Setelah selesai berenang, lebih tepatnya hanya berendam karena Dewa cuma bermain bersama Kafka saja di dalam kolam tanpa berenang juga. Nindi kini menggendong Kafka menuju dapur untuk makan siang. Putranya itu sudah dia mandikan dengan bersih lalu diberi minyak telon sehingga wanginya menguar membuat Nindi betah menciuminya lama-lama.
"Udah wangi ini embul Onty, sini," ajak Cindy pada Kafka.
Kafka cemberut lalu menatap Nindi dengan pandangan berkaca-kaca. "Nanti, Sayang, mam dulu ya, habis itu mimik baru bobok," ujar Nindi mencium pipi Kafka.
"Kenapa?" tanya Cindy pada sahabat sekaligus iparnya itu.
"Mau mimik terus, padahal Bundanya juga harus makan," sahut Dewa yang baru saja memasuki dapur mengikuti Nindi.
"Yah, at," kata Kafka.
"Apa tuh, Nak?" tanya Cindy tidak paham.
"Ayah jahat," ujar Nindi menjelaskan maksud perkataan Kafka.
Hal tersebut sontak membuat Cindy tertawa. Dengan gemas dia berdiri lalu mencium Kafka.