Chereads / FULLHENTAI 2 / Chapter 23 - Season 2 Chapter 11 (Awal yang baik)

Chapter 23 - Season 2 Chapter 11 (Awal yang baik)

Chapter 11

.

(Awal yang baik)

.

Sasori Pov.

[ 02:03 am ]

Aku hanya bisa menatap langit yang hanya ada beberapa bintang. Aku hanya fokus ke lima bintang yang tanpa sadar terus aku perhatikan.

Bersandar di bangku taman ini yang bisa aku lakukan. 'Sakura apa kau tahu? Perasaan ini sedikitpun tak pernah berubah walaupun kau lebih memilih dia.' Aku mulai meminum cola, yang aku pegang sedari tadi. Rasa sedih sangat menyayat hatiku. Aku merasa semua ini tidak adil untuk diriku ini, apa salahnya?, jika aku minta Sakura menjadi kekasihku.

Kami-sama, apa kau bisa melihat ku sekarang? Apa salahku? Kenapa Sakura harus menjadi milik si brengsek itu? Takdir memang sudah diatur tapi, aturlah takdir ini agar lebih adil!!.

"Brengsek!!!"

Aku lempar kaleng cola kearah depan sekuat yang aku bisa.

Aku hanya bisa meremas kaos di dada. Rasa sakit ini sangat dalam, cinta tak terbalaskan apa sesakit ini? Dada ini terasa sesak, rasa ingin memiliki hanya sebuah mimpi yang tak akan pernah terwujud.

Aku hanya bisa mengeretakan gigi. Emosi ku seakan meluap ingin sekali aku menghajar seseorang malam ini.

Saat aku melirik kearah jemari manis tangan kiriku. Aku hanya bisa menatap sedu, aku mencium cincin ini entah kenapa perasaan bertambah sedih.

'Bila aku tak bisa memilikimu. Aku berharap dikehidupan selanjutnya kita akan bersama.' Aku melihat keatas, bintang terlihat sangat indah walaupun sedikit tidak begitu jelas

Aku hanya bisa membulatkan mata, aku sadar airmata ini mulai turun membasahi pipi. Lengan kanan ku menghapus airmata yang tak ingin berhenti mengalir.

Angin berhembus tenang disetiap sepoian angin malam ini sangat terasa sampai membuat nyeri dilubuk hati.

Aku mencoba menenangkan diri, menghirup perlahan oksigen dan mulai mengatur nafas untuk menenangkan diriku sendiri.

'Aku harus rela, Sakura bersama Sasuke.'

Kaki ini mulai melangkah

tanpa perintahku, mungkin perasaanku yang membimbingnya.

Taman yang sangat sepi hanya ada aku disini bersama kesunyian malam. Tubuhku seakan tak ada tenaga semua terasa lemas seakan seperti pemalas.

Aku terus melihat layar handphone.

Dia sangat terlihat cantik, aku sangat menyayanginya lebih dariku menyayangi diriku sendiri. 'Asal kau bahagia, Aku juga akan bahagia. Walau perasaan cintaku tak terbalas namun aku sangat bahagia telah mencintaimu Sakura.'

Aku mulai melangkah cepat, hingga berlari sekuat yang aku bisa "Sakura!! Aku mencintaimu!!" teriakanku.

Suaraku seperti tersapu oleh angin, aku terus berlari walau keringat dikeningku mulai terasa mengalir, aku hanya menghapusnya dan terus berlari.

Kedua telapak tangan bertumpu di dekat lutut, sambil mulai mengatur nafas. Sepoi-sepoi angin mulai terasa dingin.

"Hah.. Hah.."

Nafasku seakan

terputus-putus tak stabil, tatapanku mulai sayup karena rasa lelahku. Aku menuju tempat awalku tadi saat memasuki taman, aku mendekat kearah mesim minuman dan memilih cola, aku membuka pengait penutup cola.

"Gelkh.."

Aku meneguk rakus air cola yang mulai menghilangkan rasa hausku.

Sasori Pov End.

[ 02: 55 am ]

Sasori mulai menaiki motonya, ia menyalakan motor, langsung mengegas kasar motornya. Jalan yang teramat sepi kendaraan satu arah dengannya juga yang melawan arah hanya ada beberapa.

"Sial, aku masih saja-," gumam Sasori, saat dia mengendarai motor dengan kecepatan hampir maksimal.

Wess!

Tiinnn!! Tin!!

Suara klakson dari seseorang yang menyalip, Sasori dengan kecepatan yang luar biasa. Sasori hanya menyungingkan bibir dari balik helm yang ia kenakan. Jalan yang lumayan sepi menjadi saksi untuk mereka berdua yang saling menyalip bergantian.

"Sial!! Dia cepat!!" teriak Sasori, yang sedang fokus mengikuti motor sport berwarna hitam polos tanpa ada motif lain atau corak sebagai hiasannya.

Angin menerpa kencang. Sasori memicingkan mata seakan jalan mulai terlihat tidak begitu jelas karena kecepatan yang melebihi batas pada umumnya.

"Shittt!!!"

Kiiiitttttt..

Sasori menghentikan laju motor yang ia kendarai, lalu membuka helm yang dia kenakan.

"Sial, aku kalah telak," gumam Sasori, sambil menatap kearah depan. Dia menghela nafas berat kembali larut dalam kesedihannya.

Bruumm!!

Sasori menyalakan motornya, langsung mengendarai lurus kedepan. Dia mulai mempercepat laju motor secepat mungkin hampir mencapai maksimal.

Tatapan mata yang sangat fokus menatap lurus kedepan dibalik ekspresi yang terlihat serius tersimpan kesedihan yang teramat dalam. Perasaan yang tak menentu, menyalahkah diri sendiri. Itulah yang Sasori pikirkan saat ini, walaupun dia seorang laki-laki yang terlihat biasa saja dan selalu menebar senyum. Dia juga manusia perasaan bisa membawanya dalam kesedihan, bukan hanya Sasori mungkin semua juga mengalami suatu hubungan yang rumit.

Kau mencintainya, dia mencintai orang lain. Kau ingin bersamanya tapi? kita harus sadar satu hal yaitu cinta tak akan bisa dipaksa jika kau memaksa? Maka salah satu dari kalian akan terluka dan akan selalu berpura-pura bahagia.

Angin terus menerpa tubuhnya dari arah depan. Dia terus mempercepat laju motor yang ia kendarai, setelah Sasori puas dengan apa yang dia lakukan. Sasori menghentikan motornya.

Di sisi kiri jalan terlihat ada pantai, Sasori hanya tersenyum. Pandangannya tertuju pada pantai itu, dia tetap duduk diatas motornya.

"Pantai?" Sasori bergumam sangat pelan lalu dia membuka helmnya. angin tiba-tiba berhembus seakan menyapa kedatanganya.

Cahaya sang surya mulai dapat ia lihat, matahari mulai menunjukkan keberadaannya. Pemandangangan yang sangat indah kedua mata fokus menikmati keindahan itu.

Sasori tersenyum sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Matahari terbit, yang memanjakan mata, Sasori sudah melihatnya berkali-kali ia tetap tak ingin melewatkan kejadian itu. Kendaraan roda empat dan dua mulai berlalu-lalang. Sampai terlihat cukup banyak, Sasori mengenakan helmnya, ia memutuskan kembali untuk pulang, melajukan motornya dengan kecepatan yang umum dan terlukis senyuman yang tulus dari balik helm.

'Walaupun dia memilih orang lain, aku akan tetap disisinya. Jika aku menyerah dan larut dalam kesedihan, berarti aku ini pecundang. Aku akan tetap tersenyum bahagia selama dia bahagia.' gumam batin Sasori.

NEXT

Chapter 12

(Teman baik)