Pintu lift terbuka cepat. Fayza ingin melangkah tapi matanya berhenti saat didepan sana ada Gladys yang hendak masuk. Rasanya gemuruh hebat muncul di benak nya. Tapi ia tetap melangkah keluar. Dan membiarkan Gladys yang sudah tersenyum manis ke belakang sana. Tentu untuk siapa lagi ia tersenyum kalau bukan untuk kekasih nya.
Perih tentu! Dan rasanya ia ingin cepat cepat keluar dari perusahaan itu.
Ia pikir Arland akan menuju lantai nya dan pasti ia senang berduaan di lift dengan Gladys.
Tapi ada nama nya di panggil
Fayza menoleh.
Arland keluar dari lift itu dan berjalan cepat cepat kearah nya. Bisa Fayza lihat bagaimana reaksi Gladys disana yang cemberut. Hingga pintu lift itu tertutup tapi bagi Fayza itu bukan rasa bangga. Ia ingat betul bagaimana mereka bersikap tak dekat di kantor lalu di di apartemen seolah Gladys pacar Chris. Dan bagian tadi tentu juga alur kebohongan mereka. Rasanya ia ingin menangis lagi tapi ia harus kuat.
" Apa apa pak? Tanya Fayza saat atasan nya ini mendekat.
Kemudian ponsel Arland berbunyi. Pria itu mengangkatnya. Dan terlibat obrolan yang tampak panjang. Fayza lalu segera berlalu dari sana apalagi ia jengah dengan pandangan mata julid dari Devisi Marketing yang memusuhinya.
" Ya nanti saya akan kesana. Baik. Terimakasih " Arland memutus telepon nya ia melihat kedepan. Tapi Fayza sudah menghilang.
Mungkin ia akan bicara besok saja. Di kantor ini ia seperti terus diawasi. Dan besok ia yakin Fayza pasti akan datang ke apartemen nya. Apalagi dia sudah sembuh dari sakit.
Dengan yakin Arland beranjak dari sana.
*
*
*
Arland termenung di dapur dengan kopi hitam yang ia bikin sendiri. Bahkan pagi ini Fayza tidak kembali datang. Jadi apa yang salah??
Ia menelepon Fayza. Ia yakin wanita itu tidak akan nengangkat nya lagi.
Dengan pelan ia mengesap kopi itu tapi kemudin ada suara parau Fayza menyahut spontan ia meletakkan cangkir kopi sampai tumpah tumpah. Ponsel itu ia sambar dengan cepat.
" Hallo" Kata Fayza lagi.
" Halo. Fayza.. Kamu dimana? " Tanya Arland dengan cepat. Ia menebak kalau Fayza hanya telat.
" Baru bangun. Ada apa?? " Tanya wanita itu membuat tebakan Arland lagi lagi meleset.
" Dirumah? Kamu di rumah? Kamu tidak kesini? " Rasa kesal mendominasi Arland lagi.
" Tidak" Jawab Fayza terdengar santai dan ia juga lesu. Pengaruh bangun tidur. Walau sebenarnya di sana wanita itu sudah sangat rapi dan hanya duduk di tepi ranjang ia sudah terbiasa bangun pagi siap siap untuk ke apartemen Arland. Tapi sesaat ia sadar ia sudah tidak melakukan nya lagi.
" Tidak? Apa kamu sakit lagi apa perut mu sakit?? "
" Tidak! Aku baik baik saja. " Jawan Fayza disana.
" Jadi? Kenapa kamu tidak kesini? " Tanya Arland sudah mengenyampingkan rasa gengsinya.
"Aku capek.. -
" Apa kamu tau aku hanya sarapan kopi saja! "
Terdengar suara nafas Fayza disana. " Kamu cari asisten rumah tangga aja Arl.. Hoooaah aku masih ngantuk. Udah dulu ya!!
Bip
Telepon itu terputus.
Hallo..
Arland memeriksa jaringan semua nya masih bagus. Ia kembali menelepon Fay. Telepon itu tau tau tidak aktif
" Fayza.. Kamu sedang main main dengan ku!! " Geram Arland dengan buku buku tangan nya yang memutih.
*
*
Pagi ini ada meeting antar Devisi lagi. Semua devisi diwakili manager manager mereka saja kali ini. Kursi-kursi mereka sudah terisi terkecuali Devisi keuangan, Fayza belum datang dan itu hal baru. Pegawai terdisiplin disana 2 kali telat datang. Pertama saat kejadian tabrakan di lobby itu dan kedua hari ini.
Di ujung kursi yang paling mencolok tentu CEO.
Arland menatap mata nya lurus kedepan melihat jendela dengan kosong. Dan para Manager disana semakin gelisah menunggu jalan nya rapat. Sampai 30 menit boss mereka itu hanya seperti itu
" Maaf pak. Apakah Rapat nya mau tetap di jalan kan?? " Bisik Erwin hati hati. Ia tau suasana Boss nya itu sedang buruk.
Arland mengendik dan tersadar matanya tertuju pada kursi Fayza yang kosong.
Bahkan telepon nya juga masih tidak aktif.
Ia berpikir positif lagi apakah Fayza sakit lagi? Bisa saja ia tiba tiba sakit walau bilang nya tidak. Kenapa ia baru terpikir itu.
" Kamu saja wakilkan. Aku ada urusan" Katanya disana lalu berdiri membuat semua disana kaget termasuk Gladys yang heran dengan tingkah absurd Arland.
Arland segera beranjak dari sana dan Erwin segera menempati sebelah tempat duduk Arland. Ia segera menenangkan suara kegaduhan disana.
Arland menuju lift dengan buru buru. Bahkan sampai menabrak karyawan nya tapi ia mengindahkan nya dan masuk kedalam lift itu dengan segera.
Tapi saat mau memencet tombol. Lift terbuka. Fayza disana mengangkat kepala nya setelah sibuk berjibaku dengan ponsel nya yang baru saja berbunyi.
" Ya Mas Gavin..
Sapa nya dengan Gavin yang menghubungi. Gavin ini yang pernah minta jelaskan pada Fayza tentang pemberlakukan pajak baru sewaktu di parkiran kampus.
Karena Fayza juga membantu laporan nya jadi mereka sering balas pesan.
" Udah.. Iya udah ada masuk. Nanti saya cek lagi laporan nya, oke"
Fayza berhenti berjalan serasa ada orang yang melihat nya tajam di samping sana.
Arland melihat nya dengan wajah marah.
Ia sadar kalau sudah telat dan itu juga tidak disengaja. Mobil tiba-tiba mogok jadi ia harus menunggu orang bengkel untuk membawa mobil nya ke bengkel.
" Oh. Maaf Pak.. Saya telat! " Fayza segera berhenti dan menghadap Arland.
Ia menggunakan kosa kata saya dan Pak karena disana ada beberapa karyawan.
Setelah itu ia berlalu menuju ruang rapat.
Arland yang sudah terpengaruh Emosi merasa kekhawatiran nya percuma. Ini wanita kenapa sangat membuat nya kacau balau dalam segi emosi juga pikiran.
Selama jalan nya rapat. Fayza tetap bersikap seperti Fayza yang dikenal orang. Ia akan berdebat dengan gaya bahasanya yang logis seolah tidak ada masalah apapun bahkan Kepala Bagian bagian devisi lebih menghindar mengomentari Fayza kalau tidak mau di bantai seperti Gladys tempo hari.
Berbeda dengan seseorang yang seharusnya memantau jalan nya rapat dia malah melihat kearah Fayza tanpa melepaskan matanya. Dan lama-lama hal itu membuat jalan rapat jadi aneh.
Fayza sendiri tau ia sedang di perhatikan aneh seperti itu. Tapi ia tidak terlalu menggubris. Dan membiarkan apapun yang Arland lakukan toh ia sudah merasa tidak ada urusan dengan Arland lagi dalam segi perasaan.
" Pak Andre! Bapak tau Pak Gavin nggak! Dia kerja di tempat nya Mbak Yohana juga. Perusahaan Semen.. Di Bekasi istri Bapak masih kerja disana kan?
Fayza buru buru ngejar Pak Andre biar bisa keluar dari ruangan itu tentu nya Arland tidak akan memanggil nya ditengah banyak karyawan lain. Ia spontan membawa nama Gavin. Karena mengingat Istri Pak Andre juga kerja di perusahaan yang sama dengan Gavin.
" Pak Gavin. Pak Gavin. Bentar, kayak pernah denger sih. Aaah.. Yaaa Dude Sugar itu! Aah.. Aku tau! Apa Mba Fay kenal? Hmm mba Fay kenal dimana?? Itu adek nya Istri Pak Gubernur di Pontianak kalo ga salah. Ada keluarga an sama Mantan Presiden pertama juga. Tajir mrlintir itu Mba Fay. Tujuh turunan ga bakal habis.. Buruan Mba Fay kejar teros jangan kasi longgar!!! "
Malahan Pak Andre nampak heboh sendiri dengan cara bahasa nya yang memang selalu haboh. Fay jadi nyesal membawa nama Gavin. Tapi sudah terlanjur ia seolah mengikuti arah obrolan.
Fayza hanya manggut manggut walau ingin menjelaskan bahwa Gavin itu kebetulan hanya mahasiswa nya dan bukan dalam hubungan lain. Tapi lift di depan sudah penuh.
Dan harus menunggu koleter kedua. Mau tak mau ia seolah mengiyakan saja agar obrolan tetap terjaga dan berada di kerumunan yang lain.
Dan ia melihat Arland dengan Erwin ada di jarak belakang. Makin kesini makin dekat. Dan persis di belakang Fayza.
Belakang nya seperti ada setan. Aura nya menyeramkan.
Fayza segera menepi diikuti Pak Andre yang masih disebelah nya masih ingin mengobrol mengenai topic yang Fay bawa.
" Orang nya baik banged mba Fay juga saya denger sih dia udah duda. Hmm tapi kalau cowok sih Duda ga masalah ya kan mba. Saya dukung seratus persen.. " Cengir Pak Andre lalu berbisik " Duda itu lebih hot dari yang Lajang Fay.. Dijamiiin pengalaman gaya bercinta nya sudah level dewa"
Pak Andre lalu mendehem dan membetulkan dasi nya karena dia juga sudah pernah duda walau sekarang sudah berkeluarga lagi jadi Pak Andre tampak sangat menjunjung status Duda itu keren.
Tapi masalah nya Pak Andre bukan berbisik pelan. Suara nya jelas kedengaran di sisi kanan dan kiri membuat Fayza jadi salah tingkah dan menyesal menggunakan Pak Andre untuk temeng menghindari Arland.
Disisi sana Arland mendengar obrolan mereka dan tentu bisikan Pak Andre ia juga melihat wajah angkuh Pak Andre yang masih merasa bangga pernah menjadi Duda.
Rasanya mau ia plintir leher Pak Andre yang membumbui otak Fayza seperti itu. sayang nya ini masih didepan umum mata nya juga melirik kearah Fay yang tampak memerah wajah dan kuping nya.
" Saya denger sih. Istri nya meninggal karena kecelakaan! Udah 2 tahunan Mba Fay. Jadi buruan Mba Fay tempelin. Dia itu sumber uang dan tentu nya hasil anak kalian nanti most wanted.. Mba Fay bisa menjadi Ratu kerajaan cendana juga.. Waah. Bener tuh. Nanti kalau sudah jauh jangan lupa in saya ya Mba Fay.. "
Dengan angkuh nya Pak Andre menaikan alis nya. Tubuh tambun nya memang sangat menggemaskan kalau sedang bermimik lucu seperti itu.
Bahkan Vian sepupunya yang juga super narsis masih bisa diterima dengan paras nya yang memadai. Beda kalau yang narsis Pak Andre.
" Aah tidak seperti itu" Sahut Fay jadi merasa Pak Andre malah sangat melebih lebihkan. Tapi beruntung Pintu Lift terbuka.
Mereka yang disana membiarkan lebih dulu atasan mereka masuk. Tapi orang nya malah diam saja. Alhasil yang disana diam cengo saling pandang pandangan.
Fay yang sudah ga nyaman obrolan dengan Pak Andre mengambil inisiatif melangkah duluan. Diiringi yang lain yang juga tidak mau menunggu lift berikutnya.
Lift itu tertutup tapi Arland ternyata mengurung kan niat nya untuk masuk.
Disana Fay merasa sedikit lega. Ia semakin gugup Arland sudah mulai mencurigai tingkah nya.
Ponsel Fay berbunyi. Ada 2 pesan.
1 dari Vian
1 dari Gavin
Ia membuka pesan dari Vian.
Pria itu malah mengirimi wajah nya sendiri yang tampak konyol dengan 2 mata terbalik lalu gigi nya di keluarkan dan hidung nya di tarik keatas.
Ada ada saja kelakuan sepupu edan nya itu.
Ia lalu membuka pesan dari Gavin.
" Udah beres Fay. Mau ditraktir makan dimana??? "
Fay membalas pesan dari Gavin dulu.
" Tidak perlu. Terimakasih tawaran nya"
Dan pesan itu terkirim.
Kemudian pintu Lift terbuka. Semua nya keluar dari sana. Termasuk Fay yang langsung menuju ruangan nya.
Saat masuk ada buket bunga mawar disana. Tentu Fayza kaget. Siapa yang salah kirim.
" Diba...
Panggil nya masih di ambang pintu. Ia lalu menjulurkan kepala keluar. Gadis bernama Diba itu sedikit kaget.
" Iya mba..
" Itu bunga dari siapa?? "
" Bunga? " Wanita itu malah balik bertanya. " Oh.. Itu. Tidak tau Mba. Katanya untuk Fayza Haliza. " Sahut Diba.
" Oh. " Fayza lalu kembali masuk dan mengambil buket bunga mawar merah. Sesuai kesukaan nya mawar merah yang tampak segar itu ia hirup dalam dalam. Rasanya aroma nya langsung menetap dikepala nya. Sangat membuat pikirannya rileks.
Ia penasaran siapa yang mengirimi nya bunga. Seumur umur tidak ada yang memberi nya Bunga, meski dari Arland sekalipun.
Ada kertas terselip disana.
Kertas putih dengan ukiran dipinggir nya. Fay segera mengambil nya.
Ada tulisan disana.
" Jangan lupa buat Risgn"
Isi tulisan disana.
Meski tidak ada nama nya ia tau siapa yang mengirimi dan mungkin karena itu Vian mengirimi Foto konyol nya. Sepertinya bunga itu sudah datang lama dan ia mencoba minta respon dengan mengirimi foto tadi.
Pintu disana di dorong. Dengan kaget Fayza berbalik dan melihat Arland masuk. Ia segera menggumpal kertas itu. Takut nanti malah di baca pria itu. Maka akan membuat keadaan tambah kacau.
Mata Arland menangkap bunga yang Fayza pegang. Tiba-tiba ia bersin. Bahkan sampai beberapa kali.
Fayza sedikit kaget apakah Arland alergi dengan bunga??
Lalu bagaimana dengan bunga bunga nya di sana yang pernah ia rawat?? Seolah itu mengatakan ia salah selama ini. Ia benar benar tidak mengenali pria itu sepenuhnya. Atau apakah Arland memamg pemain yang jago menutupi kepribadian nya?
Fayza segera menjauhkan buket bunga itu. Dan meletakkan nya kedalam lemari.
" Sorry.. Ternyata kamu alergi Bunga! Aku akan menjauhkan nya sementara...
Disana Arland masih mengusap usap hidung nya yang mulai berair. " Apa itu mawar untuk mu?? " Tanya nya dengan suara sedikit serak.
Fayza duduk manis di kursi nya sambil menyalakan komputer.
" Iya! "
" dari siapa? " Tanya Arland dengan suara tinggi.
" Oh.. Teman" Jawab Fay sedikit berbohong.
" Apakah Duda itu? "
Fay melihat Arland sekilas. Arland mendengar obrolan nya barusan dengan Pak Andre.
Ia juga ingin mencari pion untuk memberikan alasan. Padahal dengam Gavin jelas tidak ada apa apa.
Fay mengangkat alis dan disana komputernya sudah hidup dengan sempurna.
" Jadi karena dia? Kamu sudah malas ke apartemen ku? " Cecar Arland lagi masih dalam emosi yang sama berbeda dengan Fay juga masih menjaga ketenangan sikap nya.
" Tidak! Mas Gavin tidak ada kaitan nya" Sahut Fay sengaja menambah kata Mas di depan nama Gavin biar terdengar akrab.
Arland terperangah ia berkecak pinggang disana.
" Fayza... Kamu ada hubungan apa dengan duda itu? Kamu suka dengan nya?? "
Lalu ia menghentak meja Fay dan mencondongkan tubuh nya. Sarat dengan kemarahan.
Fayza melihat Arland dengan santai. " Itu bukan urusan mu!! " Sahut nya membuat kepala Arland nyaris meledak.
" Apa! Bukan urusan ku! Jadi kamu main dengan pria lain?? "
Mendengar itu Fayza menaikan dagunya. Ia menatap tajam kearah Arland disana seolah matanya itu adalah busur panah yang siap membunuh Arland saat ini juga. Kalimat Arland seharusnya ia yang ucapkan. Tapi ia memang enggan membuka semua nya. Ia hanya ingin mundur perlahan dan ternyata respon Arland seperti itu
Fayza lalu tersenyum
" Arland seperti nya kamu salah paham..
" Salah paham gimana! Kamu selingkuh dengan Mas mas kamu itu?! "
Fayza kembali tersenyum. " Aku tidak selingkuh. Memang hubungan kita apa? Bukan pacaran kan! "
Gubrak..
Kalimat Fayza seolah hantaman keras buat Arland bukan hanya segi emosi nya yang sudah pecah kemana mana tapi harga dirinya sekarang yang di permainan kan wanita ini.
Jadi selama ini ia salah paham dengan hubungan nya berdua dengan Fayza??
Rasanya ia mau tertawa saja sekarang.
Seumur umur seorang Arland Anthony tidak pernah jatuh cinta duluan. Tidak pernah mengejar wanita karena ia adalah penakluk wanita. Mereka yang berlari kearahnya. Menyetubuhi mereka dengan cuma cuma dan mendapatkan semua nya yang ia mau.
Lalu ini? Wanita yang ia pikir sudah jatuh cinta padanya sejak lama. Memendam perasaan untuk nya dan ia yakin juga sangat mencintai nya malah bilang ia salah paham selama ini!!!!
Lalu apa semua arti perhatian Fayza selama ini. Bukan hanya sehari dua hari tapi 5 tahun lebih. Dan mereka juga sering skin ship layak nya pasangan yang memadu kasih.
Apakah selama ini ia yang sedang dipermainkan Fayza? Gadis kaku yang tidak modis dan kutu buku??
Ingin rasanya Arland mengucapkan panjang lebar lagi menjelaskan apa saja yang telah mereka lalui yang memang mengarah hubungan mereka itu lebih dari teman. Tapi harga diri nya sudah terinjak duluan. Pantang untuk ia kembali di injak oleh seorang Fayza.
" Ya.. Kamu benar. Aku salah. Kita memang tidak ada hubungan apa-apa"
Ucapnya dengan pupil bergetar.
Setelah itu Arland menarik badan nya dan ia keluar dengan kasar. Pintu itu ia banting dengan keras.
Fayza sendiri mematung. Air mata nya lolos lagi.
Ia senang juga sedih akhirnya hubungan nya sudah menemui titik terang.
Dan Arland sekarang bukan siapa siapa lagi baginya