Chereads / Bukan Salah Ta'aruf / Chapter 12 - Kinar Accident

Chapter 12 - Kinar Accident

Fatma sedang asik menyirami tanaman di halaman depan rumahnya, tak lama kemudian terdengar suara tukang sayur langganan Fatma. Dengan cepat Fatma langsung mematikan kran air dan bergegas ke luar rumah untuk membeli beberapa stok sayur.

"Mang sayur". Panggil Fatma.

"Iya mbak, Mbak Fatma gimana kabarnya? Sudah sehat mbak?". Tanya si mamang.

"Alhamdulillah saya sudah mendingan mang". Sahut Fatma.

"Syukur atuh mbak, sebaiknya sekarang mbak harus waspada. Kalau ada orang yang gak dikenal jangan di bukain pintu ya mbak". Gumam si Mamang.

Fatma tersenyum. "Iya mang, makasih ya udah di ingetin".

Tak lama kemudian datang ibu-ibu lainnya yang juga akan berbelanja, suasana kini semakin gaduh karena Bu Rika yang tak lain juga tetangga Fatma, tiba-tiba hadir membawa kabar yang sangat mengerikan. Dan hal tersebut membuat ibu-ibu yang lainnya turut mengomentari cerita dari Bu Rika.

"Ibu-ibu udah pada tau belum? Kalo si Kinar meninggal? Udah gitu matinya serem banget deh". Seru Bu Rika.

"Apa? Kata siapa bu?". Ujar ibu-ibu lainnya penasaran.

"Tadi pagi pas suami saya pulang kerja, kan lewat kalimalang tuh. Nah di sana macet banget karena ada ramai-ramai di pinggiran kali. Lalu suami saya minggir dulu tuh karena penasaran pengen tau ada kejadian apa disana dan ternyata ada kecelakaan beruntun yang menyebabkan salah satu mobil korbannya tercebur ke dalam kali—terus korban yang kecebur itu si Kinar?". Bu Dewi langsung memotong ucapan Bu Rika.

"Ntar dulu dong bu jangan di potong dulu ucapan saya, terus pas suami saya lebih dekat lagi untuk melihat kejadian tersebut. Ihh serem banget bu, masa mayatnya si Kinar itu ke tusuk besi baja yang di bawa sama truk yang ada di depannya". Gumam Bu Rika.

"Innalilahi wa inna ilaihi rojiun, kasihan Mbak Kinar ya bu. Di doakan saja semoga amal ibadahnya di terima sama Allah". Ujar Fatma.

"Ihh.. Mbak Fatma, ngapain pake doain Kinar segala. Dia itukan jahat, emang udah sepantasnya dia matinya seperti itu". Gumam Bu Dewi.

"Ya Allah, bu. Gak boleh begitu, tidak sepantasnya kita menghakimi dosa orang lain. Apalagi orang tersebut sudah meninggal, jadi biar saja urusan dosa manusia itu udah ada Allah yang ngatur. Kita sebagai manusia yang masih diberikan kesempatan untuk hidup, kita pergunakan saja waktu kita untuk terus mendekatkan diri sama Allah". Ujar Fatma.

"Tau nih ibu-ibu, bukannya belanja malah pada gosip". Gerling si tukang sayur.

Setelah selesai berbelanja, Fatma segera bergegas masuk ke dalam rumah untuk memasak. Pikirannya kembali teringat tentang kematian Kinar, Fatma hanya tidak menyangka jika Kinar akan pergi secepat itu.

Kasihan sekali kamu Mbak Kinar, aku sudah memaafkan semua perbuatan buruk yang kamu lakukan sama aku mbak. Semoga kamu tenang disana mbak, demi Allah, aku tidak ada dendam sama sekali sama kamu. Gumam Fatma.

♡♡♡

Hendra baru saja tiba di rumahnya, kedatangannya langsung di sambut oleh sang istri. Namun kali ini Hendra melihat raut wajah Fatma seperti ada hal yang disembunyikan. Hendra ingin menanyakan tentang hal tersebut, tapi ia mengurungkan niatnya.

Sementara itu Fatma segera menyuruh Hendra untuk segera mandi sebelum adzan isya berkumandang. Dan setelah itu Fatma segera menata seluruh masakannya di meja makan. Fatma masih terus memikirkan tentang kematian Kinar, menurutnya berita ini sangatlah tiba-tiba.

"Semoga Allah mengampuni" gumam Fatma.

"Mengampuni siapa sayang?". Ujar Hendra.

Dan hal tersebut membuat Fatma tersentak kaget ketika melihat suaminya telah duduk manis di hadapannya.

"Mas, kamu bikin aku kaget aja". Gerutu Fatma.

Hendra tersenyum. "Maaf ya sayang, lagian kamu ini kenapa? Aku perhatiin dari pas aku sampe rumah, kamu itu seperti memendam sesuatu. Ada apa sayang? Apa kamu ada masalah?". Tanya Hendra.

Fatma menghela nafas panjang. "Mas, Mbak Kinar meninggal". Sahut Fatma lirih.

"Apa?! Kinar meninggal? Kamu kata siapa?". Tanya Hendra penasaran.

Fatma menghela nafas panjang dan mulai menceritakan semuanya pada Hendra. Sementara Hendra begitu tercengang mendengar penjelasan Fatma.

"Yasudah, mungkin semua ini sudah takdir hidupnya Kinar. Yang terpenting udah gak ada lagi yang bisa jahatin kamu dan sekarang kita berdoa saja semoga amal ibadah Kinar di terima Allah SWT". Ujar Hendra.

"Aamiin ya Allah". Sahut Fatma lirih.

"Mending sekarang kita makan dulu, aku udah laper banget nih". Gumam Hendra.

"Oh iya, aku sampe lupa nyiapin makanan di piring kamu. Maaf ya sayang". Ujar Fatma dan langsung meminta piring milik Hendra.

Sementara Hendra segera memberikan piring miliknya kepada Fatma. Dalam hatinya Hendra sangatlah lega jika Kinar sudah tidak ada lagi di kehidupan rumah tangganya, jadi ia tidak perlu khawatir jika Fatma sedang berada sendirian di rumah.

Hendra langsung meraih cangkir kopinya lalu menyesap kopinya secara perlahan, dalam benaknya Hendra sangat senang mendengar berita kepergian Kinar. Fatma yang menyadari jika suaminya sedang melamun langsung menyadarkan nya.

"Mas, kamu melamun?" tanya Fatma.

"Hah! sayang, kamu bikin aku kaget saja" gumam Hendra.

Fatma tersenyum. "Maaf ya mas, gak bermaksud untuk ngagetin kamu. Tapi gak baik kalau mau makan pake acara melamun dulu, kamu mau pake lauk apa?"

Hendra menghela nafas. "Maaf ya sayang, emm.. aku mau pake semua lauk yang kamu masak. Karena kamu masaknya sudah pakai waktu, tenaga dan juga cinta, maka dari itu aku mau makan semua yang kamu masak" seru Hendra.

Fatma terkekeh. "Apaan sih mas, yaudah ini aku ambilin sedikit-sedikit dulu ya. Nanti kalau kurang bisa tambah lagi" ujar Fatma yang langsung meletakkan piring makan Hendra tepat di hadapannya.

"Terima kasih sayang, aku akan menghabiskan semuanya" Hendra langsung menyantap makanannya.

Fatma sangat senang melihat suaminya yang menyantap masakannya dengan lahap, Fatma sangat bersyukur karena kini Hendra sudah kembali menjadi miliknya seutuhnya.

"Terima kasih ya Allah, karena engkau telah mengembalikan Mas Hendra padaku. Jagalah rumah tangga kami untuk mencapai keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah" seru Fatma dalam hati.

Fatma langsung menyantap makanannya, mereka berdua hanyut dalam suasana makan malam yang romantis. Hendra terus menerus memuji masakan Fatma, dan hal itu membuat Fatma sedikit tersipu. Sementara Hendra sangat senang ketika melihat istrinya yang sedang tersipu, dan hal itu membuat Hendra semakin bersemangat untuk mengerling istrinya.

"Sayang, aku punya rencana untuk mengunjungi ibu sama ayah. Gimana? kamu masih kangen Malang gak? apa udah betah di Jakarta?" tanya Hendra.

Fatma meletakkan sendoknya. "Serius mas? ah, ya kangen Malang lah. Walaupun aku sudah tinggal di kota besar tapi aku gak akan melupakan kota kelahiran ku"

"Aku kira udah betah di sini, yaudah doakan aku ya semoga aku bisa mendapatkan cuti untuk minggu depan"

"Aamiin, semoga niat baik kamu di ijabah oleh Allah ya mas"

"Aamiin" mereka berdua kembali melanjutkan makannya, Fatma bahagia karena kini suaminya telah kembali pulang ke dalam pelukannya. Fatma berharap setelah ini tidak ada lagi wanita lain yang berusaha untuk merebut suaminya.