"Gak! Ini pasti mimpi!" Nindi menepuk kuat pipinya tapi terasa sangat sakit.
Tangisnya seketika pecah. Nindi sesenggukan sampai tidak tahu kalau pintu kamar mandi terbuka dan Dewa berdiri di sana dengan pandangan nanar padanya.
"Sayang...." Dewa memegang kedua lengan Nindi dan menatap tubuh istrinya dari ujung kepala sampai kaki memastikan tidak ada yang terluka.
"Kamu jatuh?"
Nindi menggelengkan kepalanya tanpa mau menatap suaminya. Dewa yang merasa ada yang aneh, seketika menggendong Nindi menuju ke arah ranjang.
"Ada yang sakit?" tanya Dewa lembut mengelus pipi Nindi saat perempuan itu sudah ia baringkan di atas kasur.
Nindi menepuk dadanya yang sesak membuat Dewa benar-benar merasa khawatir. Dewa tidak tahu istrinya kenapa dan tiba-tiba menangis seperti itu di kamar mandi.
Suara tangisan Nindi tidak bisa dibilang pelan. Tapi Dewa bersyukur karena Kafka sama sekali tidak terganggu karena itu.