Hari demi hari sudah ku lewati dengan suka duka dan masalah yang berat dalam hidup ku. sekarang adalah hari pertama aku masuk ke sekolah menengah pertama. sebenarnya, masalah-masalah yang sebenarnya akan segera terjadi. dan aku akan menjalaninya. aku berjalan santai ke arah gerbang sekolah ku. di sana, aku melihat seseorang yang tak asing bagi ku.
"Meygumi" pekik ku, ia pun menoleh ke arah ku. ia mungkin kaget dengan adanya diri ku disini. aku mengahmpirinya.
"Loh, kamu ko disini Ra? kamu sekolah di sini juga?" tanyanya, aku hanya menyeringainya.
"Kenapa kamu sekolah di sini Ra? padahal kan hasil ujian akhir sekolah kamu termasuk bagus dan tinggi. kenapa kamu gak ambil sekolah favorit aja Ra?" tanyanya, lagi-lagi aku hanya menyengir seperti kuda.
"Sebenarnya, aku gak mau masuk ke sini Mey." jawab ku. ia kemudian memelototi ku dengan sangat dekat membuat aku terkejut.
"Wooo.. kenapa deket banget si? takut jadinya" goda ku yang sebenarnya menahan takut ku sambil menahan wajahnya dengan kedua tangan ku yang sama sekali tidak menyentuh wajah nya.
"Kamu kenapa sekolah di sini Ra? kenapa bisa?" tanyanya memaksa. aku semakin takut dengan kelakuannya itu.
"Ya.. emm aku mau biar supaya deket aja sama temen-temen rumah." jawab ku agak ragu.
"Emangnya siapa aja yang masuk sini?" tanyanya yang kelihatannya ingin sekali supaya masalahnya jelas. aku gugup dibuatnya.
"Amel, Kamu, dan aku denger juga Nisaa masuk sini juga." jawab ku. ia hanya ber-oh ria.
memang kalau dipikir-pikir, aku juga heran kenapa aku bisa masuk ke sekolah ku yang sekarang ini. padahal, ini bukan sekolah yang aku inginkan. aku hanya menerima apapun keputusan Ibu. aku pun tidak tahu. tiba-tiba saja Ibu memberitahu ku kalau minggu depan, aku masuk ke sekolah ini. akupun kaget saat ibu berkata demikian. padahal aku ingin sekali bersekolah di tempat yang ku inginkan. bukan di tempat yang ibu inginkan. dan lebih menyesalnya lagi selain keinginan ku tidak tercapai, hasil ujian sekolah yang terbuang sia-sia, tentu saja aku menyesal tidak satu sekolah dengan orang yang dulu suka pada ku. yang lama-lama aku juga suka. tapi aku hanya sekedar suka dan hanya menganggapnya teman di saat itu. aku tidak berfikir untuk bisa berpacaran. karena, aku masih begitu polos untuk melakukan hubungan berpacaran. sekali lagi, aku sangat menyesal.
"Kamu udah bawa balon?" tanya meygumi sembari membenarkan rok Merah yang ia kenakan. rok itu terasa lucu bagi ku. ia terlihat seperti wanita yang sudah berumur, tidak kelihatan seperti anak lulusan sekolah dasar pada umumnya. aku sedikit menahan tawa melihatnya membenarkan rok nya itu yang mengatung.
"Kenapa kamu ketawa?" tanyanya dengan nada agak sedikit sinis. aku hanya menyengir bagai kuda.
"Gak kenapa-napa mey." jawab ku yang berusaha sekuat tenaga menahan senyum ku. aku teringat sesuatu...
"Oh ya, apa tadi? balon? buat apa balon mey?" tanya ku sembari memegang dagu ku dengan telunjuk.
"Buat ospek lah Ra." jawabnya spontan, aku hanya ber-oh ria.
"Aku baru tau. masalahnya baru kali ini aku ngerasain Ospek." jawab ku dengan begitu polosnya. meygumi memasang muka datar. aku yang menyadarinya langsung menyengirinya lagi.
"Iyalah Ra! kita kan baru sekali ini ngerasain namanya ospek. lagian kamu ada-ada aja masa gitu aja ga tau. ga pernah nonton tv apa?" ucapnya ngegas.
"Engga." jawab ku masih dengan nada polos. terlihat wajah yang berubah bersemu menjadi merah. ku rasa, aku telah membuat meygumi marah.
"Maaf ya." gumam ku sembari tersenyum manis. terihat wajah yang mulai menyurut. aku rasa, ia tidak bisa marah dengan ku. kemudian ia langsung berbalik badan membelakangi ku.
"Udahlah gausah di bahas." Jawabnya. aku hanya tersenyum ringan melihat tingkah meygumi yang masih saja seperti dulu. tidak bisa di goda. pasti selalu saja malu menyertai.