Chapter 2 - MASA PENCARIAN JATI DIRI

"Kak, kenapa kita melakukan ini di pagi hari? Ini akan lebih aman dilakukan kalau malam hari, bukan?" Senja bertanya seraya dia merayap turun.

"Tidak apa- apa, ini akan aman. Gedung di seberang lebih tinggi daripada gedung itu, jadi kesempatan untuk orang lain melihatmu sedang merayap saat ini, sangatlah rendah. Satu- satunya cara agar orang lain melihatmu adalah dari gang kecil di bawahmu, tapi sudah pasti Sian suda menjaga tempat itu."

Lee menjelaskan seraya memeriksa monitor di hadapannya untuk memastikan segalanya berjalan dengan baik- baik saja di sekitar mereka.

"Tapi, ini terlalu panas! Aku benar- benar keringetan sekarang…" Senja terus menerus mengeluh dengan putus asa. "Aku ada kencan mala mini."

"Dengan siapa?"

Tanya ketiga kakaknya dalam waktu yang hampir bersamaan.

"Seorang mentalist."

"Apa itu mentalist? Seorang psikiater?" tanya Sian, sebagai seseorang yang selalu ingin tahu.

"Dia mempelajari hipnotis."

"Huh? Selera mu itu semakin lama semakin aneh. Memangnya kamu tidak takut kalau dia akan menghipnotismu?"

"Tidak. Tapi, aku akan menantikan hal tersebut." Jawab Senja dengan genit sambil menyempilkan rambut ke belakang telinganya.

"Apa?!"

Mereka bertiga berteriak secara bersamaan lagi.

"Kenapa? Ada masalah? Jangan bilang kalau kalian bertiga akan mulai mengganggu hubunganku ini!"

"Tentu saja tidak!" teriak Sian. Dia melupakan lingkungan sekitarnya, maka dari itu beberapa orang memutar kepalanya ke arah dirinya. Sian terbatuk sedikit dan mulai melanjutkan perbincangan itu dalam suara yang lebih rendah.

"Bukan kah sudah cukup bagimu untuk menjadikanku kelinci percobaan untuk dua tahun terakhir ini? Dalam kegiatan yang kamu sebut sebagai praktek hipnotis? Sekarang kamu malah mau mengencani orang yang seperti itu juga? Tidak heran kalau kamu terus menerus bersikap aneh akhir- akhir ini." Zhou menggerutu pada adiknya.

"Itu terlalu beresiko. Bagaimana dengan pria dari Universitas Y? Kalian sudah putus?"

"Sudah sangat lama sekali."

"Lalu bagaimana dengan penyanyi pendatang baru yang baru- baru ini rekaman?" Zhou menambahkan.

"Dan temanku?" Sian ikut menambahkan. Dia merasa tidak enak kepada temannya ini.

"Lalu bagaimana dengan polisi dari misi kita sebelumnya?" Zhou mencoba mengingat- ingat.

"Nah… mereka semua itu Cuma pria untuk iseng saja." Senja menjawab dengan santai sambil mengibaskan tangannya.

"Saat ini, ada berapa hubungan yang kamu jalani?" Lee benar- benar penasaran untuk bertanya.

Dia tidak pernah begitu penasaran dengan kisah- kisah cinta adik perempuan satunya ini. tapi, begitu dia mendengar kalau Senja mulai mengumpulkan 'selir- selir' di harem miliknya, dia menyadari ketidak peduliannya dan mulai khawatir.

Senja, Sian dan Zhou adalah tanggung jawab Lee sebagai kakak tertua.

"Hubungan serius? Tidak ada…"

"Dasar kamu! Memangnya kamu pikir kamu siapa? Casanova?" rutuk Sian.

"Jangan ganggu!" ucap Senja dengan tajam. "Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa menolong diriku sendiri ketika aku melihat sesuatu yang cantik…"

"Adik kecilku, mereka bukan 'sesuatu'. Mereka adalah pira, dan memangnya kamu tidak takut kalau kakakmu akan diperlakukan sama seperti itu nantinya?" Zhou merasa tidak berdaya setiap kali dia harus menghadapi keunikan sifat Senja.

"Kak, kamu tidak mungkin sebodoh itu untuk membiarkan seorang wanita memperlakukanmu seperti itu, bukan? Apapun itu, ini bukan merupakan suatu dosa kalau aku mengagumi sesuatu yang cantik. Apalagi aku tidak pernah mengkhianati mereka. I aku akan memutuskan mereka dengan selayaknya sebelum aku mengambil langkah ke hubungan selanjutnya. Tidak bisakah kalian melihat hal tersebut? Aku cukup setia, tahu!"

"Setia darimananya?! Kamu putus dan memulai hubungan baru setiap minggunya! Bahkan aku tidak mencuci pakaian ku secepat itu!" Sian mengomel.

Yuck!!!

"Tidak baik untuk seorang perempuan untuk mempunyai banyak hubungan. Apa yang orang lain akan katakan tentangmu nantinya?"

"Oh, aku pikir mereka akan lebihh tertarik kalau mereka mengetahui aku sebagai seorang pencuri daripada mengenai hubungan- hubunganku… jangan khawatir kak, adik kecilmu ini sedang dalam masa pengembangan dan pencarian jati dirinya. Sangat normal untuk remaja seusiaku." Senja berkata dengan sangat bijak kali ini.