Senja mengambil ponselnya dan mengakses security home, kemudian teras rumahnya terlihat di layar ponsel. Ada seorang wanita tua yang berdiri disana sendirian.
Alis Sonja berkerut, dia mengenali wanita tua ini. Wanita tua ini adalah pelanggan tetap mereka selama lima tahun terakhir ini, bahkan dia saling kenal dengan orang tua Sonja. Bisa di katakan wanita tua ini adalah orang yang dekat dengan keluarga mereak.
Senja kemudian memeriksa keadaan sekitar rumah dengan sangat hati- hati, karena profesi keluarga mereka sebagai pencuri professional, mereka bisa mendapatkan banyak sekali musuh.
Senja dan saudara- saudaranya selalu sangat extra hati- hati pada sekitar mereka dan orang- orang di sekitar mereka sementara orang tuanya hampir selalu tidak ada di rumah.
Saat Sonja tidak menemukan sesuatu yang aneh dan segalanya terlihat biasa saja, dia menggerakkan tubuhnya dengan malas untuk membuka pintu.
"Selama malam, Nek." Senja menyapa wanita tua itu ketika dia membuka pintu. Dia kemudian mengajak wanita tua tersebut untuk masuk ke dalam rumah. Setelah itu Sonja menutup pintu dan menguncinya.
"Apa yang ingin kamu minum?"
Wanita tua itu hanya mengibaskan tangannya. "Tidak usah repot- repot, ini kan bukan pertama kalinya aku kesini."
Sonja kemudian tertawa kecil dan melepaskan masker wajahnya, lalu membuangnya ke tempat sampah.
Wanita tua itu kemudian menepuk tempat kosong di sebelahnya, membuat gerakan untuk Sonja agari dia duduk di dekatnya. Senja kemudian duduk dengan patuh dan memeluk bantalan sofa sambil bertanya kepada wanita tua tersebut dengan santai.
"Ada apa nek? Ini sudah sangat malam."
"Aku mempunyai sebuah permintaan."
"Permintaan? Tapi, kakak- kakakku tidak ada disini. Mungkin mereka akan kembali setelah tiga hari."
"Tidak masalah, karena ini tidak perlu bagi kakak- kakakmu untuk terlibat dalam permintaanku satu ini."
Sonja mengerutkan keningnya. "Ada apa nek?"
Wanita tua itu tidak menjawabnya langsung tapi tatapan matanya jatuh ke buku yang sedang Sonja baca.
"Hypnosis?" wanita tua itu terkejut ketika dia membaca judulnya. "Kamu mempelajari hal- hal semacam ini?"
Sonja menggaruk kepalanya dan merasa malu. "Hanya untuk menghabiskan waktu, Sian yang telah membelikan ini untukku."
"Bagus…" Wanita tua itu bergumam pada dirinya sendiri. "Apa kamu sudah pandai mengaplikasikannya?"
"Hah? Oh, tidak juga, aku sudah mempelajarinya di dua tahun terakhir ini. Sampai sekarang aku hanya bisa mengaplikasikannya pada Zhou." Sangat sulit untuk melakukannya terhadap Sian atau Lee, kedua orang itu sangat fokus pada kesadaran dirinya.
Terakhir kali Sonja mencoba menggunakannya terhadap Lee, dia justru memarahinya. Mengatakan kalau Sonja telah menghabiskan waktunya yang berharga tanpa ada sedikitpun tanda kalau dia telah terpengaruh dan Lee mulai melanjutkan pekerjaannya di laptop.
Sementara Sian, dia justru ketiduran, akan tetapi itu bukan karena hipnotis Sonja yang bekerja, tapi karena dia merasa bosan mendengarkan ocehan Sonja dan memilih untuk tidur begitu saja dan bahkan Sian mendengkur.
"Kamu mengecat rambutmu."
"Aku mengecatnya siang ini karena bosan." Sonja tersenyum, menunjukkan gigi- giginya yang kecil dan putih.
"Ungu?" Wanita tua itu mengangkat alisnya dengan pertanyaan.
Sonja hanya tersenyum sementara memegang rambutnya dengan canggung.
"Nek, apa permintaanmu ini? Kalau aku bisa melakukkannya maka aku akan membantu, tapi kalau ini adalah sesuatu yang tidak bisa aku tangani maka aku menyarankan padamu untuk menunggu sampai kakak- kakakku pulang."
Wanita tua itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini tidak bisa menunggu… tidak masalah kalau ini hanya dirimu. Aku hanya butuh kamu untuk mengirimkan sesuatu pada seseorang."
Sonja merasa ada sesuatu yang salah dengan wanita tua ini tapi tidak tahu apa dan kenapa.
Mata wanita tua ini terlihat lebih tumpul dan dia memberikan aura yang kurang nyaman. Kulit tuanya terlihat jauh lebih pucat.
Ada sesuatu yang salah.