Kali ini aku mau bikin Fayza terpesona dengan keahlian memasak ku.
Aku meminjam Restoran Hotel milik Bobby.
Walau anak itu cerewet nya minta ampun tapi setelah di suap dengan uang bacot nya brenti dan mau memberikan 1 tempat kosong untuk ku untuk perform.
Aku akan memasak live di depan Fayza dan beberapa pengunjung lain.
Di Jerman aku tinggal sendiri dan disana aku pernah menjadi koki. Ya semua nya perlu proses kan. Aku belajar mandiri disana dari nol. Tanpa bantuan uang kiriman bon-nyok.
Dan disini didepan pengunjung lain juga aku memberikan trik memasak live yang akan membuat mereka berdecak kagum. Cara nya sih sudah umum tapi kalau Chefnya oke kan beda juga ya ngga??
Di depan ku Fayza diam saja alias bengong. Ia terlihat pemalu di taroh di depan bagian Resto seorang diri dengan meja yang sudah di atur seromantis mungkin. Meja yang jelas berbeda dengan meja pengunjung lainnya.
Meja memasak ada di depan dia. Dengan semua peralatan yang sudah tertata apik.
Aku akan membuat kan steak terenak untuk Fayza dari daging sapi terbaik bagian Sirloin.
Oh aku juga mengenakan celemek dan peralatan masak lainnya.
Sirloin yang sudah disiapkan dengan bumbu yang sudah meresap di pemanggangan steak.
Teknik memanggang jug harus diperhatikan agar mendapatkan hasil pematangan yang sempurna.
Sambil menunggu daging itu akan matang.
Dan seperti perfoma koki kebanyakan cara memotong bahan bahan adalah salah satu trik untuk membuat penonton kagum.
Bawang Bombay, Wortel, dan buncis. Semua nya aku siapkan dan teknik memotong cepat tanpa celah aku bisa melakukan nya dengan mudah. Kulihat Fayza sampai menganga kagum,yang penting itu Fayza terpesona, udah cukup.
Tinggal menyiapkan pemembuatan saos ini adalah saos andalan ku. Dengan wajan disana dengan api diatas dan itu membuah heboh penonton disana. Mereka lalu bertepuk tangan dan aku juga ikut senang saat Fayza ikut tepuk tangan bahkan takjub.
Setelah steak nya matang tinggal ditaburi dengan saos yang sudah aku buatkan.
Sisa nya aku kutaruh juga pelengkap disamping nya yang sudah matang tentunya.
Akhir perfomance hidangan itu aku suguhkan untuk Fayza. Calon ibu anak anak ku!!Senyum dan tepuk tangan kembali ku dapat kan. Bahkan wajah Fayza yang biasanya kaku tanpa ekspresi kali ini seperti gadis belia yang tersipu sipu malu.
Ia mengiris sepotong dan mencoba nya. Kunyahan nya lambat dan terlihat menjiwai. Kemudian ia melengkungkan senyum.
" Wow.. Ini magic. Enak banged Vi! " Ucap nya membuat ku membumbung tinggi tapi aku hanya mengendik seolah itu bukan apa-apa. Lalu aku duduk di seberang nya memperhatikan nya makan.
Ia masih tukeran pandang antara aku dan steak itu. Sudah pasti sama sama enak di pandang dong. sama enak di emut juga sayang nya kalau steak itu bakal habis di makan kalau aku sih ga ada habis habis nya. Persamaan lain daging itu akan menjadi nutrisi bagus untuk calon ibu hamil Fayza-ku. Sedang kan aku akan membuat energy positif yang bagus untuk emosi calon ibu hamil ini.
" Kamu ga makan? " Tanya nya disana.
" Ga! Makan aja liat kamu makan sudah kenyang kok" Kata ku sedikit menggombal tapi si Fay sih mana tergombali. Telinga nya sudah budeg mendengar kata kata alay bin lebay dari ku. Apalagi status sepupu yang disematkan antara kami pasti membuat nya enggan memasukan kata kata ku dalam hati nya.
Fayza mendehem dan tersenyum tipis sambil melanjutkan makan siang nya. Harus nya sih ini malam hari aku suguhkan biar tambah romantis tapi berhubung tadi jiwa raga ku panas membara melihat mantan pacar nya jadi tidak masalah siang siang bakar bakaran di Resto orang. Bikin tambah panas ruangan Resto ini. Apalagi pake acara live di tengah lagi.
Aku senang dia makan steak nya sampai habis. Yang pernah aku baca di google sih kalau daging sapi bagus untuk ibu hamil dan kemungkinan anak nya bisa cowok. Tapi Jenis Kelamin nya mau cewek-cowok aku tak masalah asal kan wadah nya di rahim Fayza dan itu calon anak unyu nya Melviano.
" Kok bisa jago? "
Katanya disana sambil meminum jus jeruk. Aku senang juga steak nya habis.
" Iyo lah aku ini jago apapun. Jago bikin anak juga! "
Tiba-tiba ia terseda, Kuping nya sampai memerah. Dengan cepat ku ambilkan tissu buat nya. Ada noda di kemeja nya juga. Aku bantu ngeringan jus itu. Fayza lalu mendehem. Ia mengambil tissue lebih banyak dan mengambil alih.
Seperti nya Fayza sedikit risih dengan beberapa orang yang melihat kami. Biasa lah itu mereka cuman terkesima dengan cara aku memperhatikan Fayza yang tergolong romantis!
" Vi.. Tentang itu..
Aku mendelik bingung. Ia terlihat gugup sampai menggaruk kepalanya.
" Jangan mencium ku seperti tadi lagi" Ucap nya disana.
Pipi nya sangat merah sekarang. Mata nya mengerjap beberapa kali.
" Why? "
" Orang bisa salah paham Vi kita itu sepupu-keluarga. Dan tolong hormati harga diri aku"
Ucap nya disana dengan tampang serius. Fayza sih ngomong semarah apa ga mempan dengan ku.
" Emang apa masalah nya dengan sepupu. Ada ya yang ngelarang hubungan dalam sepupu?? Bukan nya ada firman Allah yang memperbolehkan pernikahan dengan sepupu.
firman-Nya dalam surat Al-Ahzab ayat 50. "
Bibir Fauz terdiam. Matanya sedikit bergetar.
Aku juga tak ingin asal buka suara. Ku buka mas google dan langsung search.
" Ni dengerin..
Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu."
Aku tersenyum menang " Yang ga boleh itu sodara kandung! "
Fayza sampai terperangah mendengar ayat panjang yang aku bacakan artinya tadi.
Matanya mengerjap lagi. Kulihat ia kesusahan meneguk air liur. Walau tak tersirat aku yakin ia mengerti maksud ku apa. Tapi aku tak ingin ia cepat menyimpulkan. Terlalu dini untuk menyampaikan maksud terselubung ku.
'' ya itu sih penjabaran nya! Tapi tenang aja. Kita itu punya cinta masing masing jadi kamu ga usah cemas! " Kata ku kemudian lalu mengedipkan mata.
Aku hanya tidak mau dia syok kalau aku bilang sekarang menyukai nya. Apalagi dia baru patah hati hati yang patah tidak semudah menyambung nya lagi. Dibikin falling in love dulu biar hati nya klop.
Terlihat wajah nya tenang lagi.
" Udah yuk. Balik!! " Kataku lagi setelah ada situasi aneh gara gara topik itu.
Fayza mengangguk. Dan setelah mendengar kan arti ayat tadi dia hanya diam aja sepanjang jalan. Emang sih dia selalu diam. Perlu di pancing dulu biar buka suara.
" Eh iya.. Besok kan Raka Merried ! Kamu dandan cantik ya.. Kita bikin dia ngeh sama kamu! Secara kan dulu dia pernah suka tuh sama kamu Fay...
Fayza tampak kaget matanya menyipit. Ia pasti tidak tau. Ya iyalah. Siapa yang berani serobot Meliviano langkahi dulu mayat ku! Dari dulu yang jagain Fayza itu aku. Dia ini judes tapi tau sendirikan cowok itu suka yang jutek jutek apalagi cantik. Dan sebagian pria suka tantangan. Ga sedikit yang naksir Fayza waktu sekolah. Tapi mereka semua harus izin dulu sama Melviano kalau mau dekat dekat. Tapi siapa yang berani sama Melviano waktu itu? Terkecuali Arland hidung belang itu. Dia menggunakan trik yang diam mendekati Fayza di belakang ku.
" Pulang nya nanti jam berapa Fay? Kita nyari kado buat besok gimana? " Ajak ku modus dulu. Itung itung kencan ya kan ini juga malam minggu.
" Bentar lagi sih Vi. Sabtu sampe jam 4 aja" Jawab nya disana.
" Oh.. Kalau gitu nanti aku jemput malam aja ya Fay.. "
Fayza melihat ku sekilas ia lalu mengangguk.
Aku tersenyum lebar.
***
Pov Arland.
" Cepat panggil...
Teriak ku kesal.
Nola yang baru saja datang memberi tahukan kalau Fayza baru sampai.
Kudengar heel wanita itu buru buru keluar dari sana.
Bayangan ku masih jelas saat Melviano sialan itu mencium Fayza tepat di depan mata ku.
Kuusap rahang ku yang sudah makin panjang bulu bulu nya ini dengan kasar.
" Sepupu... Apa itu! Aaah.. "
Aku juga ingat saat di Lobby Melviano pernah membantu Fayza terjatuh. Disana aku melihat jelas bagaimana cara Melviano menatap Fayza yang berbeda. Sama sodara pandangan nya bukan seperti itu. Dan aku baru menyadarinya sekarang. Fayza mulai berubah sejak memunculan Melviano itu!!
Uuuuuhh Fayza...
Aku mendengus kasar. Bahkan mengingat perkataan nya yang bilang kami bukan pacaran. Rasanya seperti tidak di anggap! Apa hubungan kami selama ini tidak ada arti apa apa. Dia..
Aaaggggghhhhh
Kepala ku jadi pusing kalau begini.
"Permisi"
Ada suara dibelakang
Saat aku berbalik. Fayza disana dengan tenang seolah tidak melakukan apapun tadi. Sama seperti setelah aku panggil setelah ia menghina ku di ruangan nya.
Ini gila! Aku seolah terus membutuhkan nya padahal harus nya dia yang tergantung dengan ku. Tapi ada rasa tidak terima ia menganggap hubungan kami bukan apa apa!
" Duduk lah. Kita belum selesai" Kata ku datar.
Gara-gara Melviano datang aku harus menunggu 1 jam untuk melanjutkan asumsi nya mengenai produk baru yang akan siap di rancangkan dari devisi perencanaan.
Aku terbiasa dengan pendapat Fayza. Dia selalu berpikir logis. Berpikir panjang dalam tahap ekonomi perusahaan juga. Dia sudah jelas menguasai nya. Fayza itu pintar bahkan sekecil apapun ia bisa menyematkan nya. Bukan hanya untuk kepentingan perusahaan dalam jangka pendek tapi juga terus menerus. Walau sebenarnya nya kalo kali ini aku hanya sambil memanfaat kan situasi saja. Proposal itu hanya alasan untuk bicara baik baik dengan nya. Secuil harapan kecil aku akan berusaha menyusupinya.
Fayza kembali duduk diseberang ku.
Proposal dari Devisi perencanaan yang masuk masih ada di meja itu.
Ia melihat nya sebentar lalu menutup nya.
" Semua nya bagus! " Kata nya disana dengan singkat. Itu sudah ia sampaikan saat mereview proposal produk jenis kabel yang akan di produksi.
" Ini desain nya hanya berbeda sedikit dari sebelum nya. Tapi fungsi nya ada penambahan 1. Jadi menurut mu apakan pangsa pasar akan mudah menerimanya seperti produk sebelumnya?? " Tanya ku hanya memutar mutar apa yang ia sampaikan sebelumnya.
Ia mengangguk" Tentu! Kalau ada promo pemotongan harga sekian persen akan menambah pasar mudah menerima. " Sahut nya disana.
Aku mengangguk dan melihat raut nya yang hanya tenggelam di proposal itu. Fayza tau tau menaikan matanya aku langsung melihat hal lain. Seperti nya dia tau aku melihat nya lama.
" Sudah selesai kan. Aku banyak yang di kerjakan" Katanya disana seperti biasa suara nya dengan ritme datar. Fayza ngomong nya dia sekarang seperti seorang robot. Matanya hanya melihat melihat lawan tanpa ada kehidupan di sorot nya. Dia berubah itu yang aku nilai biasanya dia akan melihat ku dengan manik mata nya yang cantik. Ada tatapan perasaan disana.
" Tunggu!! "
Aku menahan proposal itu.
Ini saat nya aku bicara tentang hubungan kami.
Tidak!!aku penasaran dengan Melviano tadi. Harus nya juga dia menjelaskan nya padaku.
" Kamu dan Melviano? Apakah ada sesuatu?? "
Fayza menarik tangan nya yang terselip di proposal itu dengan tenang.
Mata nya bergerak ke kiri dan ke kanan.
" Yang tadi. Saya minta maaf. Lain kali itu tidak akan terjadi"
Sahut nya dengan bahasa baku.
Apa dia tidak mendengar pertanyaan ku! Bukan itu jawaban yang ingin aku dengar.
" Kalian itu sepupu. Apakah kamu sadar Fayza?? " Aku sudah lepas kontrol lagi.
Kali ini ia melihat ku dengan beberapa detik diam " Dia bukan sodara kandung saya! Jadi tidak ada yang salah"
Aku terperangah mendengar nya. Maksud nya apa? Apakah dia mau bilang kalau ia sesama sepupu itu lumrah. Dan dia memang ada hubungan dengan Melviano? Lalu si Duda itu?
Aku bahkan masih tidak percaya yang bicara ini Fayza. Wanita yang selalu menatap ku penuh cinta. Dia akan sangat cerewet kalau aku tidak memperhatikan kesehatan ku. Lalu kenapa dia malah seperti ini. Seolah dia sedang berhubungan dengan beberapa pria dan salah satunya adalah aku yang merasa ada hubungan dengan nya?? Apa sebenarnya dia seperti ini? Diam diam ada hubungan dengan pria lain tanpa aku ketahui dan mereka semua mungkin saja diperlakukan sama dengan ku! Ckck! Ternyata dia wanita berbisa yang menyembunyikan bisa nya dengan sangat baik. Aku berdiri dengan menahan emosi. Lalu mendekati nya.
" Oh jadi pria mu banyak juga ya. Duda itu lalu Melviano sepupu mu sendiri. " Aku terkekeh merendahkan nya. Emosi ku sudah sampai tahap melewati batas. Dia ini bukan wanita yang harus aku hormati lagi dan aku akan memperlakukan mu sesuai dengan predikat mu saat ini Fayza!!
Pinggang nya aku tarik dengan cepat dan bibir nya aku cium dengan paksa. Wanita ini bergerak berusaha melepaskan tubuh nya dan bibir nya. Aku menekan paksa tekuk nya. Bahkan aku tidak peduli ia akan kesakitan. Dia sudah berani mempermainkan ku kali ini lihat saja aku akan membuat nya membayar apa yang sudah ia lakukan.
Fayza memukul dan mencakar cakar tapi aku tak peduli dengan pemberontakan nya. Ia semakin kesusahan saat aku sudah berhasil mengurungnya di atas kursi. Tangan ku yang lain menaikan rok nya walau kakinya berhasil menedang punggung ku aku semakin tertantang untuk membuat nya patuh.
" Tolooong... Hmmmmm
Bibir nya kembali ku sergap untuk membungkam mulut nya.
Kulihat pintu disana terbuka. Erwin muncul dengan mata nyaris jatuh.
Aku meneriaki nya dengan lantang.
" Kunci dan keluar"
Erwin segera pergi dari sana.
Sedangkan tangan ku masih menahan pergerakan Fayza.
" Lepaskan aku Arland kamu baj*ngan... " Umpat nya disana dengan mata penuh amarah.
Aku melepas sabuk pinggang ku dengan cepat dan menahan pangkal paha nya yang terus berupaya menendang ku dari depan.
" Kamu senang kan bermain main dengan banyak pria.. Aku akan mengajari mu sesuatu.. Dengar baik baik Fayza.
Dimata ku seorang b*tch itu hanya akan hidup sebagai b*tch!! "
Plak..
Ia berhasil menampar wajah ku. Kali ini terasa cukup pedas.
" Jangan samakan aku dengan Gladys!! Aku bukan wanita yang mudah kamu setubuhi. "
Gladys?? Ia menyebut nama Gladys? Apakah wanita j*lang itu ada bicara sesuatu pada nya??
Aku terdiam beberapa saat. Dan melihat nya lagi. Fayza masih di bawah ku dengan tatapan membencinya.
" Apa yang di katakan?? Padamu?? "
Wanita ini menyebik dan tersenyum sinis. Ia lalu dengan mudah menarik kali nya lalu turun dari sana.
Dia sudah lolos.
" Apa yang dia katakan!! " Aku menarik tangan nya.
" Tanyakan saja padanya dan aku sudah tau hubungan mu! Jadi jangan menyentuh ku lagi Tuan Arland aku bisa melaporkan mu ke polisi dengan pelecehan yang kamu lalukan.. "
Ancam nya membuat ku berang.
Ia menepis tangan ku dengan kasar.
" Fayza...
Aku mehadang nya dengan cepat.
" Yang dikatakan nya semua bohong.. Aku tidak ada hubungan apa apa dengan nya.. "
Dan hanya itu yang bisa aku lakukan. Terlihat bodoh memang tapi aku tidak ingin Fayza membenci ku. Seolah kedok ku sudah terbuka. Dan keadaan berbalik sekarang aku lah yang terlihat mengerikan saat ini.
"Aku tidak peduli. Kamu ingat kita tidak ada hubungan apa apa jadi terserah anda" Ucap nya disana lagi dengan angkuh. Bahkan aku tidak bisa berkata apa apa lagi.
Kubiarkan Fayza pergi dari sana mungkin ia perlu waktu dulu. Aku akan menjelaskan padanya.
Setelah ia keluar emosi ku tersulut dengan satu nama.
Gladys jadi dia sudah mengatakan sesuatu pada Fayza. Baiklah.. Aku akan buat ia menyesal.
" Panggil Gladys " Suruh ku pada Erwin.
Tidak lama kemudian Gladys muncul dengan lipstik merah terang. Wajah nya menggoda seperti biasa.
" Lepas pakaian loe..
Gladys mendekat dan memeluk ku dari belakang. Tangan lentik nya mengusap usap badan ku. " Apakah kita akan main disini..., Mr. Arland?? "
Aku berbalik dan tersenyum tipis. Dagu nya ku angkat sedikit lalu ku bisikan sesuatu " Ya.. Aku akan mencambuk mu kalau aku belum terpuaskan!!! "
*
*
*
Aku membenahi pakaian ku dengan gusar.
Di belakang sana Gladys masih manangis. Bagaimana tidak aku menghukum nya dengan seks dalam kekerasan. Itu pantas untuk nya agar tidak macam macam dengan ku. Melihat nya kelelahan dan kesakitan dibawah ku aku semakin ingin terus membuat nya memohon ampun.
Bahkan badan nya kuberi jejak cambuk agar ia mengingat kesalahan nya.
Kulipat cambuk hitam ini dan menyembunyikan nya dalam laci.
J*lang itu masih di sofa dengan memar di bahu nya. Make up nya juga luntur karena menangis. Ia terlihat sangat mengerikan dengan make up hancur seperti itu.
" Bereskan pakaian loe. Jangan muncul selama sebulan. Dan ini cek loe isi sendiri!! " Ku ambil buku cek lalu membumbuhinya tanda tangan. Cek itu aku sobek
Di sana Erwin yang memang sedari tadi aku suruh menonton salah tingkah di pojok sana. Wajah nya tampak tegang. Bahkan ini pelajaram besar buat Gladys bercinta didepan Erwin tentu membuat nya malu besar.
" Kalo loe negang gitu gue persilahkan loe main sama bekas gue" Ucap ku pada Erwin yang wajah nya langsung memerah lagi. Ia pasti dari tadi terangsang hebat menonton film porno live ini.
Tangis Gladys kembali terdengar.
" Loe baj*ngan Arland... " Teriak nya disana. Lalu mengumpat umpat.
Aku melangkah gusar kearah nya. Wanita itu tampak ketakutan. Menunduk dengan rambut coklat panjang nya yang sudah sangat berantakan.
" Gue akan buat hidup loe tambah ancur kalau loe sekali lagi berani mendekati fayza... " Kutempelkan cek itu di jidat nya yang sudah basah oleh keringat.
" Fayza.. Fayza.. Apa maksud loe.. "
Leherku rasanya tercekik. Kulonggarkan sedikit dasi dileher ini.
" Loe tau yang gue maksud! Gue akan buat bokap loe mendekam di penjara kalau sampai Fayza tidak balik ke gue. Ingat itu!! "
Wanita ini masih terlihat bingung. Tapi ancaman ku cukup membuat nya mengerti. Gladys yang di kenal masih kaya itu hanya lah sebuah kamuflase. Dia sudah bangkrut sudah lama dan kebiasaan hidup nya penuh dengan kehidupan yang mewah menjadi boomerang nya sendiri. Ia menjual tubuh ke pejabat pejabat dan menggunakan uang untuk menutupi kemiskinan nya. Mudah saja untuk menghancurkan Gladys. Salah satu nya dengan bokap nya yang pemabuk dan suka berjudi. Hutang nya sudah segunung. Sekali lapor pria itu akan mendekap di penjara.
Tubuh ku lalu di tarik. Lengan nya melingkar disana. Rasanya aku sangat jijik dengan wanita ini.
Dengan kasar aku lepas. Ia malah semakin menangis.
" Arland.. Kenapa loe begini.. Gue sangat mencintai loe... Kenapa loe kasar banged.. Gue sakit Arland...
Aku mendecih dan ingin sekali mengingatkan nya satu hal
Aku berbalik dan menatap mata bengkak Gladys yang masih sesegukan.
" Loe itu hanya pemuas nafsu gue! Ngaca lo jangan ngomong cinta. Loe itu pelacur! Ngerti loe.. "
Matanya bergetar hebat. Ia mundur beberapa langkah dengan dada naik turun.
" Kalau dia tidak berpakaian dalam 2 menit. Seret keluar! Aku memantau mu di cctv Win.. " Kecam ku lalu segera keluar dari sana.
* * *