Jarak yang ditempuh Imelda dan tim kurang lebih 5 Jam, mereka diperkirakan akan sampai ke sebuah desa tempat pegawai yang meninggal di makamkan pukul 2 siang...
Pegawai tersebut meninggalkan 2 orang anak, satu laki2 dan satu perempuan, istrinya dulunya pegawai di bank daerah, tapi resign setelah anak keduanya lahir...
Sepanjang perjalanan Imelda membaca beberapa dokumen perusahaan dan CV dari istri pegawai yang akan mereka datangi...
Tuan Anggo, untuk istri pegawai yang inu, bisakah kita tawarkan bekerja di bagian keuangan dan SDM??!
Sejauh yang saya baca, istri pegawai tersebut memang memiliki kualifikasi yang bagus... Tapi masalahnya tinggal di kedua anaknya... Kedua anaknya tidak ada yang menjaga, dia adalah anak yatim piatu dan keluarganya jauh dari kantor cabang terdekat kita...
Masalah anaknya, kita akan berikan bea siswa sampai perguruan tinggi... Untuk sementara bisakah anaknya dititipkan ke tempat penitipan anak sampai waktunya dia pulang kerja??!
Tapi jika beliau tidak berkenan bekerja diperusahaan bagaimana Nona??
kita hanya bisa memberikan penawaran, jika dia tidak berkenan, apa boleh buat kita tidak memaksa, tinggal mereka menerima beasiswa saja tiap bulan...
Untuk surat penawaran bergabung diperusahaan agar dipersiapkan, baik itu bersedia mau pun tidak bersedia...
Baik Nona ujar Tuan Anggo...
Sepanjang perjalanan Putra malah fokus sama kejadian semalam...
Dia ingat sekali kalau Imelda sempat memanggil namanya dan memeluknya erat... Bahkan mereka sempat berkomunikasi dua arah...
Bagaimana Imelda bisa tidak ingat sama kejadian itu...
Apa yang sebenarnya terjadi pada Imelda, hingga dia bisa kehilangan memori ingatannya tentang kejadian semalam...
Selama ini, Tuan Zen tidak pernah menyinggung soal itu... Putra mencoba mengingat potonga2 masa kecilnya, siapa tau ada sedikit petunjuk terkait penyakit Imelda... Sebenarnya dulu sekali Putra sering ikut sama ayahnya dan beberapa kali dia melihat Imelda walaupun dari kejauhan... Dia terlihat sangat bahagia, selayaknya Putri Tunggal dari pengusaha terkenal di kota nya, dia hidup dengan bergelimang harta dan tidak kekurangan sedikit pun... Putra dulu adalah seorang anak yang sangat pemalu, jadi setiap ada acara perusahaan, dia akan memikih bersembunyi dibalik Ayah dan Ibunya... Tak kadang memilih duduk di bawah meja jamuan...
Lain halnya dengan Imelda, dia sangat percaya diri dan supel terhadap semua orang... Seperti dia selalu menyadari, bahwa dialah Putri dari acara tersebut...
Putra dan Zepri bersiap di depan pintu mobil begitu mereka tiba... Tuan Anggo memastikan Imelda bisa tenang dan tidak terbawa emosi, karena bagaimana pun, dia boleh bersimpati tapi tidak boleh larut dalam kesedihan keluarga korban...
Selamat Siang Bu Sapta...
Imelda mencoba memperkenalkan diri...
Saya perwakilan dari AGC, boleh saya dan tim masuk???
Silahkan saja Nyonya!!
Imelda tersenyum kecut, sebegitu tua kah dia... batinnya...
Terima kasih Bu...
Perkenalkan saya Imelda Zen, perwakilan dari AGC, maksud kedatangan kami ke sini, ingin bersilaturahmi dan mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya pada ibu dan keluarga...
Maafkan kami kedatangan kami ke sini agak terhambat sehubungan dengan pimpinan perusahaan kami yang meninggal sehari setelah kejadian kecelakaan kerja kemarin...
Saya dan tim datang ke sini ingin memberikan penawaran kepada ibu dan bea siswa kepada kedua putra putri ibu hingga lulus perguruan tinggi...
Bh Sapta terdiam masih bingung, dia meraih tangan Imelda dan duduk bersujud di depannya...
Terima kasih Nyonya, saya tidak bisa berkata apa2, sungguh luar biasa beasiswa yang akan diberikan kepada putra putru kami... Jika dibandingkan luka karena ditinggalkan tidaklah akan sebanding, tapi setidaknya perusahaan masih memikirkan anak2 kami... Bu Sapta sambil mengelus tangan Putri kedua Tuan Sapta... Putra mencoba melepaskan tapi tangan kanan Imelda menahan tangan Putra...
Hingga Putra grogi karena Imelda masih memegang tangannya sambil berbicara dengan Bu Sapta...
Perusahaan pun, memberikan penawaran kepada ibu untuk bergabung bersama kami memajukan perusahaan ujar Tuan Anggo...
Mungkin ibu bisa membaca dokumen ini dulu bu, untuk membahasnya...
Perkenalkan saya pengacara perusahan AGC, ini penawaran yang diberikan oleh perusahaan kami...
Kami akan memberikan waktu 1 minggu untuk ibu mempersiapkan jawaban kesediaannya...
Istri pegawai tersebut mencoba membacanya dengan seksama... Ini beberapa dokumen yang harus ditanda tangani sehubungan dengan beasiswa putra putri ibu...
Bu Sapta, sembari ibu menandatangani dokumen tersebut, saya izin untuk mengunjungi makam almarhum, oh silahkan saja Nona, untuk tempatnya apakah sudah tau?
Ya bu, kami sudah tau jawab Putra Sopan...
Kalau begitu kami pamit dulu bu, semoga ibu bisa bergabung bersama kami, ujar Imelda...
Sekali lagi terima kasih Nona, semoga Nona selalu diberikan kesehatan dan keselamatan... Ujar Bu Sapta...
Imelda dan Putra diantar oleh kedua anak Pak Sapta sampai ke depan pintu rumah... Mereka memberikan penghormatan kepada Putra dan Nona Imelda...
Sesampainya di pemakaman, Imelda meletakan satu bucket bunga, dan mencoba berbicara entah sama siapa, tidak lama kemudian dia meneteskan air mata dan membalik badannya untuk bersiap kembali ke mobil...
Putra mengikuti langkah Imelda dan membukakan pintu untuknya... Nona malam ini kita akan menginap di salah satu guest house di sini, kebetulan di sekitar sini tidak ada hotel/penginapan... Apakah nanti, kamarnya bisa saling terhubung?? Kebetulan tidak Nona, tapi Nona tenang saja, saya dan Zepri akan berjaga di depan kamar Nona malam ini... Nona bisa istirahat dengan tenang...
Bagaimana dengan Tuan Anggo, beliau apakah akan bergabung bersama kita??
Tidak Nona, kebetulan guest house kita bersebelahan dengan guest house Tuan Anggo!! Guest house yang kita tempati, tidak ada orang lain selain kita, demi keamanan dan kenyamanan Nona beristirahat...
Apakah Anda sudah lelah Nona??
Apa jadwal kita selanjutnya??
Kita makan malam bersama tim termasuk Tuan Anggo... Setelah itu pembahasan rencana keberangkatan besok, dan istirahat Nona...
Baiklah, kita langsung ke rumah makan!!
Bagaimana paman? apakah semuanya lancar??
Semua berjalan sesuai rencana, tinggal kita menunggu jawaban beliau saja... .Selebihnya semua sudah terlaksana dengan baik...
Makanlah Melda, kamu akan butuh tenaga ekstra besok, karena kita akan menempuh 7 jam perjalanan, kita akan berangkat pukul 04.00 dini hari... Dan tiba di lokasi tepat jam makan siang... Pertemuan kita akan dilaksanakan Jam 01.00 siang...
Pegawai kali ini merupakan tulang punggung keluarga, dan mempunyai seorang nenek yang sudah tua untuk di urus...
Selama ini dia memang tinggal berdua saja dengan neneknya... Dan kebetulan beliau adalah Manajer Proyek Cabang ZN pada saat itu beliau sedang study banding dilokasi kejadian....
Kemana kedua orang tuanya??? Tidak kan mereka menjaga Ibunya?!
Beliau sudah lama yatim piatu... Jadi beliaulah satu2 nya orang yang menjaga neneknya... Imelda terdiam...
Kamu harus makan sekarang, karena kamu butuh banyak energi nanti ujar Tuan Anggo...
Malam ini Zepri dan Putra akan berjaga di guest house mu, sedangkan pak Asep akan bergabung bersama kami...
Kamu istirahat yang baik ya, biar besok bisa fit...
Imelda mencoba menganggukkan kepalanya tanda setuju, dan mencoba menghabisi makan malamnya... Walaupun dia mulai ragu, kenapa dia selalu berpisah penginapan dengan Tuan Anggo dan Tim...