Chereads / Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA- / Chapter 5 - SESEORANG DATANG TENGAH MALAM

Chapter 5 - SESEORANG DATANG TENGAH MALAM

"Apa kamu baik- baik saja?" Ada jejak keresahan dalam suara Sian yang mengindikasikan bahwa dia sangat khawatir kepada adik perempuannya ini.

Senja mengangguk dengan cepat. "Tapi, kakiku menabrak meja dan ini sangat sakit."

Ada ketidaknyamanan dalam diri Sian ketika mendengar hal itu. "Dapatkah kamu berjalan?"

"Iya, tidak masalah."

Akhirnya ekspressi Sian yang khawatir menjadi lebih tenang, tapi di detik berikutnya dia melotot kepada adiknya ini dengan sangat kesal.

"Hei, keras kepal. Kami sudah memberitahukan kamu untuk mundur, kenapa kamu tidak mendengarkan?" Ucap Sian dengan kesal.

"Aku mencoba untuk menghipnotis dia dan itu berhasil sampai Lee dan Zhou mengacaukan segalanya!"

"Hentikan dengan segala ocehan mengenai hipnotis!"

"Hei, kalian berdua! Ada banyak orang lain yang akan datang ke arah kalian. Ambil elevator barang di sebelah kiri tangga darurat. Aku akan mematikan lampu di tiga lantai setelahnya. Zhou, bergerak ke gerbang selatan dan jemput mereka berdua disana." Lee menginstruksikan kedua adik laki- lakinya dan adik perempuannya sambil mengetik dengan sangat cepat di atas keyboardnya.

"Dimengerti."

*

*

*

Di tengah malam.

Senja meletakkan masker wajah di wajahnya dan mengambil buku yang Sian sudah belikan untuknya dari dalam kamar tidurnya.

Senja kemudian berjalan santai keluar dari kamarnya menuju ke ruang keluarga dan memberi makan kura- kura di dalam aquarium, ular putih di tabung tembus pandang dan akhirnya setelah dia puas melihat anak serigala berbulu hitam yang Senja letakkan di dalam kotak di pojok ruangan, senja berbaring di sofa.

Senja sangat menyukai binatang dan ingin menjadi veterinarian, sayangnya dia sangat sulit untuk fokus ke jurusan yang dia ambil sebelum akhirnya Senja bolos di semua kelas dan berhenti di tengah- tengah semester karena bosan.

Pagi hari ini, setelah dua hari yang lalu di misi terakhir Senja dan ketiga kakaknya di rumah sakit, kakak- kakaknya mendapatkan misi baru di luar negeri.

Akan tetapi, Senja tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi karena kehebohan yang dia buat di misi terakhir.

Lee masih berpikir kalau Senja tidak menuruti perintahnya.

Tidak peduli betapa kerasnya Senja mencoba untuk menjelaskan kalau kejadian itu akan berjalan dengan lancar seandainya mereka tidak mengganggu di detik- detik terakhir, Lee sama sekali tidak mempercayai Senja.

Lee memarahi Senja habis- habisan dan Zhou hanya terdiam, membuat keberadaannya seolah tidak ada, karena takut pada kakak pertamanya ini.

Dan ketika air mata Senja mulai jatuh, Sian menarik pundak Lee dan dengan senyum cueknya dia menarik kakaknya itu untuk keluar rumah dan pergi ke bar.

Dia mengacak- ngacak kepala Senja sambil berjalan melewatinya dan tidak mengatakan apapun ataupun memarahi Senja bahkan saat Sian kembali bersama Lee.

Sian bahkan membelikan Senja sebuah buku mengenai hypnosis untuk dirinya.

Dan berbicara dengan suara yang meledek. "Kadang- kadang kamu harus mengisi kepalamu yang kosong dengan sesuatu yang bagus." Tujuan Sian sangatlah jelas, walaupun Sian selalu beradu mulut dengan Senja, tapi dia juga orang pertama yang akan selalu melindunginya.

Senja kemudian mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda dan karena kepribadiannya yang selalu berubah- ubah, senja tidak bisa mentolerir tampilan yang begitu- begitu saja.

Senja cenderung untuk mengubah penampilannya tergantung dari mood nya. Oleh karena itu, siang ini Senja mengecat rambutnya menjadi warna anggur ungu, warna yang sangat terang.

Senja dapat membayangkan bagaiman Siann akan memprotes penampilan barunya ini.

Sebuah tawa kecil terdengar dari bibirnya ketika dia membayangkan wajah Sian yang sangat marah sambil memarahinya.

Mungkin dalam kasus terburuk, Sian akan menyeret Senja ke salon untuk mengganti warna rambutnya kembali ke warna normal.

Hal seperti ini pernah terjadi tiga bulan lalu ketika Senja mewarnai rambutnya dengan warna kuning.

Sian amat sangat marah sampai seperti gila, ketika dia melihat warna rambut Senja kala itu.

DING DONG.

Senja mengerutkan alisnya ketika dia mendengar suara bell pintu dan secara naluriah melirik jam di dinding yang menunjukkan kalau ini hampir tengah malam.

Siapa yang datang tengah malam seperti ini?