Chereads / Andrea : mencoba untuk kuat / Chapter 2 - gadis manis yang jenius

Chapter 2 - gadis manis yang jenius

setelah seharian bekerja, andrea segera mengemasi barang barangnya dan mulai menyapa anak kecil yang Mr. ka titipkan pada andrea.

"hai gadis manis, siapa namamu?" tanya andrea. keponakan Mr. ka itupun langsung mendongakkan kepalanya dan menatap amdrea dalam.

"ira." jawab singkat gadis itu. andrea pun tersenyum mendengarnya.

"hai ira. namaku andrea. panggil aku tante rea, ya" ucap andrea bersahabat. namun sayangnya gadis itu tak menggubrisnya. ia hanya terus terusan membaca buku cerita bergambar yang dibawanya itu.

"ehm. ira, ngomong ngomong kamu lapar tidak? ayo makan bareng." ajak andrea. lagi lagi respon gadis itu hanya diam tak berkutik. berbeda pada waktu siang hari tadi. dia tampak banyak bicara. tapi sekarang, dia bahkan tak bicara sepatah katapun. namun dia hanya mengemasi barangnya dan berjalan menuju pintu keluar.

"ira mau kemana?"tanya andrea.

"bukankah tante rea mengajak ira makan?" jawab ira dengan ketus.

andrea pun hanya tertawa mendengar respon ira. ia tak menyangka bahwa respon ira begitu menggemaskan. tiba tiba andrea pun terfikirkan sesuatu tentang gadis ini. ia tidak diberi sarapan gara gara tingkah gadis ini. sungguh diluar dugaan. mungkin andrea akan menanyakan hal ini kepadanya nanti.

setelah sampai di rumah makan, andrea melihat gadis kecil didepannya hanya memicingkan mata. seperti rasa heran yang muncul di otak gadis kecil itu.

"ada apa ira?" tanya andrea.

"oh tidak apa apa. hanya saja aku heran masih ada tempat makan yang seperti ini. biasanya paman membawaku ke tempat makan yang ada didepan rumah makan ini." jawab ira. andrea pun tersenyum mendengarnya.

"maaf gadis kecil. tante rea tak sekaya pamanmu. bagaimanapun aku juga harus berjuang untuk hidup dan makan sehari hari. mengingat masalaluku yang begitu menyedihkan." jawab andrea.

"paman biasanya membawaku kesana hanya untuk dikenalkan oleh kolega bisnisnya. selepas itu waktu aku ada dirumah, bibi istrinya paman menyuruhku untuk melakukan pekerjaan berat. apabila aku tak mau, dia akan menghukumku. ini terjadi ketika ibuku dan ayahku kecelakaan. semua aset yang dimiliki ayah dan ibu, dikuasai bibi. dan paman hanya menjalankan perusahaan yang ayah dirikan. aku tau aku hanya dijadikan boneka oleh dua orang itu."

mendengarkan jawaban ira yang seperti orang dewasa, andrea hanya membuka mulutnya. bagaimana bisa anak kecil ini berbicara seperti itu. apa dia sedang demam saat ini.

"ira. umurmu berapa?" tanya andrea.

"sembilan tahun"

"apa kau tau kau punya IQ berapa?"

"tidak tau. tapi orang orang selalu bilang kalau aku jenius." jawab ira acuh tak acuh.

"baiklah. aku punya cerita untukmu. aku rasa untuk anak seusia mu cukup untuk mengerti dan paham akan yang aku maksud nanti mengingat IQ mu yang tinggi itu." ucap andrea.

"terserah padamu." jawab ira. lagi lagi ira acuh tak acuh kepadanya. dan melanjutkan makannya.

sedangkan andrea hanya termangu melihat nasib gadis kecil itu. dia sudah mengerti banyak walaupun tak di beritahu siapapun. dia mengerti situasi. dia memang perlu dibimbing untuk menjadi lebih baik lagi. andrea tak mau jikalau gadis kecil ini akan berbuat yang lebih dari padanya.

pantas saja Mr. ka menitipkan anak ini kepadanya. ternyata anak ini cukup bermasalah. ya, mungkin ia bisa untuk menikmati senja sambil bercerita kepada gadis itu nanti.

"ira. apa kau tak berniat untuk bercerita kehidupanmu? nanti sebaliknya aku juga bercerita tentang kehidupanku." rayu andrea.

"tidak." jawab ira.

"aku tau kaujenius ira. mungkin kau tak percaya dengan ucapanku. namun aku akan berjanji. setelah kau bercerita. aku akan menceritakan kisahku." jawab andrea. akhirnya ira sang gadis kecil itupun mau untuk bercerita kepadanya.

"dulu, ayahku mempunyai usaha dalam bidang makanan. usaha yang ayah jalankan sukses besar. hingga akhirnya ada kolega ayah yang dendam kepadanya. dan kini aku hidup dengan paman dan bibi. pamanku memanfaatkan aku. begitupun dengan bibiku.dia juga memanfaatkan aku. seringkali bibiku bicara bahwa aku harus mandiri. tak bergantung kepada orang lain dan sering menghukumku tanpa tahu dimana letak kesalahanku.

bibiku orang yang egois.ia ingin menang sendiri. dia bilang aku tak boleh bersikap manja. bibiku itu orang yang menyebalkan. dia selalu berbelanja habis habisan dan tak bjsa memghemat sama sekali"

andrea pun yang mendengar itu hanya begitu terkejut sambil berkata,

"kau mengetahuinya dari mana?"

"aku menguping pembicaraan mereka waktu itu. dan segala kebiasaan bibi yang selalu kuawasi semenjak awal dia datang kerumahku." jawab ira.

"oke, kalau begitu aku akan bercerita kepadamu. cerita ini agak mirip denganmu. maukah kau mendengarkannya dan mengambil apa yang menjadi hikmah didalam ceritaku ini?" tanya andrea.

"mau."

***

setelah selesai makan, andrea langsung membawa ira ke rumahnya. ia mengajak ira untuk menikmati senja yang ada di depannya.