Chereads / Andrea : mencoba untuk kuat / Chapter 3 - awal mula

Chapter 3 - awal mula

setelah selesai makan, andrea langsung membawa ira ke rumahnya. ia mengajak ira untuk menikmati senja yang ada di depannya. andrea menatap langit langit yang perlahan menggelap. ia menatap jauh dan melihat sosok dirinya yang sebenarnya.

"semua itu terjadi waktu aku berumur tiga tahun. aku dulu adalah sosok gadis kecil yang nakal dan polos. setiap hari aku bermain dengan tetanggaku. orang tuaku sibuk dan ia menitipkan ku kepada tetanggaku. semua itu berjalan dengan baik sampai akhirnya, aku tak sengaja didorong oleh tetanggaku.

orang tuaku tak menyadari kalau tanganku patah. aku yang kecil waktu itu tak menyadari apa apa. yang kusadari hanyalah, tanganku sakit. dan kebetulan waktu itu ada kakak dari ibuku serta paman yang datang mengunjungiku. kakak dari ibuku pun tau kalau ada masalah dalam tanganku. ia akhirnya membawaku ke sebuah pengobatan alternatif sangkal putung. akhirnya setelah tiga sampai empat tahun tanganku pulih. aku bersekolah Tk ditempat kakak dari ibuku. aku memanggilnya ibu lis.

setelah aku dibawa dari rumah ke pengobatan itu, aku didaftarkan ke sekolah Tk. sejalan dengan waktu, tanganku sembuh meski harus memakan waktu yang lama.

sedih rasanya. selama Tk, aku mendapatkan banyak teman. begitupun waktu aku SD. teman temanku baik. dia tak pernah mencelaku sebelumnya. sampai akhirnya aku SMP.

aku telah menjadi remaja yang pendiam, acuh dan pelit senyum. aku bersekolah di SMP NEGERI XX. itu adalah sebuah penghargaan untukku. aku bisa bersekolah negeri. aku mendapat teman teman di SMP itu. meski tak banyak. aku mengikuti ekstrakurikuler karate disana bersama temanku SMP yang bernama andini. dia teman sebangkuku.

"hai, namaku andini. sampeyan[1] namanya siapa?" tanya seseorang yang ada dibangkuku.

"oh, hai. namaku andrea." balasku.

"kamu mau duduk sama siapa? kalo ga ada temen, sama aku aja." ajaknya.

"ya udah, aku duduk sama kamu aja." jawabku singkat. tiba tiba ada seorang laki laki berkulit sawo matang dan dia menyapaku sambil mengenalkan namanya.

"hai !!! namaku kurniawan. panggil aja wawan. eh, namamu siapa?" tanya lelaki itu.

aku hanya menjawab tanpa rasa tertarik dengannya. berbeda dengan temanku andini, yang memang dia sangat antusias dengan kehadiran wawan ini. sekilas kulihat ekspresinya sungguh tak senang padaku. ia terlihat sungguh risih ketika aku ada didekatnya. tak lama kemudian, dia menjauh. dan datang lagi seorang perempuan yang berbehel dan berbadan pendek datang berteriak didepan kelas.

"perhatian semuanya!!! kenalin nama aku finishia putri melati. panggil aja aku finishia atau ngga, putri." ucapnya.

aku pun menghembuskan nafas kasar. perempuan manja itu terus mengoceh dan memperkenalkan dirinya. begitupun dengan teman sekelasku. terkecuali aku. aku tak memperkenalkan diriku. dan membiarkan mereka memperkenalkan dirinya dihadapanku.

semuanya berjalan dengan baik selama satu minggu ini. dan setelah minggu kedua, lelaki yang bernama wawan itu mengkritik ku.

"eh, andrea. mengapa aku tak pernah melihatmu tersenyum? kau sakit gigi kah?" tanyanya.

"masalah?" tanyaku balik.

"tidak." jawabnya sambil matanya terpaku melihatku.

"ya sudah" jawabku singkat. dan pergi begitu saja. sesungguhnya aku tak menyukai pertanyaannya itu. dia membuatku muak dengan seluruh pertanyaannya selama seminggu ini. padahal ini adalah minggu kedua aku bersekolah.

setelah aku pergi, aku mendengar desas desus yang diciptakan oleh lelaki itu.

"eh, apa kau tau? si andrea itu tak pernah tersenyum. diajuga jutek terhadapku. padahal aku tadi sudah menanyainya dengan baik baik.tapi dia tak mau menjawab pertanyaanku. benar benar wanita yang aneh." ujar wawan.

"apa iya? pernah kulihat waktu itu dia tersenyum kok." elak temanku satunya yang setahuku namanya ilut.

"iya aku tau. tapi dia tersenyum itu seolah olah dia tak rela kalau dia tersenyum." kata wawan.

lalu ada finishia yang datang dalam kerumunan itu. dan mulai bertanya

"apa apa?" tanya finishia.

"itu si andrea. dia tak pernah tersenyum dengan ikhlas." ujar ilut.

"bukankah dia memang seperti itu?" ucap finishia.

"ya aku tau kalau dia seperti itu. tapi alangkah baiknya dia bisa bersikap humble dengan kita bukan?" ucap wawan meyakinkan finishia.

mendengarkan perkataan wawan, finishia mulai terdiam dan mendekat padaku. dia berkata padaku dengan lantangnya.

"andrea. senyum!" ucap finishia.

mendengar itu, aku pun hanya tersenyum malas dan tadaaaa....

finishia mulai kesal padaku. dan aku tak memedulikannya.

"andreaaaa!! bagaimana bisa kamu mendapat teman sementara kamu malas gabung dengan kita. kamu selalu saja asyik dengan duniamu sendiri dan mengacuhkan kita. jadi jangan salahkan kita kalau memang tak mau berteman denganmu." ucap finishia dengan luapan kemarahannya. sementara aku hanya menguap mendengar ucapannya. aku sungguh mengantuk. dan kudengar melalui telingaku, tak sedikit orang yang memang membenarkan ucapannya

aku tidak tertidur, namun aku hanya memejamkan mata. diam diam aku tak setuju dengannya. bukankah seorang teman itu harus siap untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan saja?

teman temanku begitu angkuh. tak mau menemui ada kekurangan dalam anggota kelasnya. dan akupun yang menjadi sasarannya. aku menjadi bahan ejekan dan tak sedikit orang yang tak mau berteman denganku. aku membenci mereka kecuali andini. dia terlihat begitu baik padaku. yaa, semoga saja itu berlaku untuk seterusnya.

namun takdir berkehendak lain. seorang teman yang kukira begitu baik, ternyata dia sangat busuk. dia berkata bahwasannya dia menyukai kakak kelas yang bernama ifnu adi muhammad. dia adalah ketua osis di SMP NEGERI XX. dia terkenal dengan ketampanannya. hingga temanku yang bernama andiri begitu tergila gila padanya. setiap kali dia berpapasan dengan ifnu itu, dia selalu berkata padaku dan meremas tanganku karena dia begitu gugup bertemu dengannya.

"an, itu kak ifnu, an. ya ampun, an. di tampan sekali. dia seperti pangeran yang diturunkan dari syurga. dia tak memiliki cela. lihatlah dia, dia lelaki sholeh ,an."ucap andini. aku pun hanya menghela nafas kesal mendengarnya. dia berkata seperti itu dihadapanku seolah aku akan benar benar tertarik dengannya.

padahal aku sama sekali tak tertarik dengannya. memang apa lebihnya dia? dia lelaki yang biasa. tak punya keistimewaan sama sekali. dan dia tak menarik menurutku.

hingga pada hari senin setelah jam upacara bendera. aku dan dengannya duduk ditempat biasa. dia meminjam buku ku dan mulai menulis beberapa kata kemudia ia menyerahkannya padaku.

kata katanya hanyalah berisi tentang bagaimana dia memuji ifnu dibukuku. hal itu sama sekali tak penting. hingga pada akhirnya, salah satu teman permepuanku datang. dia berperawakan kecil dengan kulit putih dan tingkah yang menyebalkan.

dia tib tiba merampas buku ku dan membaca setiap bait kata yang andini tuliskan dengan keras didepan kelas. lalu, dia mulai bertanya padaku,

"andrea, kau suka ifnu?" tanyanya.

"tidak" jawabku. namun dia tak percaya dan mulai menginvestigasiku.

"ah masa iya?" tanyanya.

"memang engga. itu adalah tulisan dari andini. lihatlah tulisannya berbeda terlihat berbeda kan?" ucapku membela diri.

"aku ga percaya. bisa saja ini adalah tulisan untuk mengelabuhiku. andini, apa kau yang menulis ini?" tanya wiwit.

"tidak. a andrea yang menulisnya kok" jawab andini. tiba tiba serasa ada petir yang menyambarku. dia tak mengakuinya dan kini aku yang menjadi bahan ejekan teman temanku.