Pov Melviano Andhika Alvaro
Alias Vian... Pria tertamvan didunia -menurut dia!
Ku ukir tanda hari ini dengan spidol merah.
Dan kuhitung mundur. Sudah 6 hari dari malam bersejarah itu. Masih sangat baru ternyata. Aku meringis lalu tersenyum lebar, rasanya kenapa hari begitu lama. Aku sudah tidak sabar mendengar suara kemarahan Fayza tentang ia yang tiba tiba hamil! Aku tak sabar melihat wajah nya kebingungan! Itu pasti sangat menggemaskan. Dia yang notabeni masih perawat ting ting tau tau ada jabang bayi dalam perut nya.
Rasanya itu menggelikan.. Bahkan aku tertawa sekarang.
Aku tau hari itu akan datang dan Fayza tidak akan bisa berkelit lagi. Wanita keras kepala itu tidak bisa menolak ku. Ia juga tidak mungkin menggugurkan anak ku mengingat sifat nya yang adalah perempuan baik baik.
Aku menyandarkan diri di kursi malas kamar ini. Memejamkan mata sebentar. Bahkan rasanya baru tadi malam melakukan nya dengan Fayza. Masih ku ingat kulit nya yang halus dan lekukan tubuh nya. Serta suara nya yang berada di bawah ku.
Pengecut memang bertindak licik disaat dia sedang mabuk parah. Tapi ini satu-satunya cara untuk mengikat Fayza.
Sepupu ku sendiri!
Dan aku mencintainya.
Catat aku mencintai nya.
Dari dulu sampai sekarang.
Aku pikir setelah pergi ke Luar aku bisa melupakan Fayza. Tapi aku salah. Banyak wanita pengganti tapi mereka bukan Fayza. Dan aku menginginkan Fayza. Lalu dewi keberuntungan berpihak padaku. Mungkin aku akan berterimakasih pada Arland karena sudah membongkar kedok nya sendiri dan Tuhan memberikan jalan untuk ku maju. Jadi sekarang tinggal menunggu panen saja.
Ada pesan masuk. Fayza baru saja membalas pesan ku.
Dengan kecepatan jari aku membalas pesannya.
Sekarang aku memang giat mengambil hati Fayza. Mendekati nya apalagi aku sudah menyelipkan gen terbaik ku di rahim nya. Aku harus kejar target. Membuat nya jatuh cinta!!
Seperti biasa ia membalas dengan kosa kata yang sangat singkat.
Aku baru tanya dia sudah makan apa belum
Dan dia menjawab belum.
Rasanya kelamaan nunggu dia membalas. Mau balas balasan pesan seribo taon juga ga bakal mulus PDKT nya.
Lebih baik langsung jemput orang nya.
Aku segera lari karena ini rumah memang rumah paling ribet sejagad raya. Bikin orang hamil bakal cepat brojol. Yang bau bab pasti langsung bab dicelana.
Gimana nggak. Papi bangun ni rumah karena terinspirasi labirin. Ide gila Papi emang parah dan membuat penghuni rumah ini termasuk aku harus muter muter dulu baru ketemu pintu keluar.
Alasan papi simple katanya agar selalu olahraga. Olahraga fisik dan otak!
Parah!!
Makanya aku enggan banged kalau pulang balik ke rumah. Mau keluar aja harus menggunakan daya ingat dulu. Kalau engga ya wassalam anda akan menemukan jalan yang sama.
Papi selalu beri hadiah siapa yang keluar tanpa salah jalan maka akan dapat uang jajan tambahan.
Dan itu tentu membuat Mami juga Tasya kegirangan. Dan sekarang sih Papi nya aja yang kelimpungan selalu ditagih uang jajan tambahan. Toh Mami-Tasya tinggal disini sudah bertahun tahun ga kebayang berapa minus Papi mengeluarkan uang untuk janji manis di awal rumah ini selesai.
Dan itu aku syukurin. Semoga saja rumah ini segera dibenerin. Gimana nanti anak anak ku mampir dirumah ini lalu tersesat. Ooh. Aku harus meluluhlantakkan bangunan tak berfaedah ini segera.
Dan untuk putaran kedua kalinya aku tersesat! Itu sudah ke 50 kali lebih aku tersesat selama tidur di rumah itu. Keringat ku saja sudah mengisi rambut macho ku. Kalau lama lam bisa bikin lepek aja.
*
*
" Fay.. Kami masih di dalam kan??? "
Mobil kuparkir asal. Aku berteriak heboh. Selain tersesat dirumah sendiri. Macet kota Jakarta juga membuat ku harus extra bersabar.
" Ya.. ! "
" Bagus aku sudah di depan kantor! Kesini atau di jemput? Eh aku aja ya kesana..
" Ga! Tunggu aku" Fayza lalu memutuskan telepon.
Aku sih its oke saja. Walau sebenarnya mau kedalam juga. Anak anak di kantor Fay lucu-lucu. Masa aku begini di bilang boyband korea. Yaa memang sih nih mata udah sipit dari sono nya. Nenek aku! -Mamanya Mama itu orang Thailand dan Kakek orang China-Eropa lalu kakek dari orang tua Papi asli Jawa-Indonesia, Nenek blasteran Jerman-Amerika. Nah lho banyak negara yang masuk kedalam Rahim Mami maka nya anak nya pertama lahir jadi hitam kebanyakan warna Negara itu jadi pusing adonan gen nya. Tapi lama kelamaan setelah racun nya ngedap kebanyakan terendam micin Luar Negeri kulit ini jadi kinclong seperti sekarang ini. Kalau wajah memang dari sono nya wajah ini sudah seperti pangeran Negeri Sam sana hanya saja dulu doyan makan jadi menggelembung mirip ikan buntal. Tapi sekarang sudah tirus jadi wajah tamvan ini makin banyak diminati kaum hawa apalagi wanita Indonesia yang pecinta bucin Korea!! Hhhaaa sayang nya wajah tamvan ini hanya boleh di miliki Fay seorang.
Aku menunggu lama Fayza belom nongol juga sampai bosan. Seperti niasa aku tidak sabaran dan langsung melongos keluar.
Aku masuk ke lobby perusahaan itu. Dan disana beberapa pasang mata sudah mendeteksi kearah ku. Tuh kan anak anak disini lucu lucu. Bermacam macam ekpresi nya. Ada yang langsung tersenyum ada yang melebarlan mata dan ada juga yang melambaikan tangan. Tapi alhamdulillah mereka masih berkelamin cewek.
" Wah... Abang main kesini lagi? Nyari sepupu nya ya.. mba Fayza?? "
Seorang wanita mendekati ku. Alis nya aneh sekali. Seperti ulat bulu. Dan senyum nya juga bikin aku merinding.
" Ya.. Fayza sepupu ku! " Kata ku.
" Juga Calon ibu anak anak ku" Sambung ku dalam hati lalu tersenyum. Aku senyum dengan kalimat ku sendiri itu tapi wanita ini malah merona.
" Kalau gitu! Tika anterin ya.. Kebetulan Tika mau ke atas juga" Kata nya dengan wajah sumringah. Masih dengan pipi merah merah.
" Aah tidak perlu mba Ti Tika.. Gue tau tempat nya" Sahut ku bergidik saat melihat tangan nya mau nyosor menarik tangan ku dan disisi sana mereka sedang senyam senyum juga. Emang susah jadi orang Tamvan ya.. Hee.. !
Dengan cepat aku melongos dari wanita itu. Aku ini di tempat orang jadi aku dengan ramah menyapa mereka disana. Tapi seperti nya mereka salah tanggep ya ampun apa aki seperti pria murahan ya!!
Berasa ini perusahaan sendiri aja berlenggang lenggok dengan pakaian super santai ini. Aku hanya mengenakan celana Joger dan kaos berwarna Hijau tosca. Aku ini pecinta Rainbow jadi jangan heran kaos ku banyak warna. Peduli setan orang bilang alay. Tapi kalau yang tamvan memakai nya siapa yang ngelarang. Hhaa!
Aku segera masuk kedalam Lift disana ada wanita cantik dengan rambut lurus bergelombang, Bening dan bohai juga. Wajah nya seperti pernah lihat tapi aku lupa dimana.
Wanita itu tersenyum kearah ku.
Aku membalas nya dengan ramah juga.
Orang Indonesia kan memang harus ramah!
Pintu Lift tertutup. Kulihat nomor di sana sama dengan lantai Fayza.
" Mau mencari siapa Mas? " Kata wanita ini dengan ramah suara nya juga terdengar bagus apalagi ada shh shhh nya di belakang. Jadi mirip artis ngetop itu. Manjahhh.
" Fayza" Sahut ku sambil memasukan kedua tangan kesaku celana.
" Oh. Fayza. Kebetulan kami di lantai yang sama. Perkenalkan saya Gladys, rekan kerja Fayza"
Wanita ini lalu mengulurkan tangan. Kulit nya terlihat sangat bening disana. Udah ketauan dia ini sering melakukan perawatan.
Nama nya aku pernah dengar. Aaah. Jadi dia selingkuhan nya Arland. Pantas aku pernah liat tenyata dia wanita yang dilihat Fayza di tempat kemaren.
Aku menyambut tangan Gladys dengan senyum manis" Terimakasih sudah menjadi simpanan nya Arland" Ucap ku tersenyum. Tapi itu perkataan cuman didalam hati.
" Melviano. Panggil saja Vian" Kata ku lalu melepas tangan halus nya.
Wanita ini melengkungkan senyum nya sambil menepikan sisi rambut nya ke telinga. Gaya genit seorang penggoda ya ini. Beda dengan wanita yang tersipi sipu malu.
Tapi maaf Nona.. Anda salah tempat. Fayza ku memang tidak secantik kamu tapi dia lebih indah dari apa yang kamu miliki, kata ku lagi dalam hati.
" Kamu kekasih nya Fayza? Rumor nya kamu ini kekasih Fayza. Apakah itu benar?? "
Aneh, padahal wanita di bawah tadi sudah tau Fayza adalah sepupu ku. Lalu Gladys bilang rumor nya aku kekasih Fayza? Apa dia mau mencari cari keburukan Fayza dari ku.
" Bukan! Aku bukan kekasih Fay! " Sahut ku dan bibir itu melengkung lagi dengan sexy. Mata ku menatap wanita ini yang seperti nya cukup menerima sinyal dari ku.
" Aku calon suami nya" Tambah ku dengan bangga. Dan ia terlihat kaget. Garis bibir nya meremang. Senyum yang tadi tersampir seolah mengedur.
" Oh. Benarkah.. Apakah Fayza mau menikah?? Bu bukan kah dia dengan Pak Direktur pacaran. Ops.. Maaf kalau salah. "
Aku melirik nya santai. Ini wanita ternyata memang sangat berbahaya. Ia berharap aku terpancing dengan pernyataan nya. Bahkan aku geli melihat acting nya yang seperti itu. Bahkan kamu tau Pak Direktur itu pacar nya Fayza tapi malah menggodanya.
" Pak Direktur Arland Anthony? Waah.. Dia kan teman ku 1 sekolah dulu! Tapi itu sih sudah jadi mantan Fay! Jadi Nona gosip anda sudah tidak Valid!! " Kata ku sambil bertepuk tangan. Wanita ini tertawa kecil.
" Ternyata Fay ku itu memang wanita hebat ya! Punya mantan seperti Arland Anthony!! Tapi aku rasa dia akan bangga lagi aku Melviano Andhika Alvaro adalah suami nya" Ucap ku lalu mengedipkan mata kearah nya. Saat itu pintu lift terbuka.
Kulihat Gladys terlihat kesal mendengar nya. Aku segera keluar dari sana. Kali ini melangkah angkuh mengabaikan para pemuna di lantai itu. Jiwa seleb memang lagi mengikuti ku.
Aku menuju gadis berambut ikal didepan ruangan Fay.
" Selamat siang Mba Diba.. " Sapa ku membuat nya terperanjat.
" Si siang" Balasnya lalu melihat kearah ku dengan kikuk. "Aah anda? "
Aku tersenyum simpul. Dan gemas melihat pipi chabi gadis ini yang menjadi merah merah. " Apakah Ibu Manager didalam ada?? " Tanya ku.
" Mba Fayza. Hmm Ada di ruangan Pak Arland" Jawab Diba dan itu membuat ku merasa kikuk. Fayza ku calon ibu anak anak ku sedang di ruangan laki laki itu?? Mantan cem ceman nya. Ngapain??
Marah! Tentu. Ayok kita cari mangsa! Tangan ini juga rindu dengan wajah Arland. Lama tidak mencicipi hidung nya buat di patahin kedua kali.
" Oke thanks you Nona Diba" Kata ku lalu segera berbalik, dan mengambil ponsel ku.
Menelepon Fayza tentu nya
Telepon ku tidak diangkat. Nah lho. Apa yang mereka lakukan disana.
Aaah rasanya api cemburu ini semakin menyeruak. Tapi aku pria yang tidak mudah berasusmi sendiri. Ini Fayza! Dia sudah disakiti tidak mungkin mudah tergoda lagi.
Dengan cepat aku menuju lift itu lagi.
Aku menebak nebak lantai ruangnya Arland. Seperti ruangan Papi berada di atas tempat kantor nya. Ya biasanya struktur bangunan perusahaan begitu. Ruangan pemimpin mereka ada diatas. Semoga saja aku tidak tersesat lagi!! Aneh kalau tiap hari tersesat ditempat berbeda.
Kutekan angkat 25. Dan menunggu lift itu naik.
Angka 25 disana menyala dan pintu Lift terbuka. Aku segera melangkah mengikuti insting kepala di arah mana letak ruangan Arland.
Ada meja sekretaris didepan sebuah pintu. Aku mendekati nya.
" Selamat Siang.. Mba sekretaris.. " Sapa ku ramah.
Gadis ini menoleh dan langsung tersenyum atau terpikat. Pesona ku memang oke banged ternyata! Ck
" Siang! Ada yang bisa saya bantu? "
" Didalam Ada Fayza ga? " Tanya ku basa basi. Senyum ku masih bertengger disana.
" Mba Fayza. Ada. Tapi masih mengobrol dengan Bapak"
" Ooh.. Kalau gitu aku masuk yaaa.. Mba Nola yang cantik" Kata ku sambil membaca nama di meja sana.
Gadis ini agak lama mencerna kalimat ku tapi aku nyosor duluan dan langsung masuk tanpa ketuk dulu.
Kali ini aku mengedurkan senyum. Memicingkan mata kearah sana. Jarak nya sekitar 10 meter. Ruangan ini besar juga dan penuh fasilitas mewah. Aku penasaran dengan jumlah kekayaan Arland.
Dan! Ada Pria yang sudah sangat lama tidak aku lihat. Ia masih sama seperti dulu. Aku benci mengakui nya. Wajah nya masih Ganteng dan masih terlihat seperti umur 18 tahun an. Gaya rambut nya pun tidak berubah. Ckck ga mode banged. Aku yakin dia menganggap rambut itu sumber ketampanan nya padahal dilihat dari mana juga rambut itu mirip rambut aki aki yang baru di cat hitam. Mungkin itu nasib dia kali ya punya tekstur wajah yang hanya cocok pakai 1 model rambut seperti itu. Di belah menyamping dengan sedikit menjuntai ke samping. Padahal dia cocok nya rambut ala Jamet kuncup segitiga paramida dengan rambut smoothing licin bak jalan tol. Nah itu aku setuju banged kalau Arland memanjangkan rambutnya seperti Jamet Mr. Ding ding marinding.. Woy !
Tapi aku masih merasa lebih ganteng dari dia. Fayza saja sudah terkesima melihat ku didalam air malam itu.
Diseberang nya ada siluet Fayza-ku
Ia duduk lurus tapi kelukan tubuh nya terlihat membentuk lekungan sendok nasi. Kecil diatas besar di bawah.
Fayza sedang bicara disana. Entah bicara apa seperti nya tidak enak di dengar karena menyangkut angka angka laporan keuangan. Dan aku benci Matematika. Karena bikin malu umur. Sampai sekarang aku lemah dengan berhitung. Kecuali ngitung duit. Aku nomor satu.
Rupanya aku menorobos masuk tadi kalah nyaring dari suara Fayza disana. Jadilah aku berjalan kedepan sana bak hantu yang nongol tiba tiba. Sebentar lagi ada teriakan suara Fayza kaget kok.
" Ihk wow.. Lama di tungguin ternyata kamu disini... " Kataku ikut bergabung di antara 2 manusia disana
Dan ternyata bukan hanya Fayza berteriak kaget. Arland juga berteriak.
Aku melihat kedua nya dengan senyum. Wajah Arland lucu juga kalau kaget mata nya yang gelap itu melebar. Dan Fayza ku tentu setelah kaget matanya menatap ku horor dengan bibir menyembik. Sangat menggemaskan rasanya mau aku cicipi bibir Fayza ku yang imut ini.
" Vian! Kamu kenapa ada di-
Aku menutup kuping. Kata-kata yang sudah umum.
" Siapa yang memberikan mu izin masuk' aku lebih tertarik dengan kata sambutan dari pria diseberang meja Fayza. Gaya nya sok dingin dingin begitu. Dengan wajah mengeras. Ada aura ketidaksukaan nya muncul. Aku mengerucutkan bibir.
" Hmm ga ada sih. Gue nyelenong aja saat sekretaris loe bengong " Sahut ku memberikan wajah ganteng ku ini agar ia simak baik baik soal nya ngeliat aku kayak melihat preman saja.
Padahal aku mau say hello reuni an dan mau traktir karena sudah buat Fayza akhirnya menendang nya dalam hatinya. Tapi sambutan nya ga manis banged. Aku jadi ogah bermanis manisan. Lebih baik bermanis manis dengan Fay saja cewek jutek ku ini kalau di beri gulali akan sangat manis lihat saja aku goda dia didepan pria tak bermutu ini. Apa dia akan memberi ku bogem mentah?? Mumpung tinju ku masih bisa meremukkan hidung nya lagi. Sekalian bantu dia operasi hidung. Biar lebih macho!!
" Oh ya ampun. Fayza!! Kenapa bibir kamu pucat begini? Apakah magh mu kambuh lagi??
Pipi nya lalu aku tangkup dan jurus kilat yang sudah pernah aku praktekan malam itu aku ulangi.
Bibir Fayza langsung aku sosor dan ku emut dengan manis. Ingat hanya 3 detik. Kalau lebih bisa dapat gamparan atau tendangan selangkangan!
Fayza bengong kaget seperti sebelum nya. Tapi diseberang sana ada tangan yang ingin menyambar baju ku wooh ternyata dia punya peran sok marah ya mantan nya di cium.
Tapi aku menghindari dan tersenyum mengejek kearah nya. Ye ga kena!
" Apa yang loe lakuian. " Ia menunjuk mu dengan marah dan seperti nya mau naik ke atas meja. Wajah nya cukup merah padam. Ada jiwa membunuh nya disana.
" Waduh.. Arland. Loe kenapa? Fayza bukan cewek loe kan! Kenapa mau nyerang gue. Gue salah apa..
Kata ku disana sengaja membuat nya mati kesal.
Tapi kemudian malah telinga ku di jewer.
Rasanya sakit sekali. Wibawa ku langsung terperosok dalam.
" Fay fay.. Ampun fayza... Ini telinga made in yang kuasa bukan China! Kamu jangan asal tarik...
"Maaf Pak Arland. Membuat anda terganggu saya permisi dulu" Kata Fayza disana lalu menunduk dan aku mau tak mau menunduk juga kalau tidak ni kuping lepas. Sumpah plinteran nya kuat banged. Padahal tubuh nya kurus begitu.
Jeweran nya super kuat. Aku tak sanggup kalau kehilangan telinga sebelah bisa hilang ketampanan ku nanti. Malu nanti kalo anak gede kuping nya malah ga ada. Jadi ni badan ngikut saja saat ia menyeret ku keluar sana.
Bahkan bisa kulihat Nona sekretaris tadi menganga kaget melihat ku diseret dengan jeweran kuping ditangan nya.
Rasanya Fayza sudah membuat pamor ku tedup seketika.
Aku di dorong nyaris mencium dinding. Dorongan nya kuat juga. Serasa terbanting.
Disana aura Fayza sudah menyeramkan.
" Sakit banged Fay aduduh.. Ga bisa ramahan dikit apa! Ini kuping masih berfungsi! Jangan rusak hak cipta Ilahi.. Dosa besar tau" Kata ku sambil mengusap kuping ini yang sakit nya nyelekit sampai sekarang.
" Kamu tadi kenapa mencium ku?? "
Tanya nya disana tapi saat menyebut kata mencium pipi nya memerah.
" Ooh itu. Pengen aja! Udah yuk.. Kita makan. Lapeeeer" Rengek ku disana lalu bertingkah seperti bocah. Kalau udah begini biasa nya Fay nyerah. Ia tau aku orang nya ga tau malu jadi dia takut aku makin malu maluin dia. Secara Fayza itu cewek yang sudah berimage cool seperti kulkas. Jadi dia bakal tidak punya muka kalo sodara sepupu nya sebar-bar ini. Merengek rengek di tempat kerja nya seperti anak kecil.
" Iya! Tapi jangan berisik.. Jangan aneh aneh" Teriak Fay tampak frustasi. Tuh kan cara ku selalu jitu.
Yang bisa mengendalikan fayza itu hanya aku Melviano Andhika Alvaro doang!!