Chereads / FULLHENTAI 2 / Chapter 26 - Season 2 Chapter 14 (Pulang)

Chapter 26 - Season 2 Chapter 14 (Pulang)

Chapter 14

.

(Pulang)

.

Degh ~

Sakura tak henti-hentinya menatap wajah Sasuke. Sasuke yang kini sedang duduk, di dekat kolam renang yang sangat memukau kira-kira panjang 50 meter dan luas 25 meter. Kolam itu dulu sering digunakan Itachi Uchiha yang memang sangat suka berenang. Semasa SMA dia sangat populer di kalangan kaum hawa, tapi sayangnya Itachi telah meninggal dunia hanya ada kenangan yang cukup indah yang terkadang membuat Sasuke tersenyum bahagia bercampur duka.

"Sarada lama sekali," gumam Sakura. Sasuke menoleh kearah Sakura. Mereka bedua duduk bersebelahan di dekat kolam.

"Tenanglah, Sai pasti menjaga Sara."

"Tapi, aku khawatir ini kan sudah siang. Hehh, kalau begini nanti aku terlambat kerja.."

"Hnn..? Berarti kau akan pulang?" Sasuke menatap intens. Sakura mulai menunjukkan rona merah dikedua pipinya, ia menunduk membuat Sasuke bertanya-tanya dalam pikirnya.

"Hnn?"

"Jangan melihatku seperti itu," gumam Sakura. Sasuke meraih pipi kiri Sakura. Sasuke membimbing agar Sakura menatap onyx hitam milik Sasuke. Detak jantung sangat kencang membuat kedua pipi semakin memerah ditambah tatap serius Sasuke membuat Sakura hanyut dalam perlakuan Sasuke.

"Sasu-." Sakura terhenti berucap lalu ia menutup mata. Mereka berdua hanya saling menutup mata dan saling melepas rindu yang memang sudah mereka berdua pendam sangat lama 13 tahun waktu yang lama ketika rasa kecewa, sedih dan benci. Dulu sangat menyiksa batin Sakura, tapi semakin ia membenci semakin kuat juga cintanya meyakinkan.

'Kau membuatku jatuh cinta untuk kedua kali,' pikir Sakura. Mereka berdua, saling membalas ciuman, diakhir saling menatap mata masing-masing, onyx dan emerald bertemu dan kata bersamaan tercipta dari keduanya.

'Aku mencintaimu.'

Sasuke dan Sakura merona merah. Karena ucapan mereka berdua bersamaan dengan kata-kata yang sama.

'Aku mencintaimu' mungkin bagi oranglain itu hanya ucapan yang umum tapi, berbeda bagi Sasuke dan Sakura yang memang usia mereka bisa dibilang sudah dewasa 30 tahun.

"Sakura, aku mohon jadilah istriku."

Kata-kata Sasuke memanglah biasa saja tidak ada kesan romantis sedikitpun nada suaranya pun datar, tapi bagi Sakura ini adalah sesuatu yang paling romantis apa lagi yang dihadapanya sekarang adalah Sasuke Uchiha.

Yang memang memiliki sifat yang berbeda dari laki-laki yanglain. Berkata Cinta, rindu dan sayang ketiga hal yang sangat mustahil jika Sasuke yang mengucapkannya.

"Apa ini mimpi? Apa kau Sasuke yang brengsek yang aku kenal?" Sakura bertanya diiringi air mata yang membasahi pipinya.

"Ini aku, Sasuke dan kau tidak bermimpi, Sakura. Aku Sasuke Uchiha si brengsek yang dulunya melakukan hubungan yang tak seharusnya dan merusak masa depan yang sekarang menjadi wanita yang paling aku cinta. Sakura Haruno? Apa boleh si brengsek ini menjadi pendampimu? Apa kau mau melepas margamu agar menjadi Uchiha?"

"Sasuke," gumam Sakura, ia menghapus airmatanya.

"Kau aneh, sejak kapan jadi cerewet?"

Sasuke hanya tersenyum.

"Apa kau menolak?"

"Aku tidak perlu menjawabkan, karena jawabnya pasti iya, apa kau ingat? Dulu kau selalu bilang aku ini milikmu. Ja-jadi

aku selalu berpikir kalau aku ini milikmu, walau kau dulu sangat brengsek dan maniak seks, itukan dulukan." kata Sakura kemana-mana.

"Tunggu sebentar."

Sasuke beranjak dari duduknya lalu ia pergi meninggalkan Sakura yang masih terduduk di dekat kolam renang. Setelah beberapa lama kira-kira 3 menit, Sasuke kembali lalu ia membimbing Sakura agar berdiri.

"Aku mencintamu."

Sakura mengigit bibir bawahnya sendiri sekilas melirik kolam renang di dekatnya.

'Rasanya aku ingin lompat ke kolam,' kata bantin Sakura.

"Tolong terima dan bukalah."

Rona merah dikedua pipi Sakura terlihat jelas karena Sasuke memberi kotak kecil berwarna merah.

"Aku ingin membukakan untukmu tapi, sayangnya, aku hanya memiliki satu tangan."

Sakura hanya dia tak menjawab.

Dia mulai meraih kotak kecil yang ada ditangan kanan Sasuke. Sakura membuka isi kotak itu yang masih ditangan Sasuke.

"Indah," gumam Sakura.

"Kau, suka?"

"Iya, tapi kelihatan mahal ini kan berlian."

Sasuke mengambil cincin dan kotaknya terjatuh ke keramik dekat kolam. Sakura hanya diam sekilat melirik kotak itu.

"Apa kau mau memakai ini?"

Sakura hanya mengangguk lalu ia bersiap menerima saat Sasuke ingin mengenakan cincin ke jari manis Sakura.

"Setelah Sara, menerimaku. Aku akan melamarmu Sakura."

"Iya, Sasuke"

Sakura memperhatikan cincin di jarinya.

"Pasti Sarada akan menerimamu, Papa Sasuke?" ucap Sakura.

Sasuke mulai membelai surai merah muda milik Sakura.

"Terima kasih atas semuanya."

"Mmh, terima kasih?" Sahut Sakura

"Karena kau membuatku sadar, juga membuatku tau apa itu cinta."

Sakura langsung memeluk Sasuke.

"Sama-sama."

Sakura mengeratkan pelukanya, Sasuke mulai membalas pelukan.

"Berhenti!! Aku mendengar semunya!!"

Sakura dan Sasuke menoleh kearah asal suara. Sarada menatap tajam kearah kedua orangtuanya.

"Sara," gumam Sasuke.

"Sarada sayang," ucap Sakura lalu ia mendekat kearah Sarada.

"Sayang tenang nanti, Mama jelaskan."

"Aku dengar semua."

"Sara?" Sasuke mulai mendekat kearah Sarada dan Sakura.

"Jangan mendekat selangkahpun!" ucap Sarada diiringi tatapan tajam kearah Sasuke yang langsung terdiam.

"Sarada sayang, jangan seperti itu. Mamah mohon terima semua ini ya?"

"Aku tidak mau," balas Sarada.

Sakura memeluk Sarada.

"Ayo kita pulang nanti dirumah, semua Mamah jelaskan."

"Mm," jawab Sarada.

Sai yang mencari Sarada hanya bisa melihat dari kejauhan.

"Semoga kami-sama, mau memberiku kesempatan kedua." kata batin Sasuke.

Sakura dan Sarada akhirnya pulang meninggalkan kediaman Sasuke.

Sasuke hanya bisa menatap langit-langit kamarnya. Rasa sesak masih sangat terasa, kata-kata putrinya seakan seperti pisau yang menikam dadanya.

Sementara Sakura yang sedang berada di dalam mobil melaju menuju kediaman Sakura. Sakura hanya menatap sendu ke arah kaca mobilnya. Begitu juga Sarada melakukan hal yang sama saat duduk disebelah Sakura.

Sai fokus menyetir mobil dan memikirkan cara agar Sarada bisa menerima Sasuke sebagai ayah.

"Aku benci orang itu," gumam Sarada membuat Sai terkejut dalam diamnya tetap fokus menyetir.

'Ini akan susah,' kata batin Sai.

Sakura hanya diam tetap melihat mobil yang melintas dari balik kaca mobil.

'Sasuke ...,' kata batin Sakura.

NEXT

Chapter 15

(Kenyataan)