Chereads / CEO Dadakan / Chapter 13 - Ketakutan

Chapter 13 - Ketakutan

Tuan Anggo melambaikan tangan pada Imelda...

Paman ujarnya, kamu tau menempatkan diri sayang...

Kalau lagi diluar nga' apa2, tapi kalau kita lagi diperusahaan dan didepan khalayak ramai kamu tetap harus memanggilku Tuan Anggo...

Baiklah Paman...

Silahkan duduk Nona, Putra menarik kursi dan mempersilahkan Imelda duduk...

Kenapa lama sekali???

Zepri dan Pak Asep sudah selesai makan duluan, dan mereka sedang menikmati angin diluar sana, menunjuk balkon tempat Zepri duduk...

Maafkan paman, Imelda tadi memakai headphones jadi tidak mendengar ketika Putra menelepon dan memencet bel...

Oh pantas, lain kali jangan ya sayang...

Bagaimana pun, walaupun kita lagi tidur apa lagi kondisi sendirian jangan menggunakan headphones...

Baik paman...

Paman sudah pesankan kamu Tenderloin Steak with potato dan 1 cup Iced Cappucino...

Wah, paman tau dari mana?

Ibu mu, beliau mengatakan ketika kamu sedang dalam kondisi perasaan yang tidak baik, kamu pasti akan mencari itu...

Terima kasih paman, karena sudah berusaha memberikan yang terbaik untukku... Imelda memeluk Tuan Anggo...

Putra!! kenapa kamu bengong??

kamu belum pesan apa2, ayo buruan di pesan...

Iya Paman...

Putra mengangkat tangannya dan memesan beberapa Dimsum dan 1 Hot Cappucino...

Kamu nga' makan nasi?

Saya jarang makan nasi kalau malam Tuan, cukup Dimsum saja...

Imelda melihat ke arah Putra dan seperti de javu perasaannya, tapi dimana ya dia mendengar itu pikirnya...

Melda, bagaimana perasaanmu sekarang tembak Tuan Anggo?

ah, iya Paman...

Sudah lumayan enak...

Apakah terlihat jelas paman??

hmmm... matamu bengkak sayang... itu berarti kamu sempat menangis sebelum tidur... Apakah kamu baik2 saja??

Pilihan Putra untuk istirahat dulu malam ini sangatlah tepat, terima kasih Putra...

Aku sudah baik2 saja paman, aku lupa kalau tidak bermake up malam ini, biasanya aku akan menutupi bengkak mataku dengan make up... Tapi malam ini Melda malah turun dengan dandanan polos seperti ini paman...

Maaf ya Paman...

Tidak ada yang salah dengan dirimu sayang, nanti ketika semua orang percaya akan kemampuan mu silahkan saja untuk kembali apa adanya... Dengan atau tidak memakai make up, kamu tetap sangat cantik...

Pikiran Imelda melayang, dia sering sekali menangis akhir2 ini, tapi biasanya tidak akan ada yang menyadarinya, karena the power of Make Up...

Ayo mulai dimakan nanti steak mu mulai dingin, Imelda memotong sedikit demi sedikit steaknya... Tapi ternyata dia lebih tertarik menu yang dipesan Putra!!!

Ditepisnya pikirannya, sungguh bocah kamu ya ngomong sama dirinya sendiri, sudah punya makanan sendiri masih saja suka sama milik orang lain...

Putra melirik Imelda yang terlihat tidak bersemangat makannya... Paman mau menghirup udara segar dulu sebentar, kalian lanjutkan makannya...

Hmmm... baik paman ucap Imelda...

Nona, terlihat tidak bersemangat makannya? Aku sudah bilang tadi di atas, kalau aku tidak lapar jawab Imelda...

Lapar atau tidak nona harus tetap makan, karena perjalanan kita masih sangat panjang...

Kasian Tuan Anggo sudah memesankan makanan tetapi Nona malah tidak bersemangat seperti itu... .

Aku lagi tidak selera makan berat, seperti katamu, aku takut Paman sedih...

Bagaimana kalau kita bertukar makanan, makananku tidak terlalu berat, nona makan ini, aku akan makan steak Nona???

Tapi ini sudah bekas ku loh...

Tidak masalah Nona, yang penting ada yang nona makan...

Putra mendekatkan Dimsum yang sudah dipesannya tadi... Imelda memberikan steak tersebut kepiring kecil di depan Putra...

Silahkan dimakan nona...

Imelda masih ragu, tapi apa daya, dimsum ini terlihat sangat enak...

Putra menghabiskan Steak yang ada dipiring di depannya dan menumpuk keranjang bekas dim sum di sampingnya.. Done ujarnya...

apakah nona mau lagi?? nona terlihat bersemangat ketika menyantap dimsum dari pada steak!! Imelda tersenyum malu dan menggelengkan kepala...

Sudah makannya sayang??

Sudah Paman, ada yang harus paman tanyakan...

Kebetulan Paman tidak menginap di hotel ini, karena paman bersama tim, masih mengecek semua dokumen tadi siang... Memastikan apakah semuanya sudah komplit dan pagi sekali akan menyerahkan ke kantor cabang di sini... Kami menginap di hotel dekat kantor cabang...

apakah kamu masih tidak bisa tidur jika sendirian???

Imelda tidak apa2 paman, akan Imelda coba...

Putra kamu sudah mengambil connecting room?? Iya Tuan sesuai arahan tuan...

Untuk malam ini, pintu connecting room kamar mu tolong di buka... dan Imelda jika kamu ketakutan kamu bisa membuka pintu connecting room ruanganmu... Hanya itu satu2nya cara, agar Imelda bisa istirahat dengan nyaman malam ini...

Tapi Tuan??? Jawab Putra...

Saya percaya padamu, kamu cukup tidur saja, Imelda hanya butuh rasa bahwa ada orang disampingnya... Dia tidak akan mengganggumu, ketika rasa takutnya muncul, dia pasti berusaha menemukan seseorang, akan berbahaya jika dia keluar dari kamar... Fungsi kamu membuka connecting roommu agar ketika Imelda membuka pintunya, dia bisa melihat ada orang lain di ruangan itu...

Putra terlihat lemas, cukup sulit baginya menutupi perasaannya, ini malah seolah mereka tidur berdua... Tapi dia benar2 tidak tau masalah trauma Imelda yang ini... Dia pikir Tuan Anggo meminta dia menyiapkan kamar connecting room untuk berjaga-jaga dalam situasi darurat...

Tapi dia tidak bisa menolak, karena tugasnya adalah melindungi dan mendampingi Imelda, situasi ini memang dalam kategori melindungi... Ah sudahlah pikirnya, mau seperti apa dia menolak, ini adalah tugasnya...

Imelda dan Putra mengantar Tuan Anggo ke Lobby dan mereka kembali ke kamar masing2...

Putra melepaskan kunci connecting roomnya dan membuka pintu penghubung itu, tapi sampai sekarang matanya belum bisa terpejam, dia sungguh penasaran apakah Imelda betul2 akan membuka pintu penghubungnya...

Tiba2 Putra mendengar suara samar dari ruangan Imelda, Suaranya tidak begitu jelas, sampai dia harus merapatkan teliganya ke pintu penghubung itu...

Apa yang sebenarnya terjadi?

Dia ingat kalau masih menyimpan kunci duplikat dari resepsionis tadi...

Dicarinya kunci di saku jasnya dan dia bergegas keluar dan menuju kamar Imelda...

Dibukanya pintu, dilihatnya Imelda terduduk di sudut kamarnya sambil menangis menunduk dengan kondisi yang sangat menyedihkan, bajunya berantakan dan barang di ruangan itu sudah berjatuhan...

Nona ucapnya memanggil Imelda...

Putra, Imelda berlari memeluk Putra...

Dia menangis sekuat tenaganya dan mendekap putra dengan sangat erat...

Tenang Nona, ada saya di sini!!

Nona bisa melepaskan tangan nona??!

Saya sulit bernafas ujar Putra...

Tapi Imelda tidak menggubrisnya, Puta bingung bagaimana cara menyadarkan Imelda...

Nona, sambil mengusap kepala Imelda...

Nona sudah bisa tenang, ada saya di sini...

Tidak ada yang bisa mengganggu Nona sekarang... Kita duduk dulu ya Nona, tetapi Imelda seperti tidak mendengar kata2nya...

Tiba2, pegangan Imelda pada badannya terlepas dan Imelda hampir ambruk jatuh...

Untung Putra dengan sigap memeluknya...

Di gendongnya Imelda ketempat tidur, dan dipastikannya kalau Imelda tertidur...

Dia duduk dibawah kasur Imelda sambil memegang tangan anak itu... Sungguh masih anak2 batinnya, sangat manis dan lucu ketika tidur...

Putra tidak berencana meninggalkannya malam ini, dia berusaha terjaga di samping Imelda tapi dia pun lelah hari ini, akhirnya dia tertidur di samping kasur Imelda sambil memegang tangannya... Banyak pertanyaan dipikirannya, kenapa Imelda bisa jadi seperti ini!? Bahkan dia terkesan tidak sadar akan kejadian yang dia alami...