Chapter 6 - rindu

hari ini sekolah mengadakan rapat untuk seluruh orang tua siswa dan siswi. aku pun terdiam melihat semua siswa yang mulai menggandeng tangan ibunya. sedangkan aku hanya menggandeng tangan bibiku.

sejujurnya, aku iri kepada mereka. mereka bisa mwnggandeng tangan ibu dan aku tidak.

ibuku sudah lama tak mengunjungiku. ia mengunjungiku hanya setahun sekali. dan itu pun tak menentu.

aku ingin seperti mereka yang menggandeng tangan ibunya dan mulai menunjukkan kelasnya. aku juga ingin menunjukkan kelasku pada ibuku. aku juga ingin menunjukkan kemampuanku kepada ibuku. aku juga mau menunjukkan prestasiku didepan ibuku.

tapi aku terhalang jarak.

bolehkah aku menangis disini? aku hampir seperti orang yang tak punya hati. aku hanya diam dan mulai mencoba tak merasakan apa apa. sampai akhirnya temanku menghampiriku.

" hai an!! kali ini siapa yang datang ke sekolah?" tanya rika.

"bibiku." jawabku singkat. dan sepertinya rika tak puas dengan jawabanku sehingga ia bertanya lagi.

"memang ibumu kemana?" tanya rika dengan penasaran.

"kerja"

"kerja dimana?" tanya rika

"kota X"

"ya tuhan. kota itu sangat jauh andrea. apa kau tak merindukannya?" tanya rika sekali lagi yang membuatku ingin menangis.

"sama sekali tidak" jawabku.

ini sungguh berbohong dari pada kenyataannya. padahal aku begitu rindu kepadanya. tak seperti yang rika percaya. mana mungkin ada anak yang tak rindu orang tuanya jika ia telah lama tak bertemu?

bukankah itu pertanyaan yang konyol?

kemudian rikapun bertanya lagi, "apa perkerjaannya sehingga ibumu bekerja sejauh itu?"

"pengacara"jawabku singkat dan tak bertele tele.

"haahh? dengan penampilanmu yang seperti ini kau ternyata..." ucap rika.

"tak usahlah kau bahas." ucapku asal.

aku memang bosan dengan topik pembicaraan yang seperti ini. seperti tak ada topik pembicaraan lain saja.

"ehm, okay. maaf kan aku." ucap rika dengan rasa canggung yang ada diantara aku dan dia.

"hm." ucapku. aku hanya diam dan mulai mengeluarkan beberapa peralatan untukrlakukan hobbyku.

saat aku tenggelam dalam hobby ku, aku hanya diam dan tak berkutik . berpura pura tak menyadari bahwasannya rapat telah selesai dari semenit yang lalu.

tiba tiba ada yang memegang pundakku.

"an, ayo pulang. rapat sudah selesai" ucap bibiku.

"iya."

"an, tadi pada waktu rapat diumumkan bahwa kau akan libur sekolah tanggal 24 desember ini. kau akan berniat mengunjungi rumahmu kah?" tawar bu lis.

aku senang mendengarnya. dan aku tak menyangka kalau bu lis mengizinkannya.

"ehm. mungkin akan aku bicarakan dengan ibu terlebih dahulu agar lebih jelas." jawabku. tentu saja aku percaya bahwasannya ibuku akan menemaniku pulang.

aku begitu senang sekali. hingga akhirnya waktu sampai di rumah aku mengambil telfon bu lis untuk menelfon dengan ibuku.

" bu, tanggal 24 desember aku libur sekolah selama 2 minggu, bolehkah aku kesana?" ucapku sambil menempelkan telfon pada telingaku.

" boleh. tanggal 23 desember akan ibu jemput ya. kita jalan jalan nanti. oh iya, tanyakan adikmu. apa ia juga libur?" balas ibuku ditelfon.

"hem, dia belum libur, bu. katanya liburnya tanggal 27 desember." ucapku setelah aku bicara pada adikku.

"baiklah kalau begitu.sampai jumpa di tanggal 24 desember nanti" ucap ibuku. setelah itu telfonnya ditutup.

aku bergembira sekali. aku pun bersemangat untuk mengemasi barang barangku yang akan ku gunakan selama disana nanti. tapi semua itu ku urungkan. karena tanggal 24 itu masih dua bulan lagi.

akhirnya, aku pun memutuskan untuk pergi ke kebun untuk membantu bu lis dan bapak.