Dalam Sekejap Zen dan Steve merasakan tekanan yg kuat dari mata Ray.
" Ray , matamu...!?." Zen bertanya.
" Tekanan, Hawa keberadaan ,dan Mata itu, sama seperti saat itu.. " Gumam Steve dalam hati.
" Ray ada apa denganmu ..? " Steve mengingatkan Ray.
" Tenang saja Tuan Beumaister aku baik baik saja " Ray tersenyum kecil seperti seorang penjahat.
" Hawa membunuh, tidak salah lagi, dia sama dengan orang itu.. " Steve kembali bergumam.
Zen hanya bisa terdiam mendengar suara Ray, yg selaras dengan tatapan matanya. tidak hanya Steve yg menyadari hawa keberadaan itu, Rasa takut muncul pada hati Zen bahkan menurutnya situasi itu lebih menakutkan dari pada saat ia menghadapi Monster beruang.
" Ngomong ngomong tuan Beumaister, menurut surat itu, seharusnya kau punya samurai yg dimaksud itu kan " Ray kembali bertanya , walaupun hawa keberadaan dan tekanan yg kuat itu sudah tidak ada tapi .bola mata kiri Ray tetap berwarna biru.
" Maaf, nak Ray paman bahkan belum pernah melihat samurai yg dimaksud oleh kakekmu. " Steve.
" Tapi bukankah yg dimaksud oleh kakek Ray itu bukan keluarga kami.... soalnya ia menuliskan bahwa tempatnya di pulau neon " Zen bingung.
" keluarga Beumaister dinegeri ini hanya satu dan itu adalah keluarga kita Zen , dan tentang pulau neon , kakekmu memang dilahirkan disana, Kami baru pindah ke wilayah Flots saat ayah berumur 8 tahun " Steve kembali menjelaskan kepada Zen.
" Jadi , kemungkinan samurai itu sekarang berada di pulau neon..? Kalau begitu tuan Steve maukah kau membantuku untuk menyelesaikan misi ini ..? " Ray menundukkan kepalanya.
" Nak Ray , sepertinya kau salah orang .. " Steve tersenyum kecil.
Ray kemudian ikut tersenyum dan menghadap pada Zen.
" Tuan Zen Von Zouli Beumaister , apa kau bersedia membantuku..? "
Tentu saja Zen bersedia karena, Bukan hanya membantu Ray tapi ia juga bisa diberi misi yg sama dihari itu oleh ayahnya.
mereka pun kembali ke gudang zardan dan mendapati para pasukan Ex-SK sudah mulai mempersiapkan keberangkatannya untuk kembali ke kota Cytius. sementara para rakyat biasa menerima tawaran untuk tinggal di beberapa penginapan.
mereka baru saja ingin ikut ke penginapan namun seorang wanita tiba tiba datang pada mereka. tak disangka wanita itu adalah Krielly.
" Ray, Zen apa kalian baik baik saja " Krielly mendatangi mereka bertiga.
" Yah kami baik baik saja " Ray menggaruk kepalanya.
Krielly terdiam beberapa saat menatap Ray, dan Steve.
" Tapi kelihatannya kalian sedang terluka " Krielly.
Bagaimana tidak , Krielly menyadari ada perbedaan pada Ray, yakni matanya dan Steve tidak mungkin dia baik baik saja, ia sudah tidak bisa berjalan sendiri lagi, ia harus di bantu berjalan oleh Zen.
Setelah berbincang bincang mereka kemudian ditawarkan untuk tinggal dirumah Krielly.
Zen, dan Ray langsung menyetujuinya, Namun tidak dengan Steve , ia merasa bertanggung jawab karena masalah ini. bagaimanapun juga Steve adalah komandan Pasukan Militer Ex-SK.
Krielly langsung mengantar mereka ke rumahnya.
" tidak salah lagi, aura, hawa keberadaan, dan mata itu, sama persis dengan saat Satan datang untuk membunuhku " Steve menatap Ray dari kejauhan.
Beberapa menit mereka berjalan akhirnya mereka sampai ke rumah Krielly.
Krielly segera mempersilakan mereka masuk.
" Permisi.... " Zen Masuk ke rumah Krielly.
Mereka segera masuk.
Seorang Pria sedikit menyeramkan menyambut mereka.
" Heeee, Siapa dari kalian yg merupakan calon menantuku..? " Orang itu menatap Ray dan Zen.
Ray balik menatap orang itu.
" Yah , sepertinya orang ini yg anda maksud " Ray tersenyum pada orang itu dan merangkul Zen.
" Ray, Apa maksudmu " Zen melepaskan rangkulannya.
" maaf paman ,Orang ini cuma bercanda " tambah Zen tegang.
Ray dan orang itu kemudian tertawa.
" Ayah, Ray berhenti bercanda pada Zen!! " Krielly.
Ray dan ayah Krielly memang sangat kompak dan akrab. karena ayah Ray adalah mantan rekan ayah Krielly pada saat berposisi sebagai anggota Pasukan Ex-SK.
Zen kemudian bingung dengan perilaku Ray dan orang itu. karena sebelumnya Zen tidak pernah bertemu dengan ayah Krielly.
" Sudahlah Hentikan omong kosong ini, paman bolehkah kami tinggal disini sementara " Ray meminta pada Ayah Krielly.
Tentu saja ia memperoleh kan. Bagaimanapun juga Ray dan Krielly merupakan teman sejak kecil.
" Tapi , Ray ada apa dengan matamu " Ayah Krielly bertanya.
" Sebenarnya bukankah lebih baik tidak menanyakannya.. " tatapan Ray kembali menunjukkan tekanan dan hawa keberadaan yg kuat.
bahkan Krielly merasa sesak. dan jatuh berlutut.