Chereads / DEWA / Chapter 32 - 32. Video

Chapter 32 - 32. Video

"Ini serius?"

Risa mengangguk mantap. "Sebaiknya lo jauhin si Dion itu. Bahaya kalau lo sampai keseret masalah sama sepupu lo yang gila itu."

Aku masih diam. Menerka-nerka apa sebenarnya motif mereka kembali mengusikku. "Tika juga punya video mereka. Di dalam sana terekam dengan jelas semua percakapan Sissy dan Dion. Dion yang sekarang bukan Dion yang kita kenal dulu lagi, Nin. Jangan percaya sama kata-kata manisnya. Niat dia cuma satu. Membuat rumah tangga lo sama Dewa goyah dan hancur."

Perhatianku dan Risa teralihkan ke pintu kamarku yang terbuka. Menyembul kepala Fia, Amel dan Tika.

"Sorry telat. Habis ketilang polisi kita," Fia berkata dongkol.

"Kok bisa?" tanya Risa.

"Tika nih goblok. Main nyerobot aja. Padahal lampu merah. Buta emang."

Tika yang disebut hanya melirik malas ke arah Fia. Dia duduk di sebelahku. Memandangiku lama. Membuatku mencubit lengannya. "Gue benci sama Dion semenjak dia mutusin lo. Dan sekarang rasa benci gue naik level menjadi jijik ke dia."

"Mana videonya? Buruan puter. Penasaran gue dari tadi," ucap Risa memaksa.

"Yeee, sabar dong. Nonton rame-rame lebih seru. Laptop Lo mana, Neng?"

Aku menunjuk meja di depan sofa sudut kamarku. Amel berjalan ke sana mengambil laptop dan duduk bergabung bersama di atas kasurku.

"Geser dong, Fi. Pantat lo lebar banget."

"Kampret lo."

Risa dan Tika tertawa. "Itu pantat kesukaan Vino kalo nungging," ucap Tika. Risa semakin terbahak.

Aku geleng-geleng kepala. Di saat serius seperti ini mereka sempat-sempatnya saling mengejek.

"Buruan puter, Mel!" Seru Risa.

Setelah Amel menyambungkan ponsel Tika dengan laptopku, lalu mengklik tulisan play, video berputar.

Di sana, aku melihat Dion dengan jelas bersama Sissy yang warna rambutnya sudah berubah lagi. Terakhir aku melihatnya berwarna merah. Dan sekarang? Pink ombre. Persis wanita liar di luaran sana.

["Kalau lo gak mau anak ini gue gugurin. Lo harus ikutin permainan gue."]

["Lo benar-benar gila, Sy. Itu juga anak lo! Anak kita!"]

["Gue gak mau tahu. Pokoknya lo harus nurutin semua keinginan gue."]

["Oke-oke. Mau lo apa?"]

["Lo deketin lagi si Nindi. Mantan pacar lo yang tersayang itu. Selingkuh sama dia. Lo permainin dia. Lo nikmatin tubuhnya. Gue gak rela lihat dia hidup bahagia. Dia selalu beruntung. Gue benci. Pokoknya lo harus hancurin dia sehancur-hancurnya. Terserah lo mau apain dia. Bikin gue puas."]

["Lo yakin? Gue boleh berbuat semau gue termasuk nikmatin tubuhnya?"]

Sissy tertawa sinis. ["Tentu. Kalau bisa buat dia hamil anak lo. Gue rela benih lo dibagi-bagi. Asal hati lo tetap milik gue."]

["Gue sayang sama lo."]

["Gue tahu. Kalau gak sayang, gak mungkin lo mau gue ajak selingkuh di belakang Nindi bodoh itu, dulu. Bahkan lo lebih milih gue daripada perempuan itu."]

Dion ikut tertawa jahat. ["Sialnya gue belum sempat menikmati tubuhnya tapi nenek mempercepat pernikahan kita."]

Video usai. Aku menekan dadaku yang terasa sesak. Sesekali menepuk-nepuknya. Dion dan Sissy dari dulu sudah berhubungan di belakangku? Dan aku menjadi pihak terbodoh di sini. Waktu berharga kubuang sia-sia bersama laki-laki bajingan seperti Dion.

Aku terisak. Tika memelukku dengan sayang. "Sstt, lepaskan semua beban di dada lo, Neng. Kita ada buat lo. Tenang aja."

Tika kadang memang memanggilku Neng. Panggilan khusus darinya. Dia memang bar-bar dan terkenal liar. Tapi dia yang paling sensitif jika melihat salah satu di antara kami bersedih. Seperti sekarang. Dia ikut terisak denganku.