggal/cacat... Saya akan mengikutin arahan dari tuan dan nyonya semua di sini, demi kebaikan perusahaan...
Sebagai langkah awal, setelah pengumuman pengalihan pimpinan ini, saya akan mendatangi satu persatu keluarga korban dan melakukan permohonan maaf dan rasa bela sungkawa secara langsung sebagai bentuk penghormatan...
Untuk Nona Rania Putri, saya akan membuat janji dengan manajernya untuk membahas kompensasi ganti rugi dan melihat kondisinya secara langsung... Informasi yang saya dapat, Nona Rania Putri akan dipindahkan ke Univ Hospital di Singapore siang ini...
Baiklah, saya setuju dengan Imelda, semua kita jalankan sesuai rencana Nyonya Diana... Kita punya waktu 1 bulan untuk menyelesaikan masalah kecelakaan kerja kemarin... Sebelum mengumumkan Imelda sebagai pengganti Tuan Zen, rapat pemegang saham akan dilaksanakan dalam waktu 3 Bulan dari sekarang... Jika kita sepakat mendukung Nona Imelda berarti kita akan mempersiapkan Nona Imelda untuk memimpin perusahaan dengan persetujuan seluruh pemegang saham, baik di dalam maupun di luar negeri...
Bagaimana pun, nona Imelda masih sangat muda, kemungkinan penolakan dari pemegang saham luar negeri bisa saja terjadi walaupun Tuan Zen adalah pemegang saham terbesar saat ini...
Terima kasih atas dukungan Tuan dan Nyonya semua di sini... Saya akan berusaha semaksimal mungkin...
"Baiklah, rapat hari ini kita tutup dan resume rapat akan dikirimkan oleh Notulen paling lambat Sore nanti"
---------------------
Putra, bisa kamu buatkan saya proposal terkait rencana pemberian beasiswa dan penempatan istri pegawai yang cacat/meninggal serta data posisi yang bisa mereka isi sesuai kualifikasi dan kemampuan mereka? Saya mau lengkap mulai dari susunan keluarga, pendidikan, dan estimasi biaya disertai foto!!
"Baik Nona, saya akan kirim orang untuk mencari informasi tersebut"
Saya mau terima datanya paling lambat besok sore ya...
"Anaknya lebih seram dari bapaknya, bisik Putra dalam hati, dia pikir cari data bisa simsalabim"
Apakah bisa Putra???
"Baiklah nona, akan saya usahakan" Saya pamit dulu!!
Eh, kamu mau kemana??
"Kerja nona"
Bukannya mau kerjanya sama saya?? Kok kamu keluar?!
"Maaf nona, ruangan saya ada di depan sana, jika nona membutuhkan saya, silahkan menghubungi saya"
Bukankah itu, ruangan paman dhani??
"Betul nona, saya berada di divisi yang sama dengan Tuan Dhani!!"
Bukannya sekarang waktunya kamu mengajari saya??
"saya sudah menyiapkan laporan yang harus nona baca di dalam komputer tuan zen. Jika ada yang tidak Nona Pahami, nona bisa langsung menanyakan ke saya"
Bukannya kamu harusnya selalu bersama saya, karena kamu ditugaskan khusus mendampingi saya??
"Betul sekali nona, tapi tidak pantas juga jika saya dan nona berdua diruangan ini... Saya ada diruangan depan, nona bisa langsung menghubungi saya, jika ada yang ingin ditanyakan, saya akan selalu mendampingi nona sampai nona siap. Hanya saja jika dikantor, ruangan saya tetap ditempat Paman Dhani karena saya tetap pegawai seperti yang lainnya"
Saya akan merasa aneh dan bingung jika sendirian di sini, dan saya belum tau apa yang harus saya kerjakan.
"Sekretaris Nona yang akan mengarahkan nona nantinya"
Apa saya tidak boleh, jika kamu saja yang jadi sekretaris saya? Jadi kamu bisa langsung mengajarkan dan memberi tahu saya?
"Maaf nona, ini sudah keputusan Tuan Zen. Nanti juga nona akan tau, maksud dan tujuan semua ini. Saya izin kembali keruangan saya Nona."
Putra keluar dari ruangan...
Imelda hanya terdiam terpaku, dia kira Putra akan selalu disampingnya selama dia dikantor, ini malah dia di tinggalkan.... Dia bingung harus mulai dari mana dan apa!! Dipandanginya setiap jengkal ruangan ayahnya, begitu sangat rapi dan sederhana... Berkelas tapi terlihat sederhana, hangat dan nyaman...
Dihirupnya nafas dalam2, seolah-olah dia mencium aroma tubuh ayahnya diruangan ini... Sungguh membuatnya nyaman dan rindu akan ayahnya...
"Yah, Imelda sudah di sini. Siap meneruskan mimpi ayah!!! Bantu Imelda ya yah, gumamnya sambil melihat gedung2 bertingkat di depannya... "
Imelda sangat menyukai ketinggian, jika dia melihat dari ketinggian. dia akan merasakan kenyamanan dalam hatinya, seolah-olah beban di dalam hatinya keluar sebentar dan rasa lelah yang dirasakannya hilang sementara waktu...
Begitu sempurna kau menyiapkan segalanya Yah!! bahkan saat ayah tidak ada, Imelda masih merasakan ayah ada di sini dengan Imelda...