Chereads / Bukan Salah Ta'aruf / Chapter 6 - Terpikat

Chapter 6 - Terpikat

Kinar sedang sibuk membilas cucian piring, tiba-tiba kran air di wastafel nya mati total dan ia terpaksa tidak bisa melanjutkan pekerjaannya.

Duh.. Kok pake mati sih, kerjaan gue kan masih nanggung. Gerutu Kinar kesal.

Ia langsung mengambil beberapa tisu untuk membasuh tangannya yang masih terkena busa sabun. Setelah itu Kinar memutuskan untuk meminta bantuan pada Hendra. Sesampainya Kinar di rumah Hendra, Kinar langsung mengetuk pintu dan tak lama kemudian Fatma membukakan pintu untuknya. Kinar agak tersentak kaget ketika melihat Fatma yang kondisinya saat itu sedang mengenakan mukena berwarna putih.

"Astaga". Ujar Kinar kaget.

"Mbak Kinar, ada apa?". Tanya Fatma bingung.

"Kamu ngagetin aku Fatma, aku kira tadi hantu". Gumam Kinar sambil nyengir.

Fatma tertawa. "Ya Allah, maafin aku ya mbak. Iya aku baru banget selesai shalat dzuhur sama Mas Hendra, pas aku denger ada yang ketuk pintu yaudah aku langsung buru-buru ke depan".

"Duh maaf ya, aku jadi ganggu".

"Gak apa-apa mbak, oh ya mari masuk mbak". Ajak Fatma.

"Gak usah Fatma, aku kesini mau minta tolong sama Mas Hendra. Kebetulan aku tadi lagi cuci piring, terus tiba-tiba kran air di wastafel aku mati. Kayanya macet deh, jadi aku mau minta tolong Mas Hendra untuk benerin kran airnya".

"Oh begitu, yaudah tunggu sebentar ya mbak. Aku panggilin Mas Hendra dulu".

Fatma langsung kembali masuk ke dalam untuk memanggilkan Hendra, tak lama kemudian Hendra datang menghampiri Kinar yang sedang menunggunya di teras depan.

"Kinar, kran airnya macet?". Tanya Hendra.

"Iya mas, aku minta tolong ya mas. Kalau bukan Mas Hendra sama siapa lagi saya minta tolong". Ujar Kinar.

"Iya kamu tenang aja, kalau kamu butuh bantuan saya dan Fatma, kamu tinggal datang aja kemari".

Kinar tersenyum. "Baik mas, terimakasih".

"Yaudah yuk kita langsung aja ke rumah  kamu". Ajak Hendra.

"Loh, kamu gak ikut Fatma?". Tanya Kinar.

"Nggak mbak, saya mau masak dulu untuk makan siangnya Mas Hendra".

"Tapi gak apa-apa nih, suaminya aku pinjem dulu". Celetuk Kinar tertawa.

Fatma tersenyum. "Gak apa-apa mbak, yang penting kran air Mbak Kinar bisa berfungsi kembali".

"Yaudah aku kerumah dulu ya". Sahut Kinar.

Sesampainya di rumah Kinar, Hendra langsung membuka kran tersebut dengan hati-hati. Kinar pun dengan setia menemani Hendra di sampingnya.

"Mas hati-hati ya, aku gak mau kalau sampai tangan kamu terluka". Ujar Kinar sambil memegang tangan Hendra dan hal tersebut membuat Hendra menjadi salah tingkah.

"Iya kamu tenang saja". Sahut Hendra tersenyum.

Setelah kran air berhasil di buka, tiba-tiba air menyembur dengan derasnya dari dalam pipa tersebut. Dan hal itu membuat Hendra dan Kinar kaget, Hendra langsung menutupi lubang pipa tersebut dengan kedua tangannya.

"Kinar, kamu punya sesuatu yang bisa nutupin lubang pipanya gak?". Ujar Hendra.

"Sebentar mas, aku cari dulu". Sahut Kinar panik.

Akhirnya Kinar mengambil sebuah spon pencuci piring, lalu memotongnya seukuran lubang pipa tersebut. Lalu ia mulai menyumbat lubang pipa tersebut dengan hati-hati.

"Akhirnya bisa ke tutup  juga". Ujar Hendra dengan nafas yang terengah-engah.

"Iya ya mas, tapi baju kamu jadi basah begini mas". Gumam Kinar sambil meletakkan telapak tangannya di dada Hendra.

Hendra pun menjadi salah tingkah ketika Kinar melakukan hal tersebut, aliran darahnya mengalir begitu cepat ke seluruh  tubuhnya dan hal itu juga membuat jantungnya berdetak semakin kencang. Mereka berdua saling menatap satu sama lain, tatapan mereka semakin dalam.

Tanpa sadar wajah mereka sudah semakin mendekat dan kini keduanya sudah saling mengecup satu sama lain. Kinar semakin buas mencumbu Hendra dan hal tersebut membuat Hendra semakin menikmati permainan Kinar.

Tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar, mereka berdua langsung menghentikan permainannya. Kinar dengan sigap langsung merapikan pakaiannya dan bergegas menuju ruang tamu.

"Fatma, aku kira siapa tadi". Ujar Kinar sedikit gugup.

"Mbak Kinar, gimana kran airnya? Mas Hendra bisa benerin nya?". Tanya Fatma.

"Baru aja di lepas krannya sama Mas Hendra, eh air dari dalem pipa langsung nyembur ke Mas Hendra. Jadinya baju Mas Hendra basah semua". Gumam Kinar tertawa.

"Ya Ampun, boleh aku masuk mbak?".

"Tentu saja, ayo silahkan masuk. Aku sampai lupa ngajak kamu masuk". Ajak Kinar.

Ganggu aja sih si benalu ini. Gerutu Kinar dalam hati.

"Mas Hendra, gimana kran airnya? Bisa di benerin? Kata Mbak Kinar, air dari dalem pipanya nyembur keluar ya mas?". Tanya Fatma.

"Eh, kamu sayang. Iya nih, tadi pas aku puter krannya aku gak sempet nutupin lubang pipanya. Karena krannya keburu jatuh, makanya jadi basah begini deh jadinya". Sahut Hendra.

Fatma tertawa. "Yaudah gak apa-apa ya mas, biar dapet pahala ya nolongin Mbak Kinar".

Hendra tersenyum. "Iya sayang".

"Yaudah kalau begitu, aku balik ke rumah dulu ya mas. Mau lanjutin masak, Mbak Kinar aku balik ke rumah dulu ya mbak". Ujar Fatma.

"Iya Fatma". Ujar Kinar yang langsung menemani Fatma keluar rumah.

Kinar merasa kegirangan setelah Fatma kembali ke rumahnya, ia langsung bergegas menghampiri Hendra, lalu memeluknya dari belakang.

"Kinar, apa-apaan sih. Nanti kalau Fatma balik lagi gimana?". Tegas Hendra.

"Kan kedengaran mas, udah sih tenang aja. Emangnya kamu gak mau di peluk sama aku?". Gerutu Kinar.

Hendra langsung membalikkan tubuhnya, dengan sigap ia kembali mengecup Kinar dengan lembut. Kinar pun sangat menikmati permainan Hendra.

"Kamu sangat lihai soal ini Kinar dan sepertinya aku mulai terpikat". Bisik Hendra di telinga Kinar.

Kinar pun kembali mengecup Hendra dengan buas, ia tidak bisa lagi menahan hasratnya untuk tidak melakukan itu dengan Hendra. Namun Hendra masih bisa mencegahnya, sehingga Kinar dapat mengendalikan dirinya.

"Kinar, kita tidak bisa melakukan itu sekarang". Ujar Hendra lirih.

"Terus kapan mas?". Sahut Kinar manja.

"Kita harus atur waktu dulu yang pas". Jawab Hendra sambil mengecup pipi Kinar. "Yaudah, aku lanjutin lagi ya benerin kran airnya. Aku gak bisa lama-lama disini, nanti Fatma bisa curiga". Timpal Hendra lagi.

Hendra kembali mengerjakan pekerjaannya, setelah semuanya selesai Hendra langsung kembali kerumah.

"Mas sudah selesai benerin kran airnya Mbak Kinar?". Tanya Fatma.

"Iya Alhamdulillah sudah sayang".

"Yaudah yuk makan siang dulu, tadi katanya udah laper banget kan". Ajak Fatma.

"Nanti aja deh sayang, aku tiba-tiba kenyang. Aku mau ganti baju dulu ya, takut masuk angin". Gumam Hendra yang langsung meninggalkan Fatma.

Loh tadi bilang laper, sekarang malah bilang udah kenyang. Gimana sih Mas Hendra. Gumam Fatma yang kembali menutup hidangan yang telah ia siapkan dengan tudung saji.