TATAPAN penjelajah bola mata Reyhan menyelusuri setiap inci lekukan tubuh wanita itu, kulit putih bersih bersinar meng-gamparkan kesadaran lelaki tersebut.
Wanita itu berlenggak-lenggok di depan pandangan Reyhan, jari jemarinya yang lentik menelusuri seluruh tubuhnya dari kepala sampai ke pinggang. Hawa napsu perjaka seketika memuncak menggempur seluruh kesadaran dalam pola imajinasi cintanya, bukanlah cinta akan rasa memiliki dan menjaga, melainkan cinta bertopengkan keinginan menikmati hidangan lezat itu.
Perlahan-demi perlahan kaki jenjangnya melangkah mengitari seluruh sudut pandang Reyhan, memeluk dari belakang dengan erat.
Wanita itu berkata, "What's your name?" Tiupan napas lembut di rasakan Reyhan pada bagian telinganya.
"Re-Reyhan." Dia terbata-bata mengucapkan nama dirinya.
"Perkenalkan nama saya Mawar," ucapnya mendesah.
Dengan kuat wanita itu mendorong tubuh lelaki percobaannya dan merangkak menuju hadapan Reyhan, di kecupnya bibir perawan yang selama ini dia jaga dari jurang dosa.
Kecupan demi kecupan menghiasi suasana gelora cinta itu, dengan sekali hentakan pada kedua tangan halus itu membuat seluruh kancing baju Reyhan terlepas dari tempatnya berada.
"Jika kau bisa memberikan gua kenikmatan dalam waktu 30 menit, maka kau akan lolos." Perkataan tegas di lontarkan nya kepada Reyhan.
"Lantas apa yang harus aku perbuat?" tanya Reyhan polos.
"Oh darling, apakah kau belum pernah menonton film blue?"
"A-aku tidak pernah menonton itu."
"Perjaka ting-ting berarti kamu?"
Reyhan mengangguk menjawab pertanyaan itu.
"Berikan gua jilatan di seluruh tubuhku, temukan titik kelemahan itu." Dia membaringkan tubuhnya di samping Reyhan.
Awalnya Reyhan tidak berani menggerakkan kedua tangganya, hanya bisa membeku kaku layaknya sebuah patung. Wanita itu menyadari bahwa alat pemuasnya tidak berani menyentuh sekujur tubuh miliknya.
"Sentuhlah dengan lembut daging kenyal di seluruh tubuh ini, Sayang." Dia menarik pelan kedua tangan Reyhan dan meletakkan di perutnya.
Layaknya seorang perjaka yang belum pernah merasakan nikmat dunia, sontak membuat tubuh dan pikirannya Reyhan bergelora dengan penuh api membara. Dia langsung melahap mangsanya seperti serigala memakan domba, dengan ganas dan langsung menuju titik utama santapannya.
Pedang pusaka milik Reyhan bangkit dari tidur panjangnya yang sangat lama, dari dia lahir sampai saat ini belum pernah merasakan nikmat dunia tersebut. Dengan cepat Reyhan membuka seluruh pakaian yang menutupi badannya yang lumayan berisi oleh otot-otot.
"Hey jangan terburu-buru dong, Sayang."
Namun perkataan itu tidak di indahkan oleh Reyhan, dengan sigap dia menancapkan seluruh pedang pusaka miliknya kedalam lubang goa kenikmatan milih Mawar. Sontak membuat wanita itu terkejut bukan kepalang, karena merasakan ukuran yang besar memasuki dalam tubuhnya.
"Ja-jangan kasar-kasar, Sayang," ucapnya mendesah.
Tidak seperti kerbau yang ditarik hidungnya, Reyhan tidak memperdulikan permintaan apa yang diminta Mawar. Dengan ganas dia memainkan pedangnya di dalam goa itu, hanya ada satu tujuan di pikirannya untuk menuju garis finish tanpa memikirkan pasangan dirinya.
Ternyata omongan Reyhan kepada Pak Baron tentang fisiknya yang mempunyai daya tahan lama bukanlah isapan jempol belaka, terbukti sudah 20 menit lamanya Reyhan urung kunjung menuju garis finish. Bulir-bulir keringat mereka menyatu membasahi alas kain tempat tidur itu, berbagai macam suara menggema di dalam ruangan tersebut.
Wanita itu tidak bisa membendung lagi gelora birahinya melawan kasarnya permainan yang di berikan Reyhan, dengan sekali dorongan menghentak tubuh pasangannya membuat posisi mereka berganti.
"Sekarang giliran gua menyiksa kamu sang perjaka ting-ting."
Keahlian yang di dapatkan dia selama ini dari permainan dengan lawan-lawan sebelumnya di tunjukkan ke hadapan Reyhan, meliuk-liuk sekujur tubuh bagian pinggangnya membuat lelaki itu tersiksa menahan nikmat dunia.
Setelah 1 jamnya lamanya permainan mereka, akhirnya Reyhan sampai ke garis finish yang sangat di inginkan olehnya. Dia melepaskan semua itu ke dalam liang milik wanita yang menggoda dirinya tanpa tersisa sedikitpun.
Suara napas mereka beradu padu merasakan nikmat itu sampai titik dimana itu akan menghilang, wanita itu sangat takjub melihat kemampuan yang di milik Reyhan. Tidak salah Pak Baron memberikan perintah untuk mengetes kemampuan lelaki perjaka ini, walaupun cara mainnya tidak seromantis yang di harapkan oleh Mawar.
"Astaga!!" Wanita itu terkejut ketika melihat ukuran pedang milik Reyhan.
"Kenapa?" tanya Reyhan kebingungan.
"Pantas saja gua merasakan penuh di dalam tubuh ini, ternyata ukuran pusaka milikmu di atas rata-rata orang Indonesia."
Antara bangga dan bingung yang di rasakan oleh Reyhan dari ucapkan wanita itu karena menilai pusaka miliknya sangatlah luar biasa.
"Emangnya rata-rata ukurannya seberapa?"
"Segini." Wanita itu menunjukkan ukurannya lewat lingkaran yang di bentuk dari jari lentiknya.
"Kamu tunggu sebentar disini, silahkan makan itu roti yang ada di meja itu." Mawar menunjukkan dimana letaknya makanan tersebut.
"Kamu mau kemana?" tanya Reyhan heran.
"Sesuai janji, gua akan memberikan hadiah atas kerja kerasmu."
"Benarkah?!"
Wanita tersebut hanya memberikan senyuman indah dan anggukan kecil menjawab pertanyaan Reyhan, dia memakaikan kembali seluruh pakaiannya dan melangkah pergi menuju brangkas penyimpanan harta miliknya.
Setelah kepergian wanita itu, Reyhan hanya bersandar sambil membayangkan kejadian yang dia rasakan sebelumnya. Sebuah simpul senyuman terukir di bibirnya, dia tidak menyangka bahwa rasa dari surga dunia itu sangatlah luar biasa.
"Tak aku sangka ini benar adanya, aku mengira itu hanyalah omong kosong belaka." Itulah kata yang ter-ucap dari lisannya.
"Haa, aku sangat haus." Reyhan melirik ke seluruh isi ruangan itu, untuk melihat apakah ada minuman yang tersaji.
Sebuah kulkas mini berdiri kokoh di samping menjadi kecil tempat roti itu terletak, dengan segera dia menuju kulkas itu untuk mengambil minuman yang ada di dalam kulkas.
"Minuman apa ini?" tanya pada dirinya sendiri karena heran dengan bentuk dan nama minuman itu.
"Aku butuh air putih atau minuman ringan lainnya," ucapnya melanjutkan mencari minuman yang dia inginkan.
Akhirnya dia menemukan botol minuman dari sari buah jeruk di bagian belakang barisan botol minuman lainnya.
"Nah ini baru minuman segar." Dengan cepat dia menghabiskan seluruh cairan yang berada dalam botol itu sampai tak tersisa.
Setelah itu dia mengambil beberapa potong roti guna mengembalikan seluruh tenaganya yang terkuras habis dari permainan dosa yang di lakukan bersama wanita yang bernama Mawar.
Selang waktu 30 menit lamanya, wanita itu kembali masuk ke kamar dengan membawa amplop besar berisikan uang yang dia janjikan kepada Reyhan.
"Hai, Darling. Gak lama kan menunggunya."
"Lumayan, untungnya disini tersaji makanan dan minuman. Kalau tidak aku pasti akan mati menunggu kamu."
Wanita itu tertawa mendengar perkataan yang di lontarkan Reyhan, lalu dia berkata, "Nih uang yang gua janjikan sebelumnya."
Dengan gemetar tangan kanannya mengambil amplop itu, lalu melihat isi dalamnya yang berupa lembaran uang pecahan seratus ribu.
"Be-be-berapa ini jumlahnya?" Reyhan terbata-bata menanyakan itu kepada Mawar.
"Tiga belas juta rupiah," katanya manja.
"Apa!! Tiga belas juta!! Dengan hanya melakukan ini sekali saja!"