Su Wan sangat marah. "Aku tidak butuh pacar. Aku butuh calon suami!"
Jiang Xuecheng mengangkat alisnya dan menyindir. "Jadi, apakah pria tadi adalah calon suamimu?"
Su Wan menyangkalnya, "Bukan."
Seorang pria yang sombong, tidak sopan dan tidak tepat waktu bukanlah calon suami idaman Su Wan.
"Kalau begitu, bagaimana denganku? Kalau kau ingin cepat-cepat menikah, kau bisa mengajakku."
Su Wan memandang Jiang Xuecheng dengan tak percaya. "Tuan Jiang, tolong jangan bercanda seperti ini lagi."
"Aku tidak bercanda," Jiang Xuecheng tiba-tiba menunjukkan ekspresi serius, "Kau bisa mempertimbangkannya dulu."
Jantung Su Wan berdebar kencang. Untuk sesaat, dia hampir menganggap bahwa Jiang Xuecheng sangat serius...
Tapi, bagaimana mungkin?!
Su Wan tidak akrab dengan Jiang Xuecheng, dan latar belakang Jiang Xuecheng sangat kuat. Grup Dichen saja sudah memiliki banyak aset. Bahkan asetnya melebihi aset keluarga Su...
Menurut Su Wan, ia tidak mungkin memiliki pesona yang bisa memikat orang kaya seperti Jiang Xuecheng.
Su Wan menggelengkan kepalanya. Dia hendak menolak tawaran Jiang Xuecheng, tapi dia melihat pria di sisi Jiang Xuecheng bertepuk tangan.
Pria berkacamata itu tersenyum dan menjabat tangan Su Wan. "Aku benar-benar tidak rugi datang ke sini. Apakah ini Nona Su, yang menyelamatkan Xuecheng kemarin?"
Su Wan mengangguk dan menyapanya dengan sopan. Walaupun begitu, sebenarnya dia tidak mau berjabat tangan dengan pria tersebut. Ia tidak suka kontak fisik dengan orang asing.
Jiang Xuecheng melirik pria itu dan memukul telapak tangannya. "Kuingatkan kau, jangan berniat buruk pada Su Wan." Jiang Xuecheng memberi peringatan.
"Oh, bagus sekali. Setelah bertemu dengan wanita cantik, kau melupakan hubungan persahabatan kita selama bertahun-tahun."
Setelah itu, pria tersebut berkata pada Su Wan, "Halo, izinkan saya memperkenalkan diri. Saya Tang Yifeng, sahabat Jiang Xuecheng."
Meskipun Tang Yifeng bukan playboy seperti Lu Qingyu, banyak wanita yang terobsesi padanya.
Selain itu, Tang Yifeng pernah mengatakan bahwa dirinya tidak akan menikah sebelum berumur tiga puluh lima tahun.
Hubungan mereka memang sangat baik, tapi Jiang Xuecheng tidak mau Tang Yifeng berniat buruk pada Su Wan.
Karena Su Wan tampak tidak mau bicara padanya, Tang Yifeng pun tidak berkata apa-apa lagi. Kemudian ia mendorong Jiang Xuecheng dengan lembut. "Jarang sekali aku melihatmu menyukai seseorang. Kalau begitu, aku tidak akan mengganggu kalian berdua. Semangat, semoga kau berhasil merebut hatinya!"
Setelah Tang Yifeng pergi, Su Wan merasa canggung.
Tapi tampaknya Jiang Xuecheng sama sekali tidak merasa bahwa Su Wan tidak nyaman. "Apakah kau sudah makan siang?" Jiang Xuecheng mengkhawatirkan Su Wan.
"Aku sudah selesai makan." Su Wan langsung menjawabnya.
Namun, perut Su Wan tiba-tiba berbunyi. Dia pun merasa malu dan melihat perutnya, 'Mengapa kau harus membongkar kebohonganku sekarang?'
"Kalau begitu, kita makan di sini saja. Steak daging saus tomat sini sangat enak."
Su Wan tertegun sejenak. Dia menyadari bahwa Jiang Xuecheng ingin mentraktirnya makan siang. Su Wan tertawa dengan canggung. "Bolehkah aku menolaknya?"
Jiang Xuecheng mengabaikannya dan mencari tempat duduk, lalu ia duduk dan melihat menu.
"Apa yang kau lakukan padaku malam itu? Aku belum meminta pertanggung jawabanmu."
Su Wan pun menarik kursinya dan duduk. "Kau sangat sibuk, dan aku tidak berani mengganggumu. Bagaimana kalau kau memaafkanku setelah makan siang ini?"
Jiang Xuecheng melirik Su Wan. Tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu yang menarik.
Ia tersenyum dan menjawab, "Tergantung suasana hatiku."
'Dasar, dia tidak menjawab pertanyaanku,' pikir Su Wan.
Saat ini, suasana hati Jiang Xuecheng sudah membaik. Dia memanggil pelayan. "Satu porsi foie gras, steak daging saus tomat, udang crispy, dan sepiring buah-buahan."
Ketika melihat pelayan itu hendak pergi, Su Wan menambah pesanan, "Satu tiramisu dan satu es krim sundae juga, ya."
Saat masih SMA, Su Wan sering datang ke restoran ini. Ia tahu betul bahwa makanan penutup di sini sangat lezat, terutama tiramisu.
Jiang Xuecheng tak menduga bahwa Su Wan masih mau memesan makanan lagi. Ia sedikit mengangkat alisnya. "Apakah kau tidak takut gemuk karena makan banyak makanan manis?"
Su Wan berkata dengan kasar, "Ini bukan urusanmu. Tenanglah, aku akan membayarnya sendiri."
Jiang Xuecheng tersenyum, tapi ia mengancam dengan suara yang lembut, "Kalau aku tidak puas dengan makan siang ini, aku mungkin akan meminta pertanggung jawabanmu malam ini. Ngomong-ngomong, di ponselku masih tersimpan foto-fotomu saat kau melakukan hal 'buruk' padaku"
"Jangan…" Tangan Su Wan bergetar, 'Apakah pria ini sungguh mengambil fotoku malam itu?!'
Meskipun pernah ditipu oleh Jiang Xuecheng sekali, Su Wan tidak berani memprovokasi Jiang Xuecheng.
Su Wan langsung memohon ampun, "Kau adalah orang baik, tolong jangan pedulikan sikapku tadi. Mari kita makan saja, ya?"
Pelayanan di Kafe Blue Mountain sangat cepat. Padahal masih belum lama, tapi hidangan yang telah mereka pesan sudah disajikan di meja.
Awalnya, Su Wan hanya ingin makan tiramisu, tapi ketika mencium aroma steak daging saus saus tomat, dia tidak bisa mengendalikan diri.
Dengan elegan, Jiang Xuecheng memotong daging steak menjadi potongan-potongan kecil dan perlahan-lahan memakannya.
'Kalau tahu bahwa hidangannya tampak selezat itu, pasti aku sudah memesan steak itu…' pikir Su Wan.
Tiba-tiba, Jiang Xuecheng mengambil piring Su Wan dan meletakkan beberapa potong daging steak.
Su Wan tampak agak kaget, namun entah bagaimana, ia teringat akan lelucon yang pernah dikatakan Lin Feier.
'Pria yang rela memotong steak untukmu adalah pria yang terbaik.'
Su Wan menekan emosi yang tidak dapat dijelaskan ini, lalu berkata dengan canggung, "Terima kasih."