Chereads / Terpaksa Menjadi Gigolo / Chapter 2 - 500 Juta

Chapter 2 - 500 Juta

Keringat dingin mulai mengalir di seluruh badannya ketika tidak sengaja menjatuhkan guci antik sampai hancur berkeping\-keping. Tatapan menyeramkan penuh amarah dari Pak Baron di rasakan oleh Reyhan.  

"APA-APAAN KAMU MEMECAHKAN BARANG MILIK SAYA!!"

"Ma--maaf, Pak. Sa--saya ti-dak se--sengaja." Suara Reyhan terbata-bata di ikuti bergetar seluruh badannya.

"KAU TAU ITU HARGANYA BERAPA!!"

"Ti-dak, Pak. Sa--saya akan membayar atas kerugian dari barang yang saya pecahkan, Pak."

"EMANG KAU SANGGUP MEMBAYAR SEMUANYA?!"

"Me-memangnya be--rapa yang harus sa--saya bayar, Pak?"

"TOTALNYA 500 JUTA!!" Dengan menunjuk kepada Reyhan dengan penuh amarah.

"APAA??!!" Mendengar itu membuat seluruh pikiran dan hatinya seperti tersambar petir.

"Ba--bagaimana harga guci ini bisa sampai 500 juta?" tanya dia heran.

"ITU GUCI SAYA DAPATKAN DARI NEGARA CINA! DAN ITU BARANG ANTIK! CEPAT GANTI RUGI!!"

"A--anu, Pak. Bi--bisa beri waktu untuk saya?"

"Tiga bulan!"

"A--apa!! Ti-tiga bu--lan? Bisa berikan waktu lebih lama lagi, Pak." Dia bersujud di kaki Pak Baron.

"Kenapa?! Bukannya tadi kau mau menggantinya?! HA!!" Pak Baron menarik rambut Reyhan sampai wajahnya menghadap dirinya.

"Kalau kau tidak bisa menggantinya, siap-siap kau akan kehilangan nyawa!"

"Ba--baik, Pak."

"Jangan coba-coba kabur! Jika saya tahu kamu mencoba kabur, kamu dan keluargamu akan saya bunuh!!"

Mendengar ancaman itu membuat Reyhan ketakutan setengah mati, dia tidak ingin keluarganya mati karena ulahnya sendiri.

"Ba--baik, Pak. Akan saya carikan uangnya."

"Bagus, sekarang mana paket saya?" tanyanya.  

Dengan cepat Reyhan meraih paket yang dia letakkan sebelumnya di meja yang terbuat dari kayu jati, berhiaskan ukiran indah dengan warna emas menyelimuti seluruh kerangka.

"I-ini, Pak. Silahkan tanda tangan di sini," ucapnya memberikan selembaran kertas tanda bukti.

"Akhirnya, Hahaha. Barang yang saya tunggu-tunggu dari dua bulan yang lalu telah saya dapatkan. Hahaha." Pak Baron tertawa sekencang-kencangnya.

"Ka-kalau bo-boleh saya tahu, Bapak memesan barang apa?" tanya Reyhan penasaran.

"Mau tau atau mau tau banget?"

"Mau tau banget, Pak."

"Kepo." jawab Pak Baron datar.

"Tolong bukakan untuk saya." Perintah Pak Baron kepada Reyhan.  

Karena tidak ingin terulang kembali kejadian sebelumnya, dia dengan sangat perlahan membuka paket itu dengan penuh kehati-hatian. Setelah terbuka, dia langsung terkejut melihat apa isi dari paket itu.

"I-ini bu-bukannya mainan, Pak?" tanya Reyhan.

"Ini bukan sekedar mainan, ini adalah suatu maha karya dari seorang seniman." Di angkatnya tinggi-tinggi mainan robot itu dengan penuh kegembiraan.

"Kau tau, ini robot harganya berapa?" tanya Pak Baron.

"Be-berapa, Pak?"

"Lima belas juta rupiah."

"Apa!! Mainan gitu doang harganya lima belas juta rupiah??" Reyhan terkejut mendengar harga mainan itu, karena baru kali ini dia tau ada mainan dengan harga selangit. Setau dia mainan itu paling mahal hanya satu juta rupiah.

"Ini adalah robot dari serial animasi yang terkenal di negara jepang. Dan ini bisa menjadi investasi masa depan saya, karena harganya akan naik setiap tahun." Pak Baron berjalan menuju lemari kaca yang sangat besar yang di ikuti Reyhan.

"Inilah koleksi serta investasi masa depan saya."  

Reyhan langsung berdecak kagum melihat apa saja yang berada dalam lemari itu, banyak sekali robot-robot dengan berbagai macam ukuran serta karakter dari berbagai macam film Hollywood.

"Woahh ... koleksi anda banyak sekali ...."

"Kau tahu, jika seluruh barang ini di total kan harganya. Itu bisa membeli sebuah mobil mewah."

"A-apa!! Mainan beginian?!"

"Iya, jika saya jual sekarang. Saya bisa mendapatkan uang tiga ratus juta rupiah."

Secara perlahan Pak Baron memasukkan mainan robot itu kedalam lemari kaca dengan sangat hati-hati. Sebuah tempat khusus yang sudah dia rancang sebelumnya untuk mainan robot itu.

"Jika dalam waktu dua minggu, kau tidak menyicil uang itu. Harta yang kau punya akan saya sita!!"

"Ba-baik, Pak."  

Setelah itu Reyhan berpamitan pulang dengan Pak Baron, tanpa melihat Pak Baron menjawab hanya dengan anggukan saja. Reyhan pulang dengan keadaan lesu dan penuh kecemasan beserta ketakutan karena dia harus membayar uang itu hanya dengan waktu tiga bulan saja.

'Bagaimana aku bisa membayarnya dalam waktu tiga bulan, sedangkan gaji yang aku dapatkan hanya 3 juta dalam sebulan.'  

Sesampainya dia di kontrakannya, dia hanya termenung di dalam kamarnya. Kepalanya serasa mau meledak karena memikirkan jalan keluar dari masalah ini.

"Apakah aku harus mencuri? Tapi aku tidak kuat lari, mau melakukan pesugihan, tapi aku sangat takut setan dan konsekuensinya."

"ARRGHH!!" Mengacak-acak rambut di kepalanya.

"Emak ... anakmu sedang mempunyai masalah besar," ucapnya penuh isak tangis.

"Kalau sampai tiga bulan aku tidak bisa membayarnya, Mak ... aku akan mati." 

Setelah 2 jam lamanya dia menangis meratapi permasalahan besar ini, rasa kantuk mulai menghampirinya.

'Aku harap ini hanyalah sebuah mimpi.'