Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Lost Creature From History

Takoyarou
--
chs / week
--
NOT RATINGS
19.3k
Views
Synopsis
Austin Aguilar seorang dosen di sebuah kampus ternama di Kota Grean. Pada tahun 2300, saat dunia mulai maju menggunakan teknologi hebat seperti AI dan robot, satu kejadian rumit telah terjadi. Penampakan makhluk yang tidak pernah terlihat oleh penduduk di kota menjadi tanda tanya. Jutaan penduduk menjadi korban makhluk itu. Austin dan temannya membongkar kewujudan makhluk itu dan menemukan jalan untuk membunuh makhluk yang berasal dari masa lalu.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Kota Grean berkembang pesat dari segi ekonomi, politik dan sosialnya. Penduduk di kota itu mencecah 10 juta penduduk yang terdiri dari pelbagai warna kulit, ketinggian, fizikal dan lainnya. 10 juta penduduk ini masih dikira sebagai populasi yang sederhana berbanding kota besar seperti Jetomi yang mengandungi kira-kira 300 milion penduduk. Peningkatan kondisi ekonomi, politik dan sosial menjadikan dunia sebuah planet yang maju dengan kecanggihan teknologi. Produk di rumah hampir kesemuanya berasal dari mesin dan robot. Tumbuhan yang hidup menjadi sebuah hidupan yang eksotik pada masa kini. Dahulunya burung-burung berkicauan di atas langit, sekarang yang terlihat di langit adalah mobil terbang dikendara mesin secara automatis. Mobil ini dikenali juga sebagai 'mobot' singkatan mobil robot. Suasana di kota pada waktu pagi disinari cahaya matahari yang masih menemani warga dunia dari zaman dahulu hingga sekarang.

Austin bangun pada pukul 7 pagi setiap hari dan melakukan kerja sehariannya. Dia keluar dari kamar mandi selepas membasuh muka. Dia menyikat gigi sambil berjalan ke ruangan hadapan. Rumah apartmennya terlihat minimalis dengan cat warna putih dan barangan yang sedikit. Ruang hadapan mempamerkan balkoni memperlihat suasana sibuk waktu pagi di kota. Di setiap satu saat terlihat mobot berterbangan di udara.

"Tin, sarapan yuk." Nicolas teman serumahnya menegur di ruangan dapur. Lelaki itu memakai baju korporat minimalis, sut kantor yang diperbuat dari kulit sintetis.

"Okay," Austin berbicara kurang jelas kerana masih menyikat gigi. Dia masuk ke dalam kamar mandi untuk berkumur.

Nicolas menyiapkan meja dan makanan dibantu robot chef yang terletak di atas meja makan. Dia klik pada layar robot chef dan memilih sarapan, berikutnya dia klik lagi menu pada layar roti dan minuman air perisa. Roti chef terus memproses dengan cepat dan menghidangkan terus di atas meja makan.

'Dua orang saintis terkenal ditahan apabila coba memperkenalkan…..' berita di televisi besar tentang dua orang saintis yang ditahan pihak berkuasa.

"Nic, adik gue udah keluar ya?" Austin barusan keluar dari kamar mandi dan masih memakai baju tidurnya yang berwarna lusuh biru.

"Ana keluar barusan tadi sebelum lo bangun." Nic mencicip roti di atas pinggan sambil menonton berita.

"Waduh, kok gue ditinggalin. Katanya mau ke kuliah bareng gue. Dasar anak pelupa." Austin duduk berhadapan Nicolas tetapi dia tidak terus makan. Dia mengeluarkan tablet dan melakukan sesuatu. Anak zaman sekarang kalau sebelum makan pasti tangannya sibuk dengan alat gajet, lupa kalau tujuannya di meja makan untuk makan. Nicolas masih lagi menumpukan perhatiannya pada berita di televisi.

Setelah nada telekomunikasi bersambung, wajah Ana muncul di layar tablet Austin.

"Hello kak?" Ana menjawab. Gadis itu berambut panjang, rapi memakai pakaian kasual yang diperbuat dari kain sintetis. Dia terlihat lagi di dalam mobot.

"Ana, kan semalam udah janjian mau bareng kakak ke kuliah. Kamu lupa?" Austin membuat muka kurang senang.

"Ya.. aku lupa kak. Maaf ya. Aku ditelepon sama Mr Ken, dia menyuruh aku datang bareng partner proyekku pagi ini kampus. Aku lupa bilang sama kakak. Maaf ya kak."

"Anak ini…"

"Eh kak, udah sampai kampus. Jumpa di kampus aja ya. Bye kak. Love you!" Ana mematikan talian. Austin baru sahaja mahu memarahi Ana tetapi tidak berhasil. Lagi-lagi kalau adiknya bilang dia sayang sama Austin.

"Kuliah lo jam berapa Tin?" Tanya Nicolas. Dia melihat jam.

"10 pagi. Gue harus ketemu siswa first meeting semester ini." Jawab Austin menaruh tabletnya ke tepi dan memulai sarapannya.

"Ini kuliah pertama semester baru lo, jadi semua mahasiswa lo baru masuk ya kan? Jadi gue mau nasihatin lo, kalo bisa lo memakai sut keren-keren. Entar bisa dapat cewek siswa muda dan baru. Gue kasihan sama lo, cewek lo ninggalin lo kerana lo sering aja memakai kemeja dan t-shirt. Tin, ini bukan tahun 2020 lagi. Ini sudah tahun 2300, kemeja sama t-shirt udah ketinggalan zaman. Lo itu gue lihat udah maju, tapi bajunya masih mundur." Nicolas bahas.

"Gue selesa gini aja Nic. Lagian gue punya hak mau memakai baju kayak gimana." Austin masih tetap pendiriannya. Jika dibanding dengan warga kota yang lain, anak muda sudah berubah memakai baju buatan moden dan gaya mereka lebih terarah kepada modenisasi. Manakala warga kota yang sudah tua segelintir mereka masih memakai baju kayak zaman 2020-an

"Terserah lo sih. Yang penting lo makai baju." Nicolas menghabisin minumannya. Tidak lama kemudian, tabletnya bernada.

"Gue cabut dulu ya." Nicolas mengambil kot putih lalu menyarungnya di badan.

"Selamat bekerja ya pak doktor!" Laung Austin apabila Nicolas sudah di pintu.

"Selamat berkerja juga pak ketinggalan jaman!" Jerit Nicolas lalu menutup pintu rumah. Austin tersenyum tawar mendengarnya.

Walaupun ramai penduduk dunia udah menukar banyak hal seperti menggunakan bahan-bahan yang diperbuat dari sintetis yang mengganti bahan asal, namun masih ada penduduk yang masih belum bisa menerima semua perubahan secara total seperti Austin. Austin selesa memakai baju diperbuat dari benang asli. Dia juga lebih suka berjalan ke kuliah dan tidak menggunakan mobot seperti penduduk lain. Dia lebih suka berjumpa dengan siswa daripada menggunakan panggilan video. Austin sesuai sekali dengan keterampilannya mengajar siswa tentang sejarah dunia yang sudah dimakan usia. Kuliah Austin berjudul 'Sejarah Manusia Tahun 2020 kebawah'

***

Selesai mengacara kuliah pertamanya, Austin mengucap salam dan mengemas buku-buku untuk dimasuk ke dalam tas. Siswa-siswa menyimpan tablet mereka ke dalam tas dan keluar dari kelas. Seorang siswa perempuan berambut panjang berwarna cokelat muda mendekati Austin yang masih mengemas bukunya.

"Prof Austin Aguilar, saya Kathy. Kathy Griffin." Siswa itu menghulur tangan untuk berjabat salam. Austin menyambut salamnya.

"Austin aja. Enggak perlu ditambah Prof. Kan saya udah bilang di kuliah tadi. Ada perlu apa Kathy? Selain kita berkenalan, bisa kamu beritahu saya apa yang kamu belajar dari kuliah pertama kita sebentar tadi?" Austin menanyakan soalan. Beda umurnya dan siswanya dalam anggaran 5 tahun. Dia tidak suka dipanggil Prof atau Bapak. Dia lebih suka dipanggil 'Mas' kerana dirinya bakal terlihat muda. Dia suka berdebat dengan siswanya di dalam kuliah dan juga luar kuliah. Namun sering kali siswa mencari hal untuk tidak mendebat kerana mereka lebih selesa bermain game video di tablet atau menawan siswa lain untuk berpacaran.

"Sejarah lampau mengajar kita supaya berubah untuk menghadapi zaman seterusnya. Tetapi bapak masih membawa sejarah bersama bapak. Mungkinkah ini kerana bapak mengajar tentang sejarah?" Kathy menyoal dan soalannya mendadak menusuk hati Austin.

'Anak ini menghina aku atau memuji aku sih? Kayak Nic aja, bikin aku sakit hati.' Bicara Austin di dalam hati.

"Saya lebih senang dengan sejarah bukan kerana saya mengajar sejarah. Tetapi saya juga mencintai sejarah. Iya kamu bener, tentang sejarah mengajar kita untuk menghadap zaman baru seperti sekarang. Selain itu, di dalam sejarah terdapat banyak rahasia dunia yang kita masih tidak ketahui zaman sekarang." Ujar Austin kelihatan pintar. Walhal dia sebenarnya terpikir bahasnya bersama Nicolas pagi tadi dan ingin aja dia melontar pandangan kepada Nicolas seperti siswanya ini.

"Saya seneng berbahas tentang sejarah bersama bapak. Menurut saya, bapak adalah satu di dalam satu billion penduduk yang berpendapat kayak gini. Saya beruntung kerana mengikut kuliah bapak hari ini." Kathy memuji Austin. Tiba-tiba Austin merasa malu.

"Makasih…." Austin mengucap terima kasih dan memanjangkan ucapannya kerana ingin mengingati nama siswa ini.

"Kathy Griffin. Panggil Kathy aja." Kathy menjawab.

"Okay Kathy. Sampai ketemu kita di kuliah berikutnya." Austin siap mengemas bukunya. Dia sudah siap mahu keluar dari ruangan kuliah. Kathy tersenyum dan mengangguk kepalanya tanda hormat.

***

Keyword:

Sintetis - Bahan bukan alami, gabungan bahan kimia atau bahan plastik menjadi sesuatu yang baru.