Chereads / FULLHENTAI 2 / Chapter 17 - Season 2 Chapter 5 (Tekat Sang Cinta)

Chapter 17 - Season 2 Chapter 5 (Tekat Sang Cinta)

Chapter 05

.

(Tekat Sang Cinta)

.

Sasuke Pov.

Aku memejamkan mataku. Mencoba menenangkan diri, dari semua kesibukanku. Saat aku melihat layar handphone ku dan membaca ulang chat yang kemarin sudah aku baca. Membuatku tersenyum tanpa sebab yang pasti.

"Aku merindukanmu, Haruno."

Sejak aku bertemu dengannya lagi, entah kenapa aku ingin terus di dekatnya juga rasa rindu ini seakan berlebihan.

Tok. Tok. Tok.

"Masuklah," ucapku ketika aku mendengar ketukan pintu.

Clekh.

"Sasuke.."

"Hnn, ternyata kau, Ino."

Ino Yamanaka. Wanita yang bekerja sebagai model dan cukup terkenal di kalangan para model ternama juga sekarang baru saja menjadi artis yang langsung terkenal. Karena peran antagonisnya sangat menakjubkan.

"Tumben kau kesini?" tanyaku.

"Aku merindukan si brengsek," jawabnya.

Dia mendekat kearahku, yang kini sedang sibuk mengerjakan pekerjaanku dengan tumpuk kan dokumen.

"Kau selalu sibuk, Sasuke?" tanyanya. Memperhatikanku disusul senyum yang ramah, terlihat memukau tapi bagi orang lain.

"Jangan bilang kau datang memintaku untuk ikut makan malam lagi."

"Heh.. Kau selalu tau rencanaku heehh," gumannya dan menghela nafas pelan.

"Hnn, kau mudah ditebak," ucapku. Dia duduk ditepi meja kerjaku sambil menunjukkan senyumnya.

"Sasuke, kau banyak berubah. Aku jadi semakin tertarik padamu," ucapnya.

"Hnn," jawabku singkat.

"Aku selalu penasaran apa yang membuatmu berubah. Jadi seperti ini padahal dulu kau sangat mesum juga brengsek."

Aku menatapnya tegas.

"Aku punya alasan untuk berubah," jawabku.

"Apa karena, Sakura?" tanyanya singkat.

"Hnn, mungkin."

"Aku ingin sekali bertemu Sakura, meminta maaf atas semua kesalahanku walau sudah berlalu.... Sangat lama tapi perasaan bersalah ini tak pernah hilang," gumamnya sambil melihat keatas dengan ekspresi sedih.

"Bukan hanya kau saja yang berpikir seperti itu."

"Heeh.. Jadi kau juga sama ya? Sasuke kau pernah bilangkan, kalau, Sakura hamil saat pergi. Aku jadi berpikir jika itu benar pasti anakmu hampir remaja. Apa kau tidak ingin mencarinya?" tanyanya diiringi tatapan tegas.

"Turunlah dari mejaku. Kau ingin makan malamkan? Aku ingin membicarakan sesuatu."

"Wah.. Kau mau?"

"Hnn," jawabku singkat.

Aku memutuskan pergi bersama Ino untuk makan malam. Saat keluar dari perusahanku. Ino menyuruh supirnya untuk kembali ke kediamannya dan ikut bersamaku menuju restoran bintang lima, yang sering kami berdua datangi.

Aku menatap kearah jalan raya dari balik kaca mobil sambil memikirkan apa yang, Haruno kerjakan sekarang? Dia saat ini mungkin sibuk dengan perkerjaannya. Padahal aku sudah melarangnya bekerja.

"Sasuke, kenapa kau melamun?" tanya Ino membuatku menoleh kekiri menatap wajahnya yang dekat dan terlihat jelas senyum ramahnya.

"Hnn, kau terlalu dekat."

"Sorry," jawabnya. Dan menyamankan duduknya.

Sesampainya kami berdua ketujuanku yaitu restoran yang cukup terkenal di konoha dan pemilik restoran yang ternama ini teman baikku sendiri.

VVIP ruangan yang memang dikhususkan kalangan yang yang memang cukup terpandang juga artis yang memang populer apa lagi. Ino Yamanaka salah satu dari artis yang populer.

Saat memasuki ruangan irama yang merdu dari tiap gesekan biola. Yang membuat suasana terkesan romantis bagi yang menyukai hal romantis.

Lilin menjadi pelengkapnya, ruangan yang romantis hanya ada aku dan Ino juga pemain biola yang terlihat memukau juga pelayan yang meletakan pesanan yang terlihat membuat takjut dari cara menyajikannya.

Aroma steak dan anggur yang mahal memanjakan indra penciuman ini. Daging yang sangat lembut saat dipotong.

"Aku jadi ingat saat kau mengajakku pertama kali kesini. Sasuke, aku sangat takjub dengan semuanya sampai sekarang pun tetap begini. Tidak ku sangka kau romantis juga."

"Aku ingin meminta saranmu," ucapku tegas.

"Saran?" tanyanya. Menghirup aroma anggur lalu meminum sedikit anggurnya.

"Aku sudah bertemu, Haruno."

"Heh! Kenapa kau baru bilang?!" tanyanya, tegas diiringi tatapan yang berubah tegas seakan kesal padaku.

"Diamlah. Dengarkan aku."

"Baiklah aku dengarkan. Hehh.. Kenapa kau baru bilang."

Aku meminta pemain biola dan pelayan untuk meninggalkan kami berdua.

"Jadi begini. Apa yang harus aku lakukan? Jika putriku membenciku?"

"Hahh?! Kau benar memiliki putri! Sasuke kenapa kau baru bilang?!" tanyanya.

"Cih. Tenanglah."

Aku menceritakan apa penyebabnya. Putriku membenciku, Ino terlihat berpikir keras dan menghela nafas berat.

"Sakura, hebat sekali bisa membesarkan putrimu sendirian. Kalau aku pasti sudah menangis tiap hari. Sasuke, untuk masalah ini aku cuma punya satu solusi, kau harus meminta maaf pada putrimu," ucapnya.

"Aku sudah bertanya pada Haruno, dia melarangku, dia bilang itu sia-sia," jawabku.

Aku mencicipi anggurku.

"Heh.. Ini rumit," gumamnya lalu ikut mencicipi anggur.

Aku mengoyangkan gelas yang berisi sedikit anggur lalu menghirup aromanya yang cukup menenangkanku.

"Sasuke, kau telah berubah. Pasti putrimu akan memaafkanmu, memang untuk dimaafkan itu mustahil tapi, bagaimana kalau dicoba dulu?" tanyanya.

"Hnn.. Kau benar tapi, Haruno melarangku menemui putriku sendiri. Alasanya juga masuk akal dari segi manapun, aku hanya orangtua yang tak bertanggung jawab."

"Heh.. Rumit," gumamnya.

"Sasuke, apa aku boleh menemui Sakura? Aku minta alamatnya. Aku ingin meminta maaf pada Sakura, walau nanti maafku tak diterima."

"Maafmu pasti diterima," ucapku.

"Kau yakin sekali?" tanyanya.

"Karena aku tau seperti apa sifat Haruno," jawabku.

Aku memberi alamat Haruno, kepada Ino. Dia memutuskan untuk ke rumah Haruno juga mencoba mencari cara agar putriku bisa menerimaku bagaimana pun caranya.

Selesainya kami berdua makan malam juga saling mencari solusi atas masalahku. Aku pun mengantar Ino kembali kekediaman nya. Tapi, aku tak kembali kekediamanku, aku menghubungi. Sai yang aku tugaskan untuk menjadi supir pribadi Haruno, sekaligus untuk menjaganya.

Malam hampir larut. Aku tadi cukup banyak menghabiskan waktuku bersama Ino, untuk mencari solusi. Aku menyuruh supir pribadiku menuju ketempat Haruno bekerja.

Mini market yang terlihat biasa saja, disana terlihat Sai sedang berdiri dekat mobil. Aku keluar dari mobilku dan menghampiri Sai.

"Tuan Uchiha," ucapnya.

"Pekerjaanmu selesai pulanglah."

"Baik. Tuan Uchiha," jawabnya ketika memasuki mobil dan pamit pergi.

Cukup lama aku berdiri di dekat mobilku sambil melihat Haruno, dari kejauhan sedang sibuk melayani pengunjung mini market. Setelah cukup lama aku menunggu akhirnya dia menutup mini marketnya.

Aku pun menghampirinya, dia tidak sadar aku yang ada untuk menunggunya.

"Hehh.. Akhirnya selesai juga."

"Ekhemm."

"Sasuke?!" ucapnya.

"Ayo kita pulang," ucapku.

"Mm, Sai mana?"

"Hnn, Sai? Dia sudah pulang," jawabku. Entah kenapa ucapnya, membuatku kesal.

"Baiklah. Sasuke kenapa kau mau repot kesini kau 'kan sibuk?" tanyanya. Aku meraih pergelangan tangannya membawa, Sakura kearah mobilku, dia hanya diam mengikuti kemauanku dan masuk kedalam mobil.

Saat didalam mobil, aku meliriknya lalu membelai rambut pinknya yang halus.

"Apa kau tidak suka jika, aku yang menjemputmu?"

"Bukan begitu, aku hanya tidak ingin membuatmu sibuk," jawabnya.

Aku hanya diam memperhatikannya. Entah kenapa tangan ini tak mau berhenti membelai surai pink nya juga meraba pipinya.

"Sasuke,"

Srrkk...

"Hnn?" jawabku singkat. Dan meraba punggungnya saat dia memelukku.

"Diam ya. Aku lelah aku ingin tidur sebentar."

"Hnn, tidurlah," jawabku. Dan membelai surai pinknya. Entah kau percaya atau tidak, aku sangat mencintaimu, Haruno.

Sasuke Pov End.

NEXT

Chapter 6

(Teman akan tetap menjadi teman)