"Iya gak papa Ra.. aku juga salah ko tadi main ngagetin kamu aja." Meygumi, aku hanya tertawa kecil tidak enak dengan meygumi. Aku baru teringat sesuatu..
"Oh ya. kamu di kelas mana? aku liat nama kamu gak ada di kelas ini." tanya ku bingung. terlihat tatapan yang sayu dari matanya. aku terhipnotis seketika melihatnya.
"Aku di kelas 7-6 Ra. baik-baik yaa di sini sendiri." jawabnya. aku hanya diam setelah mendengar jawaban dari Meygumi. yah mungkin selepas jam pelajaran berakhir, setidaknya kami masih bisa untuk bermain bersama. lagi pula kan masih bisa berteman dengan yang lainnya.
"Oh ya, Nisaa mana?" tanya meygumi. aku hanya menaikkan kedua bahu ku. tidak bisa berkata apapun lagi. aku benar-benar sendiri untuk sementara waktu ini. dan aku juga tidak terlalu mahir dalam bersosialisasi. apa aku bisa mempunyai banyak teman di kelas baru ku ini? entahlah~
"Kamu diam aja Ra dari tadi. kamu kenapa?" Tanya meygumi dengan nada bingung. lagi-lagi aku hanya tertawa kecil. sebenarnya aku bingung harus menjawab apa. karena saat ini, mood ku sedang tidak baik-baik saja.
"Yaudah aku ke kelas ya. duluan." pamit meygumi. aku hanya melambaikan tangan kanan ku ke kiri dan ke kanan. kenapa mood ku menjadi buruk sekali saat ini? aku kenapa sebenarnya.
aku memasuki kelas baru ku. aku duduk di barisan yang sama dengan sebelumnya. kebetulan aku mendapatkan kelas yang sama dengan gugus ku sebelumnya. pas sesuai urutan. aku pun duduk di tempat yang sama. aku hanya diam memandangi tas ku yang barusan ku taruh di atas meja ku. kemudian terlihat Nisaa baru saja datang dari luar. ia kemudian menghampiri ku.
"Hay ra. kita sekelas lagi ya." Jawabnya yang nampaknya kegirangan. aku hanya tersenyum paksa tak enak dengannya. Nisaa pun segera duduk di samping ku. aku hanya diam tak bergeming sama sekali. ku rasakan hawa sekitar ku yang nampang panas sekali. mungkin karena terik dan tidak ada AC di ruangan ini ditambah dengan murid yang berdesakkan dan sumpek sekali. tapi panas yang ini beda. aku merasakan bentrokan antara energi suhu tubuh ku dan energi yang lain dari arah belakang ku. persekian detik aku merasakan kejanggalan. 2 detik dingin, 2 detik panas. dan semua energi dari mereka berbenturan membuat sensasi yang menurut ku agak ekstrim. aku sangat takut dengan keadaan yang mencekam ini. baru pertama aku bisa merasakan benturan energi semacam ini. apa mereka semua merasakannya juga? atau hanya aku saja yang bisa merasakannya? entahlah, aku tidak berani bertanya. aku takut dibilang anak yang aneh. aku tidak mau diri ku yang aneh ini merusak hari-hari ku nanti di sekolah. aku ingin memberitahukannya. namun pada siapa aku harus mengadu?
"Ra kamu coba baca buku ini deh." Nisaa memperlihatkan buku tepat di hadapan ku. aku tidak mood sama sekali karena energi yang aku alami ini sangatlah aneh. dan tidak hanya sebentar, energi ini berlangsung cukup lama hingga sekarang.
"Ra kamu dengar gak sih yang aku omong?" tanya Nisaa dengan nada yang agak sedikit naik. mungkin ia mulai merasa kesal dengan ku. aku tidak memperdulikannya. aku hanya menatap ke arah papan tulis saja. tubuh ku menjadi panas dingin, mata ku sangat perih, telinga ku menjadi panas sekali, kepala dan punggung ku terasa berat. aku hanya bisa menahannya. aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. aku hanya diam. pandangan ku gelap sekali. tidak ada yang bisa aku lakukan lagi. tepat di hadapan ku saat ini, ada sesosok makhluk yang aku sendiri tidak tahu apa. aku hanya bisa diam mematung, aku fokus menatap makhluk tanpa sebelah kaki itu. aku bingung, kenapa dia bisa berdiri hanya dengan menggunakan satu kaki saja? aku terus menatapnya tajam. namun perlahan ia mulai memudar. aku ingin sekali bertanya kepadanya, namun ia perlahan pudar, dan pergi entah kemana. ingin sekali ku menahannya. namun terlambat.
"DOORR!!" Nisaa rupanya mencoba untuk mengejutkan ku. tapi aku sama sekali tidak terkejut. aku hanya diam. tangan ku sangat panas. membuat Nisaa berteriak sedikiti.
"Awws.." teriak Nisaa lirih. ia merasakan panas dari bahu ku. aku tidak tahu dan tidak ingin tahu apa yang terjadi dengan Nisaa selanjutnya. aku hanya fokus dengan sesuatu yang tadi ada di hadapan ku. sekarang entah kemana? sekarang ia hilang. namun, rasa penasaran ku belum hilang begitu saja. aku masih sangat penasaran dengan makhluk seperti apa dia sebenarnya.
"Ra..ra.. sadar ra."