Hari esok pun tiba. Ray dan Zen terlihat sedang mengemasi barang yg hendak ia bawa. Dengan tas gunung di punggungnya terlihat sangat cocok dipakai oleh mereka.
mereka sangat bersyukur karena di pinjami tas itu oleh Ayah Krielly.
Langkah pertama keluar dari rumah Krielly terdengar. mereka langsung berpamitan pada Krielly dan ayahnya. Maka langkah berikutnya pun ia lakukan.
Mereka berjalan menuju Gudang Zardan, tempat Steve berada. Disana juga terlihat beberapa Pasukan Ex-SK yg sedang bersiap.
Dengan rencana yang terbilang matang mereka siap untuk berangkat. Kereta kuda juga sudah ada di depan gudang itu.
Steve terlihat dibantu oleh seorang pasukan Ex-SK untuk naik ke kereta kuda itu. Disamping itu Ray dan Zen juga mendekati dan menyapa Steve. mereka naik ke kereta kuda, dengan seorang rakyat biasa yang menjadi sukarelawan untuk mengantar mereka dan mengemudikan kereta itu.
Suara dentuman langkah kaki kuda terdengar.
mereka sudah berangkat menuju kota Cytius.
dengan sedikit senyum di bibirnya Steve memulai obrolan mereka.
" Ray apa rencananya untuk mencari orang yang dimaksud kakekmu.. ? "
Ray juga ikut tersenyum dan menjawab.
" Sepertinya aku akan membuat suatu perkumpulan terlebih dahulu, mungkin perkumpulan itu akan disebut sebagai tindak kriminal karena melawan pemerintah, tapi itulah satu satunya jalan untuk menarik perhatian orang orang yang ingin bergabung dengan kami ".
Mendengar penjelasan Ray, Steve kemudian mengingatkan.
" Jika perkumpulan mu itu untuk melawan pemerintah, bukankah kalian akan menjadi buronan... Sebaiknya jangan terlalu mengambil resiko ".
" Tenang saja ayah, kami sudah merencanakannya dengan matang, kami bisa berkeliaran kemanapun tanpa ada ancaman karena identitas kami tidak akan diketahui siapapun termasuk anggota perkumpulan kami " Zen menenangkan ayahnya.
Apa yang dikatakan Zen membuat Steve merasa tenang sekaligus khawatir.
Bagaimanapun juga jalan yang mereka pilih sangat berisiko, karena itu Steve tak berhenti cemas akan keadaan mereka berdua.
Namun dengan sedikit dorongan dari Ray dan Zen membuat nya kembali merasa nyaman.
ditengah obrolan mereka, Ray kembali menyadari bahwa Satan kembali berbicara dari dalam Kepalanya.
" Huh dasar bodoh, Kau tidak akan bisa lari dari pemerintah, apabila kau melawan mereka, bukan hanya Pasukan pemerintah yg akan mencari keberadaan mu tapi juga Para bawahan Tuan Mist, Bagaimanapun juga kau sudah tahu kalau mereka bekerja sama, Apalagi senjata Senjata itu membawa kehancuran bagi para iblis... ".
" Jadi maksudmu kita bukan hanya menjadi incaran pemerintah tapi juga iblis yah.. " Ray berbicara dengan Satan lewat pikiran sambil memegang Dagunya.
" Tapi tak apa, Kami pasti mendapatkan Jalannya " Ray tersenyum berbisik dan merebahkan badannya.
belum jauh ia meninggalkan area pemukiman warga, ia tiba di sebuah jalan setapak dengan hutan memenuhinya dikanan dan kiri.
Sett!!!
Suara hembusan angin terdengar.
" Hahaha sepertinya kita mendapat sesuatu yang mahal.. " Suara seseorang terdengar dari depan menghalangi jalan kereta kudanya.
Zen segera melihat kedepan. Dan orang itu ternyata sekelompok bandit.
" Dijaman sekarang masih saja ada bandit... " Zen menghela nafas.
Ia kemudian membangunkan Ray yang sedang tertidur.
Para bandit di depan mulai memalak pembawa keretanya.
" Hei, bukankah kalian terlalu berisik sampai mengganggu tidurku " Ray meluruskan tangannya kedepan sembari menguap.
Beberapa saat bandit itu lari berhamburan.
" Hah apa mereka takut padaku, apa aku semenakutkan itu..? " Ray memegangi wajahnya.
Ray melihat kebelakang ternyata. Ada Zen yang sedang memakai baju seragam komandan Ex-SK milik ayahnya. Bandit itu ternyata takut pada Seragam Zen, Walaupun itu adalah milik Steve.
" Hah syukurlah mereka tidak takut padaku... " Ray lega.
Mereka kemudian naik kembali ke atas kereta kuda dan melanjutkan perjalanan nya, sepanjang perjalanan Ray dan Steve menertawakan Zen yang menggunakan baju ayahnya dan berhasil menakuti bandit yang jumlahnya lebih dari lima orang.
Walaupun Steve menganggap pakaian itu sangat cocok di pakai oleh Zen.
dan malam pun tiba dan ia sudah Hampir mencapai daerah Flots bagian Timur yang dihuni kebanyakan warga yang miskin.
Tiba tiba Suara Satan kembali terdengar.
" Reinhard sepertinya didepan ada bahaya.. "
" Apa maksudmu..? " Ray berbicara lagi melalui pikiran.
" Tidak apa apa aku hanya mencium bau darah " Satan.
" Kau? mencium?, bagaimana caranya kau saja tidak punya hidung.. " Ray tertawa dalam hati.
" Kau mengejekku, Bagaimanapun juga aku sudah menjadi bagian darimu, aku bisa menggunakan Indramu kapan pun aku mau, yah selama itu tidak membahayakanmu [ Karena jika sampai kau dalam bahaya , maka aku dapat dipastikan akan disedot lagi ] "
Satan memberitahu.
" Apa mungkin pembunuhan..? " Kali ini Ray berbicara dengan mulutnya walaupun kecil tapi Zen dan Steve bisa mendengarnya.
Kereta pun diberhentikan.